Ledakan terjadi di altar. Rangkaian gelombang menghempas Thrall, Lu Li, dan hewan peliharaan serigala putih Thrall.
Mungkin karena dia adalah elf kuno, template properti Thrall sangat mengerikan - memiliki dual profesi sebagai pemburu dan pengendali sihir. Kemampuan anti-Pusing-nya juga sangat kuat. Saat Lu Li masih pusing, dia sudah melompat bangun.
Rhein Sak menyambar busur panjang di punggungnya, langsung melepaskan panah. Bersamaan dengan itu, hewan peliharaannya serigala putih menyerbu ke arah Lu Li.
"Geger sebesar itu di atas, orang-orang di bawah altar tentu tidak mungkin sama sekali tidak tahu," dalam hati Komandan Rumeng Sihuan mengumpat habis-habisan, namun secara verbal tetap memberi dorongan semangat, "Beresik apa? Paling-paling cuma beberapa pencuri yang nekat naik. Masa iya takut mereka bisa mengalahkan BOSS?"
Yang lain berpikir sejenak, memang benar. Altar ini hanya memiliki satu jalan akses. Di pihak mereka yang sedang bertarung habis-habisan, mustahil mengerahkan banyak orang. Belum lagi ada tidaknya penyembuh masih sulit dipastikan. Hampir mustahil menguras HP BOSS dalam jangka pendek.
Tinggal puluhan monster lagi yang harus dibersihkan. Nanti juga para pelaku di atas hanya akan menjadi tukang kebun yang memetik buah keringat kita.
"Kupikir pihak mereka juga sudah sampai tahap mata merah kepanasan, baru melakukan Perjuangan Sekarat." Melepaskan kecemasan dalam hati, ternyata ada yang mulai bercanda.
"Kecerdasan pemain Kubu Terang, benar-benar membuatku sampai berdarah. Mereka lebih baik menyerang saat kita sedang melawan BOSS untuk mengacau." Para pelaku lainnya serempak menambahkan, bersikap santai sepenuhnya tanpa kecemasan.
Ru Meng Sihuan agak menyesal, seharusnya tidak berbicara terlalu absolut. Bagaimana jika...
Lu Li di altar adalah "bagaimana jika" itu. Dia memasuki Bayangan Malam sebelum panah menyentuh tubuh, berhasil menghalau serangan ini.
Untung bisa menghalau. Panah menghujam dinding batu altar di belakang, meninggalkan lapisan es putih yang luas. Nima, rupanya masih menyimpan trik kotor.
Akhirnya serigala putih pemburu tidak jadi menerjang. Pengikut Druid berubah ke wujud asli, mengangkat tangan langsung menjeratnya dengan sulur. Setidaknya 2-3 detik kita tidak perlu khawatir gangguan benda ini.
Rencana baru saja disusun, Lu Li segera memerintahkan Druid untuk berputar perlahan melewati gelombang besar pemain dan naik ke atas. Awalnya mereka sudah siap gagal, tapi mungkin karena tak ada yang menyangka trik ini atau berkat sedikit keberuntungan, makhluk itu benar-benar berhasil merangkak naik.
Druid adalah profesi dengan banyak skill pengikat seperti sulur, hembusan angin, dan jalur berlumpur. Semua ini bisa membantu Lu Li membatasi pergerakan hewan peliharaan Rainsack.
Dengan bergabungnya pengikut Druid elit sebagai pasukan segar, beban Lu Li jauh berkurang.
Dia menyelinap ke sisi Rainsack dan melancarkan serangan Shadowstrike.
Sistem: Skill Shadowstrike tercapai 95%, memberikan damage skill 300%, target mengalami pusing selama 1 detik.
Dia tak kuasa memberi diri sendiri acungan jempol. Dalam kondisi terburu-buru seperti ini bisa menghasilkan damage 300% plus pusing 1 detik yang langka, benar-benar seperti hujan yang tepat waktu.
Damage agak menyedihkan, 300% hanya membuat Renekton kehilangan 120 HP. Untungnya, orang ini cuma punya 3000 HP.
Ya, lebih sedikit dari HP elite monster.
Lu Li mengamati dengan teliti, di panel statistik yang dapat diamati lawan terdapat status debuff yang tidak terlalu jelas.
Kutukan Melemah: Pengkhianat harus menerima hukuman. Atas nama Dewi Bulan, mengurangi 99% semua sifat Renekton.
Kutukan yang sangat sakti, pantas menyandang nama Dewi Bulan.
Konon Dewi Bulan sangat menyayangi burung gagak peliharaannya. Setelah semi-dewa gagak Evan jatuh, beliau sendiri mengumpulkan bulunya dan menghidupkannya kembali dari Sumur Bulan.
Renekton yang malang, sang pengkhianat ini hanya bisa menyambut maut dalam kondisi melemah.
Meski dikurangi 99%, Renekton masih bisa menyebabkan kerusakan tiga digit pada Lu Li. Sedikit lengah mungkin langsung terbunuh.
Dan dia bukan sekadar pemburu, saat menerima serangan jarak dekat, dia juga bisa menggunakan mantra.
Untungnya Lu Li memiliki Tudung Bayangan dan bisa melakukan serangan tendangan, kalau tidak pasti akan sangat merepotkan.
Lu Li yakin bisa membunuh Rayne, tapi dia harus menyelesaikan pembunuhan sebelum orang-orang di bawah naik, kalau tidak dia akan menghadapi bukan hanya BOSS yang melemah, melainkan sekumpulan pemain kubu musuh yang marah.
Tiga ribu tetes darah, Lu Li hanya membutuhkan waktu kurang dari satu menit untuk membunuh Rayne. Hewan peliharaannya terus diganggu oleh pengikut Druid, kalau tidak Lu Li mungkin tidak akan berhasil.
Kumpulkan!
Lu Li sudah melihat siluman pemain Ibu Kota Kejayaan, mengambil barang yang di-drop, lalu segera melemparkan mantra pengumpulan ke mayat di tanah.
Game tidak mungkin benar-benar sama dengan realitas. Kepala Reinsak tentu tidak bisa diambil pemain dengan memotong langsung menggunakan pisau. Herbalisme, menebang pohon, menambang, menguliti... Semua skill kehidupan tipe pengumpulan bisa mendapatkan benda tugas.
Gagal mengumpulkan...
Ekspresi Lu Li berubah drastis. Seribu perhitungan, sepuluh ribu rencana, tapi satu hal terlewat.
Di kehidupan sebelumnya, skill mengumpulamkannya sudah sangat tinggi. Tapi sekarang, bahkan herbalisme yang paling sering dilatih pun baru level menengah.
"Sudah lebih dari 20 peta yang gagal. Ternyata misi ada batas waktunya. Aku estimasi ulang hanya peta kita yang masih ada harapan. Untung ada yang lebih duluan naik." Rumeng Sihuan tersenyum lebar.
"Kak Huan, Kak Huan..." Orang di sampingnya mendorongnya, nada suaranya agak aneh.
Anak buah zaman sekarang benar-benar tidak beretika. Bukannya memuji "semua berkat komando Kak Huan yang hebat" atau semacamnya.
“Huan Ge, BOSS terbunuh!” Beberapa pemain berteriak bersama, akhirnya menyadarkan Ru Meng Si Huan dari khayalan indahnya tentang promosi jabatan, kenaikan gaji, menjadi GM, menjabat CEO, dan menikahi wanita cantik kaya. Seketika tangan kakinya terasa dingin.
Kenapa!
Kenapa!
Sruukk!
Ru Meng Si Huan menghilang seketika.
“Huan Ge, Huan Ge...” Anak buah di sampingnya tampak polos, “Bukan aku yang melakukan, Huan Ge tiba-tiba menghilang.”
“Dia log out, siapa yang mau telepon? Huan Ge terlalu tertekan, jangan sampai...” Jangan sampai dia mati karena amarah, ucapan seperti itu akan sangat merusak semangat.
“Lalu bagaimana?”
Ratusan orang saling pandang bingung. Komandan mereka tertekan hingga ditendang Sistem, BOSS pun sudah terbunuh. Setengah hari mereka bekerja keras, hasilnya malah menguntungkan orang lain.
“Hajar si brengsek itu!” Seseorang tak dikenal berteriak, ratusan orang serempak menyerbu Lu Li.
Lu Li berkeringat deras, tangannya mulai gemetar.
Empat puluh yard, hanya dua kesempatan.
Mengumpulkan!
Gagal mengumpulkan!
Setelah segala perhitungan, tetap kalah selangkah. Apakah akan gagal di saat-saat terakhir?
Melarikan diri dari tangan mereka sebenarnya bukan masalah, tapi jika pergi, meski mereka tidak bisa menggunakan mayat Rennsark untuk menyelesaikan tugas, selama mayat itu dihancurkan, misinya tetap gagal.
Ratusan orang menyerbu, suasana sebenarnya cukup menggemparkan. Mereka yang memiliki jangkauan serangan jauh sudah mulai mengeluarkan senjata.
Tidak rela!
Lu Li melirik mereka dengan tatapan tajam, bersiap mengaktifkan kemampuan menghilang.
Tunggu!
Tiba-tiba ia teringat sesuatu.
Ah, betapa bodohnya dirinya! Dengan cepat Lu Li mengganti senjata utamanya, sementara itu memberikan perintah pada pengikut Druid-nya.
Pengikut Druid yang menganggap kepatuhan sebagai tugas surgawi tanpa ragu berdiri di antara Lu Li dan pemain Ibu Kota Kejayaan, menghadapi berbagai serangan yang menyelimuti langit dan bumi.
