Sambil menggerutu tentang nilai PK yang menyebalkan, Lu Li terus mencari target menguntungkan.
Desa Jipi memiliki area yang sangat luas, monster yang banyak dengan respawn cepat, serta bisa menghasilkan beberapa resep alkimia - inilah alasan Jinyiwei ingin memonopoli wilayah ini.
Kini, justru luasnya area dan banyaknya monster menjadi mimpi buruk Jinyiwei.
Pencuri itu, gerakannya seperti hantu yang tak bisa dilacak.
"Sialan, yang ketujuh! Ah Liang juga terbunuh. Bajingan ini sengaja membunuh yang punya peralatan bagus, sungguh tidak tahu malu!" Pemain Jinyiwei mengamuk tapi tak menemukan sasaran kemarahan.
"Kalian ini dibesarkan makan tai ya? Ratusan orang takut sama satu pencuri! Korban yang mati - siapa sebenarnya yang membunuh kalian?"
"Sama sekali tidak muncul nama. Aku curiga dia punya alat khusus, jangan-jangan ini Lu Li..."
“Lu Li? Kita saja yang tidak mencari masalah dengannya, dia malah berani muncul!”
Lu Li tentu tidak tahu apa yang mereka gumamkan, bahkan jika tahu pun tak akan peduli. Ia tengah menyelami kenikmatan pembunuhan, di tangannya baru saja diambil perlengkapan pemburu.
Nilai PK sembilan, sepuluh nanti berhenti.
Pasti berhenti, pasti berhenti...
Tak disadari saat nilai PK-nya baru mencapai lima, ia juga bersumpah akan berhenti.
"Lu Li, ketemu orang Paviliun Hujan Ringan, haha, hokiku bagus kan." Tawa khas Wei Lan Hai Feng seperti sihir masuk ke otak, akhirnya menyadarkan Lu Li dari pembunuhan.
"Oh." Lu Li mempercepat kecepatan, tiga dua kali membunuh musuh di depannya, meraih perlengkapan lalu langsung mengaktifkan Langkah Angin, kabur dari serangan sekelompok karakter jarak jauh.
“Peluk erat Paviliun Hujan Ringan pelindung kuat, wahai pemuda, tugas perubahan pekerjaanmu tidak masalah, peta itu cuma BOSS akhir yang sulit, denganmu sebagai MT nomor satu, BOSS secabang apapun tetap jadi santapan.” Lu Li mengabaikan beberapa patah kata.
Membuka panel sifat karakternya, terpampang jelas poin PK 14.
Masih sama seperti kehidupan sebelumnya, seolah dalam hati Lu Li menyusup seorang Setan, merayunya kecanduan kenikmatan pembunuhan ini, tak bisa waras.
Dia sempat mencurigai adanya penyakit dalam hatinya.
Tapi ingat orang-orang Moonlight, sepertinya mereka lebih parah sakitnya daripada dirinya.
Di Daftar Kejayaan yang disebut-sebut itu, poin kejayaan mereka sudah mencapai 1700-an, sementara di daftar PK baru, juga banyak orang yang peringkatnya di atas Lu Li.
Lebih baik pulang latihan skill kehidupan saja.
“Guang Guang, sedang apa?” Lu Li menyewa sebuah laboratorium, mulai membuat "Dunia Begitu Luas". Tekniknya tinggal beberapa poin lagi bisa naik ke level menengah (80), jarak menuju bom bodoh semakin dekat.
“Membunuh.” Hanya Moonlight yang bisa menyebutkan hal keji seperti pembunuhan dengan sesantai itu di antara orang-orang yang Lu Li kenal.
“Pengaturan PK sudah diubah, kamu masih mau membunuh?” Lu Li yang sedang bosan ini sengaja mengajak Moonlight mengobrol, sebenarnya dia sangat penasaran dengan kondisi mental Moonlight saat membunuh.
“Nilai PK-ku nol sama sekali, takut apa?” Moonlight tidak ambil pusing.
“Jangan-jangan kamu sedang PK di Lembah Warsong?” Baru teringat oleh Lu Li, di game ada beberapa peta PVP yang khusus dirancang untuk maniak PK, membunuh di peta itu tidak menaikkan nilai PK.
“Kenapa, kamu dapat nilai PK?” tanya Moonlight.
“Iya, 14 poin. Baru saja ada yang membersihkan area, kubunuh belasan orang.” Lu Li menghela nafas.
“Bukankah itu mudah, pergi ke papan tugas tentara bayaran ambil beberapa tugas, setelah selesai PK hilang. Dengan kemampuanmu, pasti bisa memburu siapa pun yang ada di daftar buronan?” Moonlight tidak mengerti keraguan Lu Li.
“Bukan masalah PK, pernahkah kamu merasakan semacam kenikmatan saat membunuh, keinginan untuk terus membunuh secara gila-gilaan?” tanya Lu Li.
“Tentu ada. Kalau tidak ada kenikmatan ngapain membunuh? Bermain game ya untuk bersenang-senang!” Moonlight berkata kesal, “Aku tidak bisa ngobrol lagi, ada kelompok yang mendekat. Aku ingin coba berapa banyak yang bisa dibunuh dengan satu Whirlwind.”
“Kalau ada waktu, selesaikan tugas perubahan pekerjaanmu,” tambah Lu Li buru-buru.
“Tidak perlu repot-repot. Dua ribu poin kejayaan bisa membeli gulungan perubahan pekerjaan. Mengerjakan tugas itu terlalu merepotkan,” jawab Moonlight dingin.
“Baiklah... dadah...” Benar-benar seorang Maniak PK yang polos.
Bermain game ya untuk bersenang-senang!
Lu Li merenungkan kalimat itu, perasaan agak rumit yang tidak bisa diungkapkan.
Sebenarnya dia juga ingin hidup bebas, tapi urusan adik perempuan selalu menjadi beban di hatinya. Selain itu, dia harus memikirkan masa depan, ingin membuat adiknya hidup seperti keluarga kaya.
Karena itu dia mengingatkan diri sendiri: "Kamu ini pemain profesional, lebih baik jangan berselisih dengan orang lain kalau bisa dihindari."
Namun kenyataannya, orang lain tidak menjadi baik karena dia mengalah. Ada hal-hal yang tidak bisa ditoleransi, seperti saat orang lain memonopoli area permainan dan menyuruhnya pergi dengan hina. Perasaan ini benar-benar menyebalkan.
Padahal dia kan terlahir kembali!
Di kehidupan sebelumnya saja tidak pernah sepengecut ini, kenapa setelah terlahir kembali malah jadi takut-takut?
Sepanjang sore Lu Li berkutat di laboratorium melatih teknik. Dari awal yang kacau balau sampai beberapa barang rusak, perlahan hatinya kembali tenang. Di periode ini, Biru Muda Laut Angin dan 15 pemain lain menyelesaikan tugas perubahan pekerjaan, menciptakan sensasi yang sangat besar.
Kasus Lu Li berbeda, hanya dia satu-satunya yang sukses melakukan perubahan pekerjaan, dan dia juga menyamar nama.
Enam belas orang menyelesaikan misi secara kolektif, ini merupakan pencapaian yang luar biasa.
Seluruh tugas perubahan pekerjaan anggota tim tetap lainnya gagal, meski ada arahan jarak jauh dari Lu Li tetap tidak berguna.
Kenyataannya, Biru Muda Laut Angin juga nyaris gagal menyelesaikan tugas. Konon Kubu Terang awalnya memiliki 200-300 anggota, setelah bertempur dengan pemain kubu jahat separuh lebih tewas, akhirnya 100-an orang melawan BOSS hanya tersisa 16 pemain yang berhasil.
Pengalaman mereka jauh lebih sedikit. Jarak level Biru Muda Laut Angin dengan Lu Li awalnya tidak terlalu jauh, setelah menyelesaikan tugas perubahan pekerjaan malah tertinggal satu level penuh.
Meski tugas perubahan pekerjaan bisa diambil sejak level lima belas, peluang lolos yang realistis baru ada di level dua puluh.
Level dua puluh ke atas barulah tahap peralihan massal pemain.
Malam harinya, Lu Li menantang Sarang Tawon.
Melihat level Lu Li, Sarang Tawon terkejut.
"Kamu ternyata sudah level dua puluh!"
“Hmm.” Lu Li melihat lawannya, level 18, benar-benar terlampau kalah.
“Aku sudah kerja keras seharian dengan satu tim belasan orang dari pagi sampai sekarang, cuma naik satu level. Kamu langsung mencapai level 20! Curang ya?!”
“Silakan laporkan ke Sistem untuk dicek.” Lu Li tidak memberi konfirmasi. Apa dia harus minta maaf karena levelnya naik cepat?
“Yang pertama berhasil melakukan job change adalah kamu kan?” Sarang Tawon berhenti bertarung, duduk lesu di tanah. Ini pertanda menyerah khas - di arena pertarungan tidak harus sampai ada yang mati untuk menentukan pemenang.
“Betul.” Lu Li menyimpan pisau belatinya.
“Dapat skill sebagai hadiah?”
“Ya.” Lu Li juga ikut duduk.
“Keren nggak?”
“Langkah Angin...”
“Sialan!”
Kesempatan menang sudah tipis sejak awal, apalagi sekarang Lu Li punya Langkah Angin. Pertarungan ini sama sekali tidak seimbang.
“Berapa skill point yang didapat?”
“Lumayan banyak.” Lu Li tidak begitu jujur. Tidak semua hal perlu diberitahukan.
Skill tidak masalah, cepat atau lambat akan terlihat. Pertumbuhan kekuatan tak terlihat seperti skill point sama sekali tidak bisa diketahui orang lain.
