“Bukannya katamu urusan ini diserahkan padamu?” Lu Li bingung.
Jika Biru Muda Laut Angin yang menangani ini, Lu Li pasti khawatir karena dia adalah orang bermasalah yang tak punya kemampuan menilai karakter. Tapi kalau Piao Ling, sama sekali tidak ada kekhawatiran.
Melalui Biru Muda Laut Angin, Lu Li sudah mengenal Piao Ling di kehidupan sebelumnya. Anggota ini selain agak narsis dan sesekali bertingkah konyol, esensialnya adalah orang yang sangat kompeten, terutama dalam hal manajemen. Beberapa serikat bahkan terus berharap dia mau menjadi Wakil Ketua.
“Serahkan padaku? Kamu bicara seenaknya saja.” Piao Ling tak tahan mengolok: “Aku benar-benar tak mengerti kenapa kamu tidak mau membangun Serikat Pekerja malah membuat unit tentara bayaran...”
“Waktu itu tidak ada uang.” Lu Li agak malu.
“Bukannya kamu dapat satu juta?” Piao Ling tak mengerti.
“Ada masalah di realitas, pengeluaran jadi besar.” Lu Li terkekeh.
“Kalau begitu kita patungan saja buat serikat. Keunggulan serikat jauh lebih besar dibanding unit tentara bayaran, baik dalam menghasilkan uang maupun mengumpulkan material. Semakin banyak tim, Hasil alamiahnya akan bertambah.” Piao Ling berkata dengan nada seperti besi yang tak bisa ditempa menjadi baja.
“Aku berencana langsung membeli serikat yang sudah diupgrade orang saat ada yang jual. Begitu lebih menghemat uang.” Lu Li merasa strateginya bagus.
Kemarin saat pembaruan sistem selesai, dia sudah melihat di platform transaksi ada beberapa serikat yang dijual. Harganya jauh lebih murah daripada membangun dari awal, meskipun levelnya tidak tinggi—yang tertinggi cuma serikat tingkat tiga.
“Kumohon, Kakak! Kok segalanya selalu ingin menghemat uang?” Piao Ling tak tahan, “Sebagai pemimpin tim, kamu harus berikan rasa memiliki pada anggota. Sebagai bos serikat, kamu harus berikan rasa memiliki pada anggota serikat! Apa yang lebih memberi rasa memiliki daripada ikut membangun bersama?”
"Orang lain yang mendengar sepertinya juga merasa apa yang dikatakan Piao Ling masuk akal, hanya saja citra Lu Li di mata mereka selalu sebagai legenda dalam game, jadi mereka tidak enak untuk menambahkan."
"Apa yang kamu katakan memang benar." Lu Li mengangguk, mengakui hal tersebut. Dia bukan tipe orang yang keras kepala.
"Masalah nama unit tentara bayaran, apakah kepalamu bermasalah saat membentuk tim itu?" Piao Ling melanjutkan olokannya.
"Hati-hati bicara. Itu nama adik perempuanku." Lu Li mulai tidak terima.
Kamu boleh mengolok dirinya sendiri, bahkan mengatakan hal yang lebih kasar sekalipun, tapi tidak boleh menjelekkan Xinxin, apapun alasannya.
"Oh, dasar adik-complex." Piao Ling memegang dahinya dengan ekspresi seperti melihat hantu.
"Baiklah, nama unit tentara bayaran memang asal kucari, tapi apakah itu penting? Kita adalah pemegang rekor Pembunuhan Pertama berulang kali, level kita mendominasi Peringkat..."
"Tunggu..." Piao Ling menyela, "Aku harus mengomentari satu hal lain tentangmu..."
"Asal jangan menyebut-nyebut Xinxin..."
Semua orang tersenyum.
“Saya benar-benar tidak mengerti, saat kalian mendapatkan Pembunuhan Pertama kenapa tidak menyetel pengumuman untuk menyertakan nama unit tentara bayaran sekalian? Kesempatan promosi sebaik itu malah kalian buang-buang.” Piao Ling mengeluhkan dengan kesal. Meski tim kecil pimpinan Lu Li terlihat gemilang, tapi jika menyebut Unit Tentara Bayaran Xinxin, mungkin tak ada yang tahu.
“Kami biasanya mengikuti setelan default Sistem.” Lu Li menggaruk hidungnya.
Satu-satunya kali adalah saat membantu Paviliun Hujan Ringan merebut rekor dungeon, menerima uang dan menampilkan nama serikat mereka sebagai balas jasa.
“Terlalu sering dapat Pembunuhan Pertama, sudah tumpul perasaannya.” Biru Muda Laut Angin mendongak 45 derajat ke langit, aksi soknya mencapai puncak kesempurnaan, sayang tak ada yang mengapresiasi.
“Lalu daftar level! Sekarang saya minta kalian semua menampilkan nama kalian! Saya tidak mau lagi mengemis-ngemis merekrut orang di Alun-alun Dewi Bulan seperti pengemis! Saya ingin mereka yang merengek minta gabung ke serikat kita, paham?” Raja Iblis Piao Ling mengertakkan giginya.
Lu Li berpikir tentang topeng tipuan di tasnya, lalu mengangguk.
Biru Muda Laut Angin sudah melompat gembira, dia berteriak tanpa berpikir: "Wahaha, akhirnya aku bisa menunjukkan keperkasaan MT nomor satu Fajar kepada dunia!"
"Huh." Piao Ling mencibirkan bibir dengan penuh cibir, "Lalu para penggemarmu yang selalu menganggapmu hebat akhirnya tahu bahwa sebenarnya Nomor Satu Peringkat adalah orang lain."
"Sialan kau, tidak bisa jujur sekali pun ya?" Biru Muda Laut Angin menarik diri dengan kecewa.
Dia merasa dirinya ditakdirkan hidup di bawah bayangan orang lain. Di dunia nyata, Piao Ling, teman kecilnya, sudah membuatnya menyadari bahwa hidup adalah proses yang bergantung pada wajah. Sedangkan di game, dia sepertinya selamanya tidak bisa mengungguli Lu Li.
Oh, tidak, dia tahan monster sedikit lebih hebat daripada Lu Li.
Tapi, seorang pejuang bertahan terpuruk hingga harus adu tahan monster dengan pencuri, ini bikin ingin menangis hingga pingsan.
Lu Li mengeluarkan panel virtual, memperlihatkan data dirinya. Di posisi pertama Peringkat, namanya terpampang jelas.
Lu Li peringkat ke-1, Biru Muda Laut Angin ke-2, Perpisahan di Bunga ke-3, Hujan Maret ke-5, Can Meng ke-7. Peringkat ke-4 ditempati Bai Si Bu De Qi Jie dari Ibu Kota Kejayaan, sedangkan peringkat ke-6 adalah KUANGYE dari Xuese Zhanqi.
Dalam sepuluh besar, Unit Tentara Bayaran Xinxin menduduki lima kursi.
Anggota baru seperti Sesame Paste Tangyuan memiliki peringkat lebih tinggi di posisi 23, disusul Piao Ling di posisi 35. Xiao Ba Jiang yang sibuk menyelesaikan tugas meski level 18 sama, hanya berada di peringkat 71.
Faktanya, selain Lu Li, semua peringkat dari nomor 2 hingga 86 adalah level 18.
"Bekerja keraslah, organisasi mempercayaimu." Lu Li menyerahkan posisi pemimpin tim kepada Piao Ling, menunjukkan sikap kepercayaan tanpa keraguan.
Bukan hanya Piao Ling sendiri, bahkan Biru Muda Laut Angin dan yang lain yang sangat mengenal Lu Li pun tak pernah menyangka bahwa Lu Li ternyata bisa begitu percaya pada Piao Ling yang hanya ditemuinya beberapa kali.
"Bangsat." Piao Ling merasa hidungnya agak perih. Selama ini dia menganggap kisah-kisah tentang balas jasa pertolongan itu omong kosong, tapi ketika benar-benar mengalami hal seperti ini, mengatakan tidak terharu adalah bohong belaka.
Tentu saja, belum sampai tahap terharu sampai bersujud menyembah.
"Harus dijelaskan satu hal. Aku butuh banyak material langka. Beberapa material langka spesifik wajib kudapatkan. Lagipula aku berencana belajar membuat, jadi kebutuhan material langka akan semakin banyak. Material langka yang kita dapatkan dari pertarungan guild ini mustahil dijual keluar," kata Lu Li dengan jujur.
Dia tahu beberapa orang yang hadir ini bukanlah Si Kaya, semuanya punya sedikit niat untuk menghasilkan uang.
Biru Muda Laut Angin dan Piao Ling tahun ini lulus, tidak mencari pekerjaan, berencana menjadi pemain profesional.
Sesame Paste Tangyuan membayar uang ganti rugi 300.000 untuk membatalkan kontrak dengan Surga Ketujuh, tentu dia ingin mendapatkan kembali uangnya.
Can Meng dan Xiao Ba Jiang masih siswa SMA, uang yang mereka hasilkan disimpan bisa digunakan sebagai biaya sekolah universitas.
Situasi kakak-beradik Hua Di Li Qing & Hujan Maret tidak jelas, tapi kebiasaan belanja mereka tidak boros - sebagian besar uang game ditukar menjadi realitas lewat platform transaksi.
Larangan Lu Li menjual material langka secara efektif memotong satu jalur penghasilan mereka.
"Material langka?" Xiao Ba Jiang mengangkat tangan kecilnya, "Aku punya banyak material langka plus satu cetakan, bantu aku membuat peralatannya, ya?"
"Cetakan?" Lu Li benar-benar terkejut. Bukan tak pernah lihat cetakan, tapi itu terjadi di kehidupan sebelumnya - di "Fajar", hanya BOSS level 20+ yang punya probabilitas drop cetakan.
"Iya, lihat ini..." Xiao Ba Jiang mengobrak-abrik tasnya, lalu mengeluarkan benda mirip tongkat sihir.
Cetakan: Tongkat Ambrosial (Perak)
Resep: Membuat.
Dibutuhkan: Keahlian Membuat Menengah (95)
Penggunaan: Membuat "Tongkat Ambulanshi".
Tongkat Ambulanshi: Sifat tidak diketahui.
"Senjata perak, barang bagus." Lu Li mengusap cetakan itu. Para pelaku lainnya hanya menonton, baru dia yang paham betapa sulitnya mendapatkan cetakan ini.
