“Kemarin bisa mengalahkannya, hari ini pasti lebih mudah,” kata Lu Li dengan penuh percaya diri.
Sesame Filling Tangyuan diam-diam merenung.
Jujur saja, dia sama sekali tidak menganggap serius Unit Tentara Bayaran Xinxin ini.
Unit tentara bayaran tidak bisa di-upgrade, jumlah personelnya pun terbatas. Orang yang waras pasti tahu harus memilih antara Serikat Pekerja atau unit tentara bayaran.
Game untuk semua kalangan ini akan menghadirkan pertempuran besar-besaran dengan puluhan ribu pemain, bukan lagi ratusan atau ribuan seperti masa lalu. Dengan basis populasi pemain yang luar biasa besar, pertempuran skala sepuluh ribu orang sudah menjadi keniscayaan.
Organisasi lain bisa mengerahkan puluhan ribu orang, sementara unit tentara bayaranmu bahkan tidak bisa membuat riak sekecil apa pun.
Mana ada remaja yang tidak punya ambisi? Zhi Ma Xian Er Tang Yuan juga ingin mendominasi di dalam game.
Hanya saja, karena dia berasal dari Surga Ketujuh, tidak ada serikat pekerja yang menawarkan tawaran padanya.
Serikat kecil tidak berani menantang, serikat besar memiliki pertimbangan. Mereka harus memikirkan konsekuensi melawan Surga Ketujuh. Untuk sekadar merekrut seorang yang disebut jagoan, saling menghabiskan kekuatan hanya akan menguntungkan para pelaku lainnya.
Unit Tentara Bayaran Xinxin adalah yang pertama mengajaknya bergabung.
Jika bukan karena Biru Muda Laut Angin yang dijuluki MT nomor satu di "Fajar", seseorang yang telah beberapa kali mendapatkan Pembunuhan Pertama, mungkin Zhi Ma Xian Er Tang Yuan akan mengira unit tentara bayaran ini bertingkah konyol berani mengajaknya.
Sekarang, Lu Li bahkan berani mengajaknya bertarung melawan Sarang Tawon demi menghilangkan keraguannya.
Tiba-tiba dia merasakan bahwa orang-orang ini benar-benar menghargainya. Sepertinya bergabung juga merupakan pilihan yang tidak buruk.
"Bagus, aku akan bergabung dengan unit tentara bayaran, hanya saja malam nanti..."
"Zhimaxian'er Tangyuan, mulai sekarang kami akan memanggilmu Tangyuan. Untuk PK malam ini kamu tidak perlu khawatir, aku punya kendali." Kemarin saat belum mengetahui informasi tentang Sarang Tawon, Lu Li saja bisa mengalahkan mereka. Hari ini setelah mempelajari 70-80% latar belakang lawan, jika masih kalah, berarti Lu Li tidak layak disebut sebagai yang terlahir kembali.
Kepercayaan diri ini menular ke Zhimaxian'er Tangyuan. Perlahan dia mulai tenang, bahkan sempat berminat melihat Piao Ling dan Biru Muda Laut Angin berdebat.
"Sudah selesaikan kalian berdebat?" Lu Li menyela mereka.
"Dia atau aku!" teriak Biru Muda Laut Angin.
"Orang bilang saudara seperti tangan, wanita seperti baju. Kenapa kamu begitu sulit menerima ini?" Lu Li berpikir tidak boleh membiarkan mereka terus bertengkar seperti ini, terlalu membuang-buang waktu. Dia buru-buru ingin menyelesaikan tugas perubahan pekerjaan, mengingat sekarang sudah banyak pemain yang mulai mengambil misi perubahan kelas.
"Bangsat, kau bicara seenaknya saja. Ini sudah baju ketujuh! Sejak kecil, orang ini sudah merampas tujuh bajuku. Kau bisa bayangkan perasaan ini? Setiap kali selalu begini." Biru Muda Laut Angin dipenuhi kepahitan tanpa alasan.
"Ehem... Tidak bisa." Lu Li seketika kebuntuan dalam berargumen.
"Itu karena wajahmu jelek. Dengan tampang begini masih mau cari baju? Huh, kalau kau punya sepersepuluh ketampananku, takkan sampai terpuruk begini. Cewek yang kabur setelah ketawa dua kali saja kau mau. Feng Shao, otaknya ada nggak sih?" Sindiran pedas Piao Ling disertai kelincahan lidah membuat wajah Biru Muda Laut Angin memerah.
Sebenarnya dia tahu dirinya sedang mengada-ada, tapi di dalam hati tetap tak bisa menerima.
Sebenarnya Biru Muda Laut Angin cukup tampan, tapi tak mampu menyaingi cahaya menyilaukan dari orang di sisinya. Sejak kecil, dia selalu hidup dalam Bayangan Piao Ling. Setiap gadis yang dekat dengannya langsung kehilangan akal begitu melihat Piao Ling.
"Agar hidup di kehidupan ini bisa normal, dia juga pernah berpikir untuk memutuskan persahabatan dengan anggota ini. Tapi orang ini seperti permen karet yang lengket, dari TK, SD, SMP sampai kuliah, bahkan saat main game pun harus bersamaku."
"Sudah, kita bahas ini nanti saja, Feng Shao." Lu Li mengikuti sebutan Piao Ling dan mengganti panggilannya: "Suatu hari nanti kamu pasti akan menemukan Sang Dewi sejatimu yang tahan melalui ujian dan setia hanya padamu."
Mungkin... mungkin ada...
Biru Muda Laut Angin tidak bisa berkata apa-apa lagi. Melanjutkan perdebatan ini hanya akan membuatnya menjadi bahan tertawaan.
"Mari kita bahas masalah kompensasi. Berapa gaji per bulan?" Piao Ling yang belum memiliki hubungan persahabatan sedalam kehidupan sebelumnya dengan Lu Li, menangani urusan secara profesional.
"Tidak ada gaji tetap. Tapi untuk peralatan, kelompok akan membagikannya secara adil - diberikan ke yang membutuhkan. Yang tidak terpakai bisa dijual, lalu uangnya dibagi rata." Lu Li menjelaskan dengan jujur.
"Feng Shao bangsat, ternyata kalian cuma tim abal-abal. Aku kira tim yang bisa dapet First Kill berkali-kali itu keren." Piao Ling menoleh memaki Biru Muda Laut Angin yang sedang kesal dan mengabaikannya.
"Jika kamu punya saran di bidang ini, boleh bantu kami kembangkan." Lu Li berkata dengan tulus, menyadari nilai orang di hadapannya.
"Aku kira saudaraku yang jadi pemimpin tim." Piao Ling bergumam.
Siapa pun bisa merasakan bahwa inti unit tentara bayaran ini hanya satu: Lu Li.
"Dia memang pemimpin tim. Aku jarang urus administrasi, lebih sering bertindak sendiri." Lu Li menjelaskan, "Hasil dungeon cuma kusimpan material langka, sisanya dibagi rata."
"Untuk apa menyimpan material langka?" Piao Ling terkejut.
"Nanti bikin peralatan pasti butuh benda ini. Sekarang dikumpulin buat jaga-jaga." Kata Lu Li.
“Kalian sudah menyimpan berapa banyak material langka.” Piao Ling awalnya mengira serikat tentara bayaran ini tidak menarik, tapi setelah mendengar Lu Li sudah mulai menimbun material langka sejak sekarang, barulah dia merasa anggota-anggota ini belum tentu semuanya bodoh.
"Total dua puluh tujuh material langka, berbagai jenis ada, belum pernah dijual sama sekali." Lu Li sendiri menggunakan beberapa material langka itu setelah berkoordinasi dengan semua anggota tim.
Dua puluh tujuh!
Angka ini membuat Piao Ling terpana.
Tidak semua BOSS mengeluarkan material langka, BOSS Liar lebih banyak mengeluarkan, tapi BOSS Liar juga sulit direbut.
Serikat besar pun belum tentu memiliki sebanyak ini.
"Tunggu, semua material itu milik Lu Li, tidak ada hubungannya denganku." Biru Muda Laut Angin menyela.
"Aku sudah bilang ini milik bersama." Lu Li tidak pernah berniat menelan sendiri. Dia sudah merasa beruntung bisa mengambil bahan yang dibutuhkannya dari persediaan, meski dia menguasai panduan dungeon, tapi sangat sedikit BOSS yang bisa disolo.
Tim yang solid, persahabatan sangat penting, keseimbangan kepentingan juga tidak boleh terlalu timpang.
"Ini juga tidak ada hubungannya dengan kami." Hua Di Li Qing yang tak menyukai Piao Ling sengaja bersikap kontra: "Semua dungeon ini bisa ditaklukkan berkat Lu Li. Kami sudah dapat equipment dan EXP, kalau ambil material juga jadi merasa bersalah."
Piao Ling sama sekali tidak terlihat bersalah, malah berkata dengan semangat: "Kalau dungeon bisa ditaklukkan karena Lu Li, apakah berarti kamu sangat ahli masuk dungeon?"
"Kak Lu Li yang terhebat! Tidak ada dungeon yang bisa menghentikan kita!" Can Meng langsung membuktikan untuk Lu Li.
"Kalau bisa menaklukkan dungeon masih ada prospeknya. Tapi sistem pembagian kalau terlalu tidak ilmiah, juga tidak menguntungkan untuk menghasilkan uang." Piao Ling mengusap dagunya, "Jangan lihat aku seperti ini, ini bukan soal kerakusan, tapi kalian belum melihat peluang di depan mata."
"Lagi-lagi sok." Biru Muda Laut Angin mencibirkan bibir dengan ekspresi menghina.
“Game untuk semua kalangan paham tidak? Kesempatan menghasilkan uang dalam game semakin banyak. Mekanisme yang rasional dapat mengoptimalkan produktivitas organisasi secara maksimal, tapi kalian masih berada di tahap pembagian rata-rata.” Piao Ling berbicara dengan gaya sastra.
Biru Muda Laut Angin diam. Dia juga pernah mengatakan pembagian rata-rata tidak baik, namun saat benar-benar harus merancang sistem distribusi, dia sebenarnya tidak mampu.
