Setelah menjelaskan, Lu Li meminta Lencana Garis Darah dari Biru Muda Laut Angin, menenggak sebotol Ramuan Kelincahan Tingkat Pemula, lalu melesat secepat kilat menuju padang gurun yang kosong nan luas.
"Apakah di sini benar-benar ada monster?" tanya Luo Ying Hui Yi dengan bingung.
"Jika dia bilang ada, berarti ada." Biru Muda Laut Angin yang paling awal mengenal Lu Li, lebih mempercayainya daripada siapapun.
"Kalau itu hantu, mungkin saja." Dibandingkan yang lain, Piao Ling lebih condong menggunakan rasionalitasnya untuk menganalisis masalah.
"Mengapa hantu bisa mungkin?"
"Dalam game 'Fajar' tidak bisa menembus tubuh pemain lain, kalian tahu kan?" Piao Ling melirik sinis ke Biru Muda Laut Angin.
"Tentu." Siapa yang tidak tahu.
"Tapi hantu adalah pengecualian. Mereka tidak memiliki raga nyata, jadi tidak ada istilah menembus atau tidak." Piao Ling menghela nafas, "Hanya hantu yang pantas dihancurkan dengan senjata mematikan seperti bom bodoh ini."
Sungguh harus dikagumi ide-ide brilian Lu Li.
Kalau diganti dengan monster jenis lain, sekalipun kita menyusun mereka berjejal rapat dalam lingkaran radius lima yard, jumlahnya tetap terbatas—paling banter puluhan sampai ratusan ekor.
Susah payah mengerahkan sepuluh orang hanya untuk membunuh puluhan monster dalam setengah hari, jelas tidak ada efisiensi sama sekali.
Hantu tidak memiliki wujud fisik, jadi bisa ditumpuk tak terbatas.
Secara teori, area kecil ini bisa menampung hantu dalam jumlah tak terhingga.
Secara teori, satu bom saja bisa membuat level mereka naik beberapa tingkat sekaligus...
Tentu ini baru sebatas perhitungan teoritis.
Padang gurun dipenuhi rumah-rumah kosong yang lapuk dimakan angin, tinggal menyisakan dinding tanah yang reyot.
Saat Lu Li melesat melewatinya, gesekan jubahnya menciptakan desiran angin yang membangunkan makhluk-makhluk tertidur di tanah ini.
Bayangan semi-transparan di antara reruntuhan menoleh, tepat menyaksikan bayangan dari belakang Lu Li. Setelah diam sesaat, makhluk itu mendongak dan mengeluarkan teriakan menusuk jiwa...
Ini bukan teriakan biasa, melainkan Jeritan Jiwa. Skill yang dilepaskan hantu ini dapat memanggil rekan.
Lebih banyak hantu mulai termanifestasikan.
Mereka mengikuti Lu Li dari belakang, terus mendekat, berusaha mencabik-cabik si penjajah ini.
Tak lama kemudian, tanda arwah terpampang di kepala Lu Li.
Inilah yang dibutuhkan. Dengan tanda arwah, bagai lentera penunjuk arah yang akan menarik semua unit bermusuhan untuk mengejar tanpa henti, Lu Li akhirnya bisa melepas kecepatan penuh.
Dia berubah wujud menjadi macan tutul, berlari kencang membabi-buta di padang gurun.
Sepanjang perjalanan, bahaya selalu mengintai.
Arwah tak memiliki wujud fisik - itu berlaku bagi sesama jenis mereka. Tapi Lu Li berbeda, serangan mereka bisa dengan mudah membuatnya terhenti.
Selain itu, beberapa arwah bahkan melempar sihir perlambatan.
Begitu kena efek perlambatan, kecepatan geraknya akan turun drastis.
Mengapa Lu Li mengatakan orang lain tidak mungkin mengulang monster secara berkelompok di sini, ini juga salah satu alasannya.
Di game ini, hampir tidak ada orang yang kecepatannya bisa menyainginya, bahkan Druid yang bertransformasi menjadi macan tutul pun tidak secepat Putra Hutan-nya.
Terus-menerus lebih banyak hantu yang dipanggil oleh teriakan melengking, pasukan pengejar di belakang Lu Li semakin banyak.
Dia tidak berani berhenti sedetik pun, sedikit saja melambat mungkin langsung terkena Perlambatan.
Di kehidupan sebelumnya, dia pernah menyaksikan serikat top "Bintang" dari kubu jahat mengepung Tuhan Arwah, sebenarnya ini agak mengangkat reputasi Bintang - mereka bahkan tidak sempat melihat BOSS.
Lebih dari 40 kelompok 100 orang, semuanya tenggelam dalam lautan arwah yang tak terbatas.
Sejak saat itu, istilah "Wilayah Terlarang Kehidupan" semakin sesuai reputasinya.
Tempat Lu Li berada sekarang hanyalah sudut kecil dari tanah arwah, bagian paling pinggir. Meski demikian, dia sudah cukup ketakutan oleh monster yang berdatangan seperti air pasang, akhirnya mengurungkan niat untuk melanjutkan eksplorasi. Dengan memutar arah, dia mundur sambil menarik perhatian puluhan monster arwah.
"Lu Li, sudah selesai belum? Aku menunggu sampai bunga layu," desak Biru Muda Laut Angin di ruang obrolan.
"Sebentar lagi, monsternya agak banyak. Kalian harus tetap tenang!" Lu Li khawatir partner-nya panik. Bagaimana jika mereka bingung bereaksi, pasti akan hancur di sini.
"Tenang saja, Kakak sudah mengalami segala badai dan ombak..."
"Sial, kakekmu! Jangan ngibul! Semua siapkan diri, bersiap sekarang!" Piao Ling menyela kesombongan Biru Muda Laut Angin, berteriak meminta yang lain bersiap menyambut.
Monsternya benar-benar terlalu banyak ya.
Dari sudut pandang mereka—posisi mereka agak tinggi—bisa melihat monster kecil yang menyelimuti langit dan bumi mengejar di belakang. Monster-monster ini hampir transparan dengan wajah mengerikan, seolah sedang menerima penderitaan tak berujung.
Lu Li berlari mendekat.
Perpisahan di Bunga buru-buru melemparkan badai salju ke belakangnya.
Lu Li belum berani langsung bergabung dengan partner, dia harus berlari di bawah sebentar menunggu monster luar "berdesakan" masuk. Ini disebut teknik mengumpulkan monster.
Jumlah bomb terlalu sedikit, lebih baik meledakkan sebanyak mungkin.
"Bisa dilempar sekarang?" Kenangan Luo Ying melihat Lu Li yang nyaris tertangkap berhasil menghindari cakar hantu, tangannya hampir basah oleh keringat.
Ibunya tak perlu khawatir dia akan meragukan Lu Li lagi.
Andai bukan di tempat ini, dia ingin segera mengungkapkan kekaguman yang tak terhingga pada Lu Li.
"Tunggu lagi, dengarkan perintahku." Lu Li yang telah membatalkan bentuk macan tutul dari kejauhan bergerak lebih lambat, krisis semakin parah. Matanya tak lepas mengawasi monster terdekat, siap mengaktifkan efek tambahan kecepatan di sepatunya setiap saat.
"Lu Li!" Piao Ling yang berdiri di tempat tinggi jelas melihat sebuah perlambatan berbentuk cincin putih terlepas dari cakar hantu, dilempar cepat ke arah Lu Li.
Mendengar peringatan itu, Lu Li tak mengabaikan skill ini. Dia mengaktifkan Tudung Bayangan.
Kebal efek sihir!
"Bagus." Piao Ling tak bisa tidak mengakui, timing-nya benar-benar tepat.
Hantu-hantu ini bukan tanpa raga. Mereka hanya tak memiliki tubuh dalam makna praktis. Berbondong-bondong mereka berdesakan masuk ke dalam kantong kecil ini, wilayah sempit ini ternyata menampung ribuan hantu.
"Ledakkan!" Lu Li melihat monster telah terkumpul sempurna sementara durasi Tudung Bayangan-nya hampir habis, segera mengeluarkan perintah peledakan.
Alasan mengapa bom bodoh disebut demikian adalah karena operasinya yang sangat mudah.
Perangkat aktivasi langsung beroperasi setelah pemain mengonfirmasi penggunaan, tiga detik kemudian langsung meledak!
Sesame Paste Tangyuan dan Luo Ying Hui Yi termasuk pemain dengan tekniknya cukup mahir, tidak ada yang berani meremehkan monster sebanyak ini, bom segera dilemparkan.
Lu Li merangkak ke belakang garis pertahanan, lalu duduk menjatuhkan diri.
Bom diledakkan, ledakannya ribuan kali lebih dahsyat dibanding saat kegagalan di laboratorium, kilatan cahaya menyilaukan, api dan gelombang kejut menerjang dengan gila-gilaan dalam radius lima yard...
Semua unit akan menerima nilai kerusakan tetap.
Bahkan untuk makhluk aneh seperti hantu sekalipun.
Sebenarnya, hantu bukan monster leveling konvensional dalam game, mereka hampir kebal terhadap semua kerusakan fisik, juga kebal terhadap sebagian besar kerusakan sihir, apalagi damage bayangan semacam itu.
"Hanya dua jenis orang yang bisa leveling di sini."
"Satu adalah Ksatria Suci, satu lagi Pastor Terang."
Dengan bom, situasi langsung berbeda. Suara notifikasi sistem tentang perolehan pengalaman terus bergema di telinga Lu Li. Kepadatan pengalaman itu sulit digambarkan, batas pengalamannya langsung melesat jauh ke depan secara kasat mata.
"Mengapa masih sebanyak ini!"
Teriakan Piao Ling menarik perhatian Lu Li. Dia terkejut menemukan masih ada ratusan hantu yang belum mati di medan pertempuran.
"Ksatria Suci tahan monster, maju menghadang! Xiao Ba Jiang dan Kenangan, kalian jadi damage dealer utama. Maret bertugas heal, Tang Yuan siapkan bom lagi." Setelah mengamati situasi, Lu Li memutuskan menggunakan satu bom lagi.
Ratusan monster level 20-an mustahil dibersihkan dengan metode konvensional.
