"Lu Li, berapa harga satu biji benda ini?" Berhadapan dengan ratusan monster, Piao Ling merasakan tubuh kecilnya yang sudah tak kokoh semakin gemetar.
Dia sangat mengagumi dirinya sendiri, di saat seperti ini masih bisa mempedulikan biaya.
"Belasan koin emas, lemparkan!" Lu Li membalas.
Tangyuan Isi Wijen gemetar melepaskan bom, matanya menatap benda besi hitam itu melayang di udara, seolah segenggam koin emas tiba-tiba tercerai-berai.
Setelah dentuman dahsyat, bom maupun koin emas—semuanya tidak ada lagi.
"Gila, benar-benar gila." Kenangan Rontok Bunga Sakura mengutuk pelan.
Perempuan ini bukan orang miskin, bahkan bisa dibilang berasal dari keluarga berada. Buktinya dia bisa membeli belasan koin emas untuk dana leveling di platform transaksi sejak hari pertama masuk game.
Tapi tetap saja dia tak percaya, tadi dengan santainya telah melempar belasan koin emas.
Tiga bom meski harganya hanya 40 emas, itu setara dengan 4000+ realitas. Menurut statistik "Ekonomi Tiongkok Online" semester lalu, pendapatan rata-rata nasional juga sekitar 4000+ realitas.
Dari ekspresi Lu Li, sepertinya dia masih berencana terus melempar.
“Jika merasa sayang, lempar bom dengan lebih baik.” Lu Li paham betul arti ekspresi rekan-rekannya. Dengan tenang ia melambaikan tangan, lalu kembali menerjang ke tanah arwah.
Kedua kalinya, Lu Li sudah lebih memahami pola kemunculan arwah, kecepatan gerak, dan taktik serangan mereka. Kali ini ia berhasil memancing lebih banyak monster.
Ia tetap tak akan menunjukkan kemampuan bertransformasi menjadi macan tutul di depan anggota baru. Entah disebut kekikiran atau kehati-hatian, pengalaman tumbuh sebagai kaum akar rumput telah membentuk gaya bertindaknya yang khas.
Setelah mengitari wilayah luas, tepat sebelum tiba di tujuan, transformasinya dibatalkan.
"Datang!" teriak Piao Ling dari kejauhan saat melihat partikel hitam kecil membawa gerombolan monster yang menyelimuti cakrawala.
Mengetahui bom di tangan mereka diisi dengan koin emas, Sesame Paste Tangyuan dan Luo Ying Hui Yi yang bertugas melempar menjadi jauh lebih hati-hati. Kali ini, bom meledakkan cahaya api yang memukau di lokasi paling strategis.
Barisan monster tumbang diterjang dua gelombang bom, berubah menjadi aliran pengalaman yang membanjiri slot XP sepuluh anggota tim.
Pengalaman yang biasanya butuh setengah hari grinding, ternyata tercapai lebih dari cukup hanya dengan dua gelombang monster ini.
"Biaya ini harus kita bagi rata." Moonlight sebagai pemain PVP yang sehari-hari menggotong kapak untuk PvP, jarang ikut aktivitas guild, merasa tidak pantas menerima jatah XP.
"Betul, leveling seperti ini terlalu boros uang. Mari kita rembukkan pembiayaan." Piao Ling yang konsisten dengan prinsip keuangan jelas, langsung mendukung.
Anggota lain pun setuju. Jika biayanya kecil mungkin tidak masalah, tapi tiga bom per gelombang monster dengan puluhan koin emas, terus menerima XP tanpa kontribusi? Itu benar-benar akan merusak keharmonisan.
Apalagi, selama seseorang normal pasti akan menyadari satu hal.
Pengalaman setengah hari bisa diperoleh dalam belasan menit, ini sudah bukan masalah yang bisa diselesaikan dengan puluhan koin emas lagi.
Bom seperti ini jika dilempar ke pasar, bahkan seratus koin emas pun akan ada yang berebutan memuat.
Mereka sama sekali tak bisa membayangkan, bom bodoh yang muncul di kehidupan sebelumnya Lu Li kala itu langsung mencapai harga fantastis tiga ratus koin emas.
Tentu saja, alasan bisa mencapai tiga ratus koin emas sangat beragam, si pembeli punya tujuan lain, membelinya kembali juga bukan untuk upgrade.
Pemain tak bisa meneliti resep berdasarkan produk, tapi NPC bisa. Saat itu sang pembeli bermaksud membelinya untuk diteliti NPC, berusaha memulihkan resep bom bodoh.
Sayangnya, sampai saat terlahir kembali pun Lu Li belum pernah dengar ada yang berhasil mempelajari resep bom bodoh.
"Dengan level kita, sekitar enam gelombang monster sudah bisa naik satu level." Biru Muda Laut Angin mengungkapkan perasaan haru yang mendalam. Para maniak level ini telah berjuang mati-matian setiap detik, ternyata masih kalah dengan beberapa bola besi bulat.
Saat mengucapkan ini, gelombang kedua monster baru saja dibersihkan. Dia yang hampir naik level sebelumnya langsung mencapai level dua puluh sebelum monster kecil mati semua, menjadi pemain kedua setelah Lu Li yang mencapai level 20.
Perpisahan di Bunga mengikuti di belakang, terlihat juga akan segera naik level.
Lu Li sekarang sudah mencapai lebih dari setengah level 21. Pengalaman yang dibutuhkan untuk upgrade jauh lebih banyak, tapi hari ini naik ke level 22 sama sekali tidak merasa tertekan.
36 bom secara total bisa menghancurkan dua belas gelombang monster.
Dari level 19 ke 20 butuh sekitar enam gelombang monster, 20 ke 21 sepuluh gelombang, 21 ke 22 enam belas gelombang, 22 ke 23 membutuhkan 24 gelombang monster - dengan premis setiap gelombang jumlah monsternya tidak lebih sedikit dari gelombang kedua.
Tentu saja, seiring Lu Li semakin lancar dalam mengumpulkan monster, setiap kali jumlah monster yang berhasil ditariknya selalu bertambah.
Saat semua bomb habis digunakan, Lu Li akhirnya mencapai level 22 dengan sisa pengalaman yang cukup banyak. Para pemain lainnya juga tak mau kalah, masing-masing berhasil upgrade level.
Biru Muda Laut Angin dan Hua Di Li Qing sama-sama mencapai level 21. Kecuali Kenangan Rontoknya Sakura yang masih kurang sedikit pengalaman, semua anggota tim telah mencapai level 20. Mereka kembali menyegarkan Peringkat Level dan kali ini bahkan lebih ekstrim - langsung menguasai sembilan posisi sekaligus.
Saluran dunia telah lama dipenuhi kekacauan.
Beberapa pemain yang lebih cerdas menghubungkan permintaan Lu Li akan Starwood pagi tadi, seketika merasa telah menemukan sebuah rahasia.
Starwood bisa digunakan untuk upgrade cepat!
Dimakan?
Baiklah, ini hanya bercanda. Mungkin untuk menyerahkan tugas, tapi di mana letak NPC tugasnya? Bagaimana cara menemukannya? Kita juga ingin menyelesaikan misi dan melesat seperti roket...
Di saluran dunia yang telah kembali diputus oleh Lu Li, perdebatan tentang fungsi sebenarnya dari Starwood memicu gelombang diskusi baru.
Ini di luar perkiraan Lu Li, pasti akan memberikan dampak besar pada upaya membeli Starwood selanjutnya.
Yang dilanda iri dan dengki bukan hanya segelintir orang.
Bahkan mantan peringkat keempat daftar level, yang pernah menjadi juara pertama di masa lalu - "Bai Si Bu De Qi Jie", konduktor utama Ibu Kota Kejayaan, juga dilanda kecemburuan yang menggebu.
Kenyataannya, dia benar-benar kehilangan kendali.
Dialah ikon level Ibu Kota Kejayaan.
Jika bisa menduduki posisi tinggi di Peringkat Level, pasti akan memberikan efek promosi yang luar biasa.
Donatur di balik layar Ibu Kota Kejayaan berjanji: begitu dia mencapai puncak daftar, baik serikat maupun dirinya sendiri akan mendapatkan hadiah emas yang fantastis - jumlah yang membuat para petinggi serikat terengah-engah.
Posisi pertama jangan diharapkan, level up Lu Li terlalu cepat, jauh melampaui pemain biasa.
Saat 100 besar masih di level 18 atau 19, hanya sang orang tua ini yang melesat dengan level 21 yang luar biasa, unggul jauh di depan.
Peringkat kedua pasti bisa, Biru Muda Laut Angin dan Perpisahan di Bunga berlomba ketat, tapi sepertinya bukan hal yang mustahil untuk dilewati.
Kasihan Bai Si Bu De Qi Jie, serikat mengerahkan dua belas penyihir untuk membantunya naik level, dibagi menjadi tiga regu yang terus-menerus membersihkan monster, ditambah sekelompok orang bertugas Mengumpulkan Monster dan mengirim ramuan...
Jika saja monster tidak kurang, pasti lebih banyak orang lagi yang dikerahkan.
Hanya selangkah lagi dia bisa mengalahkan Perpisahan di Bunga dan Biru Muda Laut Angin untuk merebut posisi kedua.
Siapa yang tahu berturut-turut ada yang melewatinya, hanya dalam waktu lebih dari satu jam, peringkatnya terjun bebas dari posisi keempat yang susah payah diraih ke peringkat kesepuluh.
Lu Li, Biru Muda Laut Angin, Perpisahan di Bunga, Hujan Maret, Can Meng, Sesame Paste Tangyuan, Piao Ling, Moonlight, Xiao Ba Jiang - sembilan besar Peringkat didominasi sepenuhnya oleh Unit Tentara Bayaran Xinxin.
Sialan Unit Tentara Bayaran Xinxin!
