"Jika benar-benar ingin berterima kasih, bantu aku kumpulkan material tingkat rendah untuk penempaan, seperti batu kualitas rendah." Lu Li sama sekali tidak sungkan.
Beberapa material rendah sulit dibeli, bukan karena mahal, justru karena terlalu murah.
Contohnya, beberapa mineral dasar laut kandungannya tipis. Tidak bisa menambang bijih besi, hanya mendapatkan batu berkualitas rendah. Batu ini jika dijual ke toko, satu set 20 buah hanya bernilai 5 koin tembaga, tapi tetap memakan satu slot tas. Karena itu para penambang biasanya langsung membuangnya.
Pemula di bidang pembuatan peralatan tidak mungkin langsung bisa membuat equipment. Mereka harus menggunakan batu berkualitas rendah untuk mengasah alat guna meningkatkan skill. Karena di pasar tidak tersedia batu kualitas rendah, mereka terpaksa membawa beliung tambang dan menggali dengan susah payah di berbagai tambang.
Sangat membuang-buang waktu.
Permintaan Lu Li ternyata sangat mudah. Ban Shi Liu Li langsung menyetujui tanpa ragu.
"Aku akan memposting tugas pengumpulan batu kualitas rendah di papan tugas tentara bayaran. Kamu cukup mengirim orang untuk menyelesaikannya." Lu Li masih belum berniat mengungkap identitasnya.
Ban Shi Liu Li yang sekarang mungkin masih seperti domba tak berdosa yang polos. Namun setelah mendapatkan kekuasaan, dengan cepat merosot menjadi pemangsa.
“Baiklah, jika ada masalah, bisakah aku mencari bantuanmu lagi?”
Secara teori, begitu model membayar pembunuh bayaran ini berjalan, dia tidak harus bergantung pada Lu Li. Asalkan ada koin emas, menyewa seorang jagoan sebenarnya adalah hal yang sederhana.
Namun entah mengapa, Ban Shi Liuli merasakan kepercayaan buta yang kuat terhadap Lu Li yang telah menyelamatkannya.
Tidak masalah, Bunuh siapa pun sama saja.
Betapapun waktu berlalu, kalimat itu terus terngiang di telinganya.
Dia merasakan bahwa selama Lu Li berada di pihaknya, dia akan berani menghadapi tantangan apapun, baik yang berasal dari internal Alliance kehidupan maupun eksternal.
"Bukankah kita sudah sepakat? Asalkan Kamu bisa membayar harganya." Lu Li menjawab dengan kesal.
Robot perbaikan yang hampir jadi di tangannya kembali berantakan. Material menjadi rusak total karena efek pembakaran internal - ini sudah kegagalan keempat kalinya.
“Aku mengerti, aku akan menyiapkan material langka.” Ban Shi Liuli sama sekali tidak menunjukkan kehidupan, malah sangat mengakui watak seperti ini yang hanya dimiliki para jagoan.
Karena terus memikirkan cara menjelaskan kondisi adik perempuannya nanti malam, Lu Li tak kunjung bisa tenang.
Percobaan baru kali ini akhirnya tetap berakhir dengan kegagalan.
Pantas saja di kehidupan sebelumnya sangat sedikit yang mempelajari teknik, ini benar-benar profesi yang menyebalkan sampai bikin frustasi.
Menghentikan aksinya, Lu Li memilih untuk sementara mengesampingkannya dulu.
Pergi membersihkan dulu Nilai PK yang menempel di tubuh.
Baru saja membantu Ban Shi Liuli membunuh, dia membopong empat poin Nilai PK. Waktu online menghilangkan satu poin, masih tersisa tiga.
Tiga poin Nilai PK, Lu Li menyelesaikan satu tugas PK lalu membersihkannya, kemudian dia memasuki Lembah Warsong.
Di Lembah Warsong terdapat banyak pemain, NPC, juga monster yang jumlahnya luar biasa besar terus direfresh. Tingkat drop dan pengalamannya terlihat cukup bagus.
Lu Li berencana membunuh monster di sini untuk menghabiskan waktu satu jam pengalaman ganda hari ini.
Tentu saja, sambil membunuh beberapa orang untuk menghabiskan aura jahat dalam hati juga merupakan hal yang wajar.
Sebuah regu dari kubu jahat sedang melawan monster kambing antelop bermata jahat yang umum ditemui di Lembah Warsong. Entah harus dibilang sial atau beruntung, mereka justru bertemu dengan sepasang elite monster.
Dua elite level 20, apalagi yang ada di Lembah Warsong, sebenarnya sudah menjadi momok bagi regu lima orang.
Bahkan Lu Li pun kemungkinan besar akan memilih untuk menghindar jika bertemu.
Untungnya kelima pemain ini memiliki peralatan yang cukup Berkualitas Tinggi dan teknik yang lumayan. Setelah bertarung sengit, mereka sukses membunuh salah satunya, sementara yang satunya lagi darahnya hampir habis.
Tiba-tiba, profesi penyembuh mengeluarkan rintihan tertekan. Saat mereka menoleh, yang terlihat hanyalah adegan terakhir sang penyembuh terbunuh.
Dua tebasan langsung membunuh seorang penyembuh?
Meskipun darah penyembuh itu sudah tersisa setengah karena skill serangan grup elite monster, tetap saja ini cukup menggemparkan hati manusia.
Setelah membunuh healer, pencuri bertopeng hitam langsung menerjang ke penyihir gelap yang memiliki banyak skill kontrol. Dengan mengaktifkan Tudung Bayangan, dia menahan serangan dari penyihir dan Druid, dan berhasil menusuk penyihir gelap hingga tewas.
Tentu saja orang ini adalah Lu Li, dia sudah menyusup di sekitar mereka cukup lama.
Setelah membunuh healer dan penyihir gelap, Lu Li mengambil peralatan yang jatuh di tanah. Menggunakan Langkah Angin untuk menghindari skill yang mengejarnya, dia kembali masuk ke status penyamaran.
Tanpa kemampuan menyembuhkan, Ksatria Pertahanan yang harus menghadapi elite monster level 20 sendirian akhirnya "dipanggil Tuhan" dan ikut tewas.
Antelop Mata Jahat kehilangan target, sorot mata garangnya kini mengincar penyihir yang memberikan damage terbanyak padanya.
Penyihir malang ini, sepertinya sangat ingin meminta maaf pada elite monster tersebut.
Jika tidak ada pencuri tak kasat mata yang mengintai di samping, sebenarnya tidak sulit bagi dua orang untuk membunuh satu elite darah tersisa. Masalah utamanya adalah sang pencuri berada di dekat mereka, dan bekerja sama dengan Antelop Mata Jahat untuk menjadikan penyihir sebagai target.
Tak lama kemudian, regu lima orang musnah seluruhnya. Antelop Mata Jahat pantang mundur menyerang Lu Li, namun akhirnya dengan mudah dibunuh.
Beberapa peralatan dengan sifat biasa-biasa saja didapat, bisa dibuang ke trading post untuk mendapat sedikit uang. Pengalamannya justru melimpah secara mencurigakan, tak heran level pemain PVP juga tidak tertinggal jauh.
Selain itu, Lu Li juga mendapatkan barang yang paling mudah diperoleh di medan pertempuran - Poin Penghargaan.
Dia adalah pemain dengan Poin Penghargaan negatif. Harus mengubah poin penghargaannya menjadi positif terlebih dulu, barulah bisa menerima tugas kubu. Jika tidak, sekalipun NPC sangat mementingkannya, mustahil mereka akan mempercayakan tugas langka seperti "Membakar Persediaan" padanya.
Sebuah siluet berlari kencang melarikan diri di hutan belantara. Gan Jiang, seorang teknisi yang hampir menjadi jagoan, sayangnya kali ini nasibnya sial bertemu pasukan besar Kubu Terang. Hasilnya bisa ditebak.
Jika bukan karena banyak metode perlindungan diri, sudah lama dia memberikan penjelasan.
Krisis masih berlanjut, pasukan pengejar di belakang terus memburu tanpa henti, menunjukkan tekad takkan berhenti sebelum membabatnya sampai mati.
Sebuah bayangan hitam melintas di hadapannya. Gan Jiang langsung siaga tinggi, tapi responsnya terlambat. Hanya terasa sakit di belakang kepala, ternyata langsung terkena pukulan pingsan pada tindakan pertama.
Sialan, ini kecepatan macam apa?!
Sebenarnya bukan masalah kecepatan. Lu Li menggunakan efek tambahan pada jubahnya untuk langsung berpindah ke belakang target. Secara visual, memang hanya terlihat seperti bayangan hitam yang melintas.
Seorang prajurit gila dengan darah nyaris habis benar-benar tak bisa membuat ulah. Kemampuan sehebat apapun tak bisa digunakan.
Jadi, Gan Jiang tumbang dengan penuh kekecewaan. Yang lebih menyebalkan, peralatan termahal di tubuhnya—sebuah kapak dua tangan—menghasilkan drop.
Pasukan pengejar tiba, yang tersisa di depan mereka hanyalah satu mayat yang tergeletak sendirian.
Di Lembah Warsong terdapat sebuah wilayah dengan topografi khusus, sangat luas, biasanya digunakan untuk perkelahian kacau tim besar.
Seorang pemain Shamans mencabut cakar besi dari perut lawannya, dengan bangga mengumumkan angka—ini yang keenam, lebih banyak lagi akan tumbang di bawah gigi taring dan cakarku.
Sebelum sempat berkhayal tentang adegan epik sepuluh atau seratus pembunuhan, tusukan tajam tiba-tiba terasa di punggungnya.
Dasar pencuri, selalu suka menyerang di belakang layar!
Tempat seperti ini bagi Lu Li ibarat ikan dalam air. Dia memegang teguh tradisi pencuri:
Pilih target lemah. Yang darah tersisa tinggal dua serangan saja untuk dibunuh, ngapain repot-repot cari yang susah.
Satu pukulan satu tewas, bunuh lalu pergi. Lu Li tidak pernah memberi kesempatan balas dendam pada lawan. Selalu menyerang sekali lalu pindah wilayah, tidak serakah, tidak emosional. Dia adalah seorang pembunuh berdarah dingin.
Bersembunyi dalam bayangan, menunggu kesempatan.
