Dia menggerakkan kepalanya yang besar, sepasang mata sapi menyapu ke segala arah, akhirnya mengangkat tongkat kayu besar (Totem) di tangannya dan menyapu sekeliling, hasilnya tetap mudah - cara seperti ini mustahil menemukan si kerdil di dekat kakinya.
28 koin emas, siapa bilang tidak berharga?
Lu Li mengenakan penutup wajah biasa, mengaktifkan fungsi rekam, memutuskan untuk mengunggah video perjalanannya melewati lautan bangsa orc ke forum sebagai "iklan" untuk item "Dunia Begitu Luas"-nya.
Efek iklan ini benar-benar dahsyat.
Setidaknya di permukaan, setelah menyusut, monster level 20-30 bahkan 40-50 sama sekali mengabaikannya.
Tentu saja, jika ada yang membeli "Dunia Begitu Luas"-nya lalu mencoba hal serupa di sini, pasti akan mati mengenaskan karena Lu Li masih mendapat efek gulungan perkamen penyamaran.
Setelah melewati pertahanan Klan Warsong dengan napas tertahan, terbentanglah Tanah Tandus yang luas di hadapannya.
Sesuai namanya, Tanah Tandus sangatlah sunyi, dipenuhi batu dan pasir. Namun karena jaringan transportasinya yang menjalar ke segala penjuru - barat hingga Gunung Batu Cakar, timur ke Durotar, sisi barat daya terdapat padang rumput dan mesa Mulgore, sedangkan sisi tenggara adalah rawa-rawa Dustwallow Marsh - menjadikannya wilayah strategis yang diperebutkan di Kalimdor.
Tempat yang ditujunya berada di pusat peta, simpul semua jalur transportasi utama - Pos Persimpangan.
Kubu Jahat menyebar dari Pos Persimpangan sebagai pusat radiasi, menguasai sebagian besar wilayah.
Kubu Terang hanya memiliki beberapa markas berpindah dan pos pengawas kecil, tidak mampu menyediakan layanan teleportasi. Jika tidak, Lu Li tak perlu repot menembus Lembah Warsong.
Sekadar tambahan, dungeon berikutnya yang akan dibuka Lu Li dan kawan-kawan - Gua Rintihan - terletak di peta ini. Di luar dungeon tersebut terdapat oasis penghasil ikan bermutasi yang termasyhur di seluruh benua.
Lu Li pernah memancing di sini pada kehidupan sebelumnya, dan juga terlibat dalam berbagai pertarungan sengit di area ini. Karena itu, dia sangat familiar dengan topografi wilayah ini. Dengan cepat dia menyelinap mendekati Pos Pengawas Persimpangan - meski disebut "pos", nyatanya tak berbeda dengan kota biasa.
Barang yang dicari Lu Li berada di menara lonceng pusat kota.
Tanpa gulungan perkamen ini, meski diberi sepuluh nyali sekalipun, dia takkan berani mendekati menara lonceng.
Beberapa pemain kubu jahat melewati sisi Lu Li sambil tertawa riang, tak menyadari di dekat mereka bersembunyi seorang Pencuri legendaris level 21 yang hanya berjarak sehelai rambut dari dewa kematian.
Lu Li mengamati segala aspek pos pengawas dari berbagai sudut pandang: topografi, bangunan, hingga berbagai NPC. Dia mensimulasikan respons para NPC jika terdeteksi - dari arah mana mereka akan menghalangi, lalu menyintesis semua informasi ini untuk merancang beberapa rute pelarian.
Dia tidak berani lengah, NPC di sini meski levelnya tidak tinggi tapi rata-rata level 20-30, dan kebanyakan menggunakan Template Elite, jumlah mereka banyak.
Tidak jauh dari sana ada barak pasukan, jika terlalu berisik akan ada pasukan orc terlatih yang keluar dari barak untuk ikut bertempur, saat itu pasti dia akan mengalami nasib tragis.
Lu Li juga mengingat beberapa artikel dan guide terkait Tanah Tandus, harus berterima kasih pada orang tua yang memberikannya otak cerdas, beberapa hal yang terlihat sudah terlupakan lama, jika dipikirkan ternyata masih tersisa sedikit kesan.
Toko peralatan tidak boleh didekati, sangat berbahaya di dalamnya. Di kehidupan sebelumnya ada tim yang mencoba menyerang Persimpangan, habis dibantai oleh sapi betina pemilik toko hanya dengan beberapa pukulan palu.
Lu Li memilih rute yang jauh dari toko peralatan, jika beruntung bahkan tidak akan membangunkannya.
Baiklah, semua ini masih sebatas rencana.
Dia menarik napas dalam-dalam, memanfaatkan status penyamaran yang masih aktif, perlahan melangkah memasuki gerbang.
Gulungan Penyamaran tidak memiliki batasan waktu, namun begitu kamu membatalkan penyamaran, status ini juga akan ikut terhapus. Oleh karena itu, sejak Lu Li merobek gulungan di Lembah Warsong hingga sekarang, ia sama sekali belum membatalkan penyamaran ini.
Arsitektur kota bangsa orc terlihat sangat kasar, memancarkan aura kesukuan yang biadab.
Tak seorang pun bisa membayangkan, seorang pencuri dari Kubu Terang yang mengandalkan efek penyamaran kuat pada tubuhnya, menyusup masuk ke benteng militer kubu jahat.
NPC di dalam kota tidak seperti para tentara, mereka sedang menjalani kehidupan - bercakap dan tertawa riang, berjalan-jalan ke sana kemari.
Lu Li tidak berani lengah. Setiap kali ia harus menunggu hingga NPC benar-benar lewat baru berani menampakkan diri. Faktanya, meski sudah sangat berhati-hati, ia hampir ketahuan. Seorang NPC orc yang baru saja lewat tiba-tiba berbalik dan berlari kembali, hampir bersinggungan dengan Lu Li dalam jarak sangat dekat. Sang orc seolah merasakan sesuatu, namun karena berada di area kota, ia tidak menganggap kejanggalan ini sebagai hal serius.
Lu Li mengambil pelajaran, sekali lagi menggunakan "Dunia Begitu Luas" pada dirinya sendiri, saat harus bermurah hati tidak boleh pelit.
Dengan begini, kecepatannya menurun, namun faktor keamanan menjadi jauh lebih baik.
Setengah jam lebih dihabiskannya baru bisa merangkak sampai di bawah menara lonceng.
Menara lonceng berbentuk seperti menara tinggi, tangga spiral melingkari tubuh menara hingga ke puncak runcing tempat mesin lonceng raksasa berdiam. Selain penunjuk waktu, ketinggian seperti ini juga menyediakan pandangan luas bagi pasukan, berfungsi sebagai menara pengawas.
Peti harta berada di bagian paling atas.
Gerbang utama dijaga oleh empat NPC pejuang dengan level tidak diketahui. Setelah pengamatan jarak jauh, Lu Li mengurungkan niat untuk melakukan serbuan frontal dari gerbang utama.
Sampai di tumpukan sampah tak berguna di belakang menara pengawas, Lu Li diam-diam membatalkan penyamaran dan mengaktifkan transformasi burung gagak.
Di sekitar menara lonceng terdapat banyak NPC, mereka terlihat sama persis seperti manusia sungguhan dengan tatapan mata yang lincah, secara tidak sengaja bisa menyapu tumpukan sampah tempat Lu Li bersembunyi. Perasaan melakukan hal buruk di bawah pengawasan orang lain benar-benar memberi stimulasi.
Burung gagak mengepakkan sayapnya perlahan, terbang semakin tinggi.
Di tangga spiral terdapat NPC yang sedang berpatroli, mereka memegang tombak panjang dengan ekspresi khidmat, sama sekali tidak menunjukkan kelalaian.
Namun, ketegangan ini menimbulkan kelelahan. Ketika prajurit orc figuran melihat seekor burung gagak terbang tinggi, dia tidak memberikan respons apapun. Di tanah tandus, burung-burung terbang seperti ini memang umum.
Hanya saja bulu hitam burung gagak tadi sepertinya memantulkan kilau gelap.
Pasti ilusi yang disebabkan sinar matahari.
Patroli hari demi hari membuat sang pejuang merindukan pertempuran darah dan api. Dia tak bisa menahan diri untuk tidak berkhayal ikut serta dalam pertarungan melawan centaur.
Lu Li mendarat di lantai tertatas menara lonceng, di sebelah penangkal petir yang berbentuk runcing.
Bahkan ia merapikan bulu-bulu yang sedikit teracak dengan paruhnya, tak ada bedanya dengan burung gagak sungguhan.
Tentu, pandangan pertamanya langsung tertuju pada peti harta di menara pengawas - sebuah kotak kelabu bertatah ukiran hijau kebiruan yang menggambarkan serigala es, makhluk perkasa nan cantik.
Prajurit di menara pengawas mengamati sekeliling pos pengawas persimpangan jalan, baru setelah memastikan tak ada ancaman, ia turun melalui tangga spiral sambil menggenggam tombak panjang.
Begitu siluet prajurit itu menghilang dari pandangan, Lu Li menggeberkan sayapnya dan menerjang ke peti harta di menara pengawas.
Buka gembok!
Tak peduli kapan prajurit patroli berikutnya akan naik, ini satu-satunya kesempatannya!
