"Ini transplantasi tingkat tinggi, teknologi baru yang muncul beberapa tahun terakhir. Kalau operasi sukses, tidak akan ada pengaruh pada Xinxin." Lu Li menenangkan mereka, sekaligus seperti berusaha menenangkan dirinya sendiri.
"Biayanya pasti sangat besar ya?" Yang Liu bertanya dengan tenang.
Lu Xin mulai menangis lagi.
"Biaya operasi satu juta, sudah kukumpulkan." Lu Li mencoba menghibur adiknya.
“Bagaimana dengan tahap selanjutnya?” Yang Liu terus mendesak.
Transplantasi organ, biaya utama bukanlah operasi. Donor organ dan perawatan pascaoperasi justru yang paling menghabiskan uang, terutama berbagai kondisi penolakan tubuh yang muncul selama perawatan lanjutan.
“Aku yakin, dengan kecepatanku menghasilkan uang, pasti bisa membayar biaya pengobatan.” Lu Li sangat percaya diri.
Dia yakin sepenuh hati, Tuhan memberinya kesempatan terlahir kembali demi menyembuhkan adiknya.
“Kamu yakin, atas dasar apa? Apa ini hal yang bisa diselesaikan hanya dengan keyakinanmu?!” Dou Jingjing yang pemarah hampir menunjuk jarinya ke wajah Lu Li. Para tuan tanah perempuan lainnya juga menunjukkan ekspresi tidak setuju.
“Apa kau tidak punya otak? Bagaimana jika uang pengobatanmu tidak cukup? Mau mengharapkan Rumah Sakit memberimu tenggat?” Yang Liu menyindir pedas: “Aku benar-benar meragukan apakah kau peduli pada adikmu. Hanya demi harga diri pria sejati itu, kau menolak bantuan kami. Apa maksudmu menyembunyikan ini dari kami?”
“Ini urusanku.” Jawab Lu Li dengan keras.
Mereka tak bisa memahami keputusasaan dan kebencian Lu Li di kehidupan sebelumnya. Untuk mengumpulkan biaya pengobatan, dia rela mengorbankan semua harga diri—memohon kepada kakek dan nenek, menjual semua barang berharga maupun tidak.
Setiap orang yang dikenalnya, dia mintai bantuan dengan harapan mendapat sedikit belas kasih.
Namun, dia benar-benar kecewa.
Kecuali Biru Muda Laut Angin dan Piao Ling yang mengerahkan segala cara membantu mengumpulkan puluhan ribu yuan, tak ada seorang pun yang menolongnya.
Semua orang menganggapnya penipu. Bahkan mereka yang pernah berselisih dengannya memanfaatkan situasi untuk menipu peralatan Lu Li yang seharusnya bisa dijual, menghancurkan harapannya.
Karena itu, setelah terlahir kembali, Lu Li mati-matian mencari uang untuk membuktikan satu hal:
Meski tak ada yang membantu, dia tetap bisa menyembuhkan adiknya.
Para tuan tanah perempuan ini baru dikenalnya beberapa hari?
Atas dasar apa mereka harus meminjamkan uang padanya!
"Xinxin, Kakak pinjamkanmu 200 ribu. Kalau kurang, aku akan minta ke kakek. Tidak perlu kamu kembalikan." Dou Jingjing pertama kali menyatakan sikap, memeluk Lu Xin erat dengan tekad bulat.
"Biaya operasi sudah ada 1 juta. Soal donor sulit dipastikan, mungkin mahal atau bahkan gratis. Untuk biaya perawatan lanjutan, mari kita hitung sementara 1,5 juta. Doudou menyumbang 200 ribu. Huanhuan, uangmu sudah habis di studio, tapi Paman dan Bibi pasti bisa memberi 300-500 ribu. Sisanya aku yang tanggung..." Yang Liu mengambil inisiatif, dengan mudah menjanjikan pinjaman 1,5 juta hanya dengan gerakan bibir.
Anak-anak dari keluarga miskin tidak mungkin menyewa villa mewah untuk studio.
Tapi uang anak orang kaya pun bukan datang dari angin kencang. Apalagi ketiga gadis ini belum lulus kuliah. Untuk meminjam uang sebanyak ini, mereka harus meminta langsung ke keluarga.
"Terima kasih, Kakak-kakak." Lu Xin tak berani menatap wajah 'gelap' kakaknya. Ia memeluk para kakak sambil menangis tersedu-sedu.
“Xinxin, jangan terlalu sedih. Kamu sangat manis, pasti akan membaik.” Dou Jingjing mengusap air mata, ikut berduka bersama.
Lu Li dalam hati juga merasa terharu, tapi dia tetap tidak merasa perlu meminjam uang.
“Siapa itu, apa rencanamu?” Yang Liu sama sekali tidak suka pada Lu Li, wajahnya penuh jijik saat berbicara dengannya.
“Pertama lakukan pemeriksaan menyeluruh, lalu konsultasi ahli, kemudian menunggu donor pelan-pelan. Seorang ahli senior dari Rumah Sakit Pertama Rakyat berjanji akan membantuku mencari donor secepatnya.” Lu Li berkata.
“Kakekku sepertinya punya hubungan baik dengan Dekan Zhao. Aku akan minta tolong padanya.” Dou Jingjing mengangkat tangan.
“Aku punya paman jauh di luar negeri yang bekerja di lembaga penelitian medis. Aku akan minta dia memperhatikan informasi terkait, melihat apakah bisa menemukan donor yang lebih cocok.” Zhou Huanhuan menambahkan.
Semakin tinggi kecocokan donor, semakin sedikit penolakan selama periode perawatan.
“Aku akan buat artikel khusus dan unggah ke jaringan, minta beberapa portal besar lakukan ekspansi, manfaatkan tenaga opini publik.” Yang Liu menjentikkan jari, “Xinxin ikut kita, hari ini tidur di kamarku.”
Usai bicara, bersama Dou Jingjing mengapit Lu Xin dari kiri-kanan langsung membawanya pergi.
Zhou Huanhuan mengikuti beberapa langkah di belakang, lalu berlari kembali, berkata penuh perhatian pada Lu Li: “Jangan terlalu khawatir, sekarang ilmu kedokteran sudah maju, Xinxin pasti baik-baik saja.”
“Ya, Xinxin tidak akan kenapa-kenapa.” Lu Li berucap dengan tegas.
“Kamu fokus saja menghasilkan uang di game, jagoan ternama, aku percaya kamu pasti bisa.” Zhou Huanhuan tersenyum manis, melambaikan tangan pada Lu Li lalu berlari kecil pergi.
Kembali ke game, Lu Li merasakan seluruh tubuhnya dipenuhi tenaga.
“Progress dungeon kalian sampai mana?” Ia masuk ke ruang obrolan unit tentara bayaran, berseru: “Hari ini harus taklukkan kesulitan elite, besok selesaikan tingkat kesulitan sulit, lusa buka lahan baru di Gua Rintihan!”
“Cewek Paviliun Hujan Ringan belum login ya.” Biru Muda Laut Angin menggerutu.
“Kalau begitu kamu tunggu saja.” Lu Li bertanya lagi: “Piao Ling, bagaimana kondisi kalian? Sudah sampai wilayah mana?”
“DPS tidak memadai. Tiga lapis penetrasi zirah Jenderal Serigala Hancur Hati tidak bisa ditembus.” Piao Ling berkata dengan malas.
“Omong kosong! Jelas-jelas kamu yang tidak mampu menahan.” Hua Di Li Qing membantah tanpa tedeng aling-aling, mengatakan DPS tidak bagus sama saja menyindirnya sebagai barang tiruan.
“Diam semua! Kali ini Maret, Huahua, aku, Piao Ling, Xiao Ba Jiang - kita berlima masuk. Tang Yuan, kamu dan Meng Meng cari tempat leveling di luar.” Lu Li tak mau mendengar debat kusir mereka, langsung memberi instruksi.
“Baik.” Tang Yuan tidak keberatan.
“Piao Ling, rekrutanmu sudah dapat?” tanya Lu Li.
"Feng Shao bilang kita masih punya prajurit gila yang belum pernah muncul, nanti suruh dia masuk juga, bukannya jadi terselesaikan satu lagi?" Piao Ling dan Lu Li punya prinsip yang sama: lebih baik kekurangan daripada asal comot.
"Boleh juga, skill Moonlight pasti tidak masalah, banyak skillnya, peralatan... nanti kita lihat lagi." Lu Li tidak berani jamin peralatan Moonlight bagus, anggota itu tiap hari di Lembah Warsong bunuh-bunuhan sampai HP terkuras pun biasa.
"Sekarang kita punya Cincin Perak Shamans, aku fokus cari Shamans saja, banyak yang daftar masuk guild lewat aku, sayangnya kebanyakan tidak tepercaya..." kata Piao Ling.
"Jangan dengarin omong kosongnya, Piao Ling milih cewek cantik terus ajak ke arena pertarungan buat ujian." Biru Muda Laut Angin penuh ekspresi jijik.
"Pergi sejauh mungkin! Cewek cantik apaan? Lebih cantik dari aku?" Piao Ling naik pitam.
“Lalu kenapa kamu begitu antusias, nggak lihat juga kalau teknik si cewek itu biasa aja, dan levelnya cuma enam belas.” Biru Muda Laut Angin terus mengolok tanpa takut.
“Wah, aku paham! Pasti Kakak Hai Feng lihat Kakak Piao Ling jalan terlalu dekat sama kakak cantik, terus masuk arena pertarungan berdua, jadi iri ya? Benar kan, Meng Meng? Gitu kan?”
Piao Ling: Haa...
Biru Muda Laut Angin: Haa...
Yang lain: -_-||
“Ba Jiang... Bukannya kita udah sepakat nggak boleh jual chemistry gay?” Can Meng menghela napas seperti besi yang tak bisa ditempa menjadi baja. Waduh, jangan-jangan partner yang dia bawa bakal dipecat.
“Aku... Aku cuma nggak tahan menahan.” Suaranya semakin lirih.
“Ehem... Kalau tidak ada masalah, mari bersiap. Yang namanya disebut tadi masuk dungeon lima menit lagi.” Lu Li memecah suasana mengerikan, mengumumkan permulaan aktivitas tim sekarang.
“Terus... Beneran nggak sih ya?” Xiao Ba Jiang bertanya dengan suara lemah.
