"Kita teman baik, kamu ternyata mau menangkapku jadi baby." Walau masih belia, Xiao Ba Jiang telah memahami "Lindungi diri dari api, pencuri, dan sahabat karib" sebagai peringatan yang mendalam.
Dasar si nona ini mau menjadikanku baby!
Baiklah, banyak pemburu punya impian serupa: menjinakkan Druid sebagai peliharaan.
Sebagian hanya berkhayal, tapi Can Meng jelas tak sekadar imajinasi. Sihir penjinakan pemburu kecil ini diulang biubiu tanpa henti.
“Hmph, aku juga pemain, kamu tidak bisa menangkapku, tidak bisa!” Xiao Ba Jiang yang lugu juga mulai menyadari situasi. Di dalam game, tidak mungkin seorang pemain bisa dijadikan baby oleh pemain lain... kan?
Can Meng menarik tangannya dengan enggan, tapi dia tidak rela menyerah. Dia bahkan mengirim chat pribadi ke Lu Li: "Bagaimana caranya menangkap Puyuh untuk dijadikan baby?"
"Dia kan sahabat terbaikmu, kamu benar-benar mau menangkapnya?" Ekspresi Lu Li menunjukkan keanehan.
"Tidak juga! Aku cuma mencoba saja. Nanti... nanti aku akan menangkap anggota kubu jahat saja!" Gadis kecil yang sudah tenang ini melakukan introspeksi mendalam atas kesalahan mengabaikan persahabatan, lalu mengalihkan target ke Druid Burung malang dari kubu jahat.
"Pemain tidak bisa ditangkap..." Lu Li menghela napas.
"Kalau... NPC bisa tidak?" Gadis bodoh yang biasanya selevel dengan Xiao Ba Jiang ini tiba-tiba menunjukkan kelincahan berpikir yang luar biasa.
“NPC……” Lu Li baru saja ingin mengatakan bahwa itu juga tidak bisa ditangkap, tiba-tiba teringat Mok'Nathal - Rexxar Remar, keturunan terakhir suku yang dijuluki pemain sebagai "pria secepat angin". Dia membawa beruang peliharaan Misha yang ternyata... adalah seorang Druid.
Ada juga Pemanggil Angin Cloudhunter (seingatnya nama itu), yang ditangkap BOSS di Rawa Kelam untuk dijadikan baby, sekaligus menjadi bahan tertawaan terbesar di Azeroth.
"Pasti bisa kan?" Melihat Lu Li ragu, Can Meng tersenyum girang. "Aku memutuskan, nanti harus menangkap Druid sebagai hewan peliharaan."
Idealisme yang mulia. Lu Li mengusap keringat, tak berkata apa-apa.
Manusia harus punya impian bukan? Bagaimana jika terwujud.
Setelah beristirahat sejenak, mereka melanjutkan perjalanan epik.
"Ke arah mana?" Biru Muda Laut Angin mengusap darah di wajahnya, ragu di persimpangan jalan.
Tidak bisa, topografi di sini terlalu rumit, sama sekali tidak ada cara untuk menilai rute. Ini berbeda dari game sebelumnya yang tidak memiliki peta layar penuh maupun plugin apa pun.
"Aku punya ide." Xiao Ba Jiang sudah lepas dari Bayangan teman baik yang ingin menangkapnya sebagai baby, mengangkat cakar mencetuskan gagasan. Konon saran konstruktif bisa menambah poin dungeon.
"Oh, coba dengar." Piao Ling sedang pusing.
Orang yang sulit menemukan arah mengaku tahu cara mencari jalan, memang terdengar absurd. Tapi Piao Ling merasa harus menghargai pendapat semua orang.
"Ini koin emas..." Dia mengeluarkan koin berkilauan keemasan dari tas. Bukan koin tradisional, melainkan mata uang khusus dari hadiah tugas yang bisa membeli alat spesial.
"Lalu?" Semua mata tertuju pada koin di tangannya. Apakah koin ini bisa melakukan navigasi cerdas?
"Misalnya di sini ada dua jalan, kiri dan kanan. Jika karakter di koin emas menghadap ke atas, kita ambil jalan kiri. Jika menghadap ke bawah..." Xiao Ba Jiang berkata penuh kebanggaan.
Semua orang berkeringat dingin.
"Aku selalu pakai cara ini saat mengerjakan tugas." Xiao Ba Jiang merasa agak tersinggung melihat tak ada yang menghiraukannya.
"Bagaimana jika koin emas berdiri tegak?" Luo Ying Hui Yi mengelus kepala gadis kecil itu sambil melintas di sisinya.
Benar juga, bagaimana kalau berdiri tegak?
Sebenarnya tidak masalah besar, paling-paling hanya tersesat sebentar. Piao Ling memerintahkan semua orang untuk memilih jalan secara asal sebagai eksperimen.
Saat regu hendak berangkat, Can Meng yang berjalan di ambang tepian tiba-tiba tergelincir dan terjungkal ke sungai karena terlalu asyik memikirkan Baby Druid-nya.
"Tolooong!" teriak gadis itu dengan suara melengking penuh ketakutan.
“Jangan takut, kita cari jalan turun untuk menyelamatkanmu. Coba lihat sekeliling ada tempat untuk naik atau tidak.” Lu Li benar-benar tidak ingin berkomentar, bukan karena menganggap Can Meng bodoh, tapi merasa gadis ini memiliki hoki yang luar biasa.
Benar, cara sebenarnya untuk menjelajahi dungeon ini adalah dengan melompat dari sini.
“Hiks~ Ada monster di bawah sini, sedang menyerang babyku.” Can Meng merasa ditinggalkan, harus menghadapi bahaya tak dikenal sendirian.
“Langsung lompat!” Lu Li memimpin dengan melompat terlebih dahulu, diikuti oleh yang lain secara berurutan.
Meski disebut sungai, airnya sebenarnya tidak dalam, hanya mencapai mata kaki saja.
Monster yang dihadapi Can Meng hanyalah buaya kecil, bahkan tidak mengancam dirinya sendiri, apalagi dengan kedatangan sepuluh orang sekaligus. Setelah membersihkan monster, masalah yang muncul adalah bagaimana memanjat tebing sungai yang licin ini.
“Aku akan mencari jalan.” Sebagai pencuri, ini memang tugasnya. Kebetulan rute yang dipilihnya mengarah ke BOSS kedua.
Tak lama kemudian, semua orang menerima notifikasi dari Lu Li untuk melanjutkan perjalanan ke depan, lalu Sistem memberi peringatan telah menemukan Abyss Taring Berbisa.
Monster kecil terus bermunculan di sepanjang jalan, membunuh mereka memungkinkan pengambilan benda tugas, sehingga meski waktu bermain game hari ini hampir berakhir, semangat tim tetap tinggi.
Di antara benda tugas tersebut ada bunga ular berbisa yang direfresh sangat jarang, total hanya terlihat tiga sampai lima buah.
Dengan sepuluh orang yang sama-sama memiliki tugas, kelangkaannya terasa semakin nyata.
Biru Muda Laut Angin mencurigai dengan kuat bahwa Lu Li telah merampas semua bunga ular berbisa itu saat berjalan di depan.
Lu Li menolak memberi penjelasan dengan ekspresi penuh cibir, tanggung jawabnya sebagai penunjuk arah di depan justru membuktikan pilihan tepat - benar-benar irama menyia-nyiakan talenta besar.
BOSS kedua adalah Kao Brian yang berada di posisi tersembunyi, jika Can Meng tidak jatuh dan Lu Li tidak memberi petunjuk, mungkin tim takkan pernah menemukan lokasinya di dungeon.
Anggota lain tidak mengetahui hal ini, mereka hanya mengira tim secara asal menemukan BOSS karena kebetulan yang salah.
Brian tidak jauh berbeda dengan BOSS pertama Anna Kodera si Taring Berbisa. Satu-satunya perbedaan adalah kemampuannya menggunakan racun dengan sangat lihai, menimbulkan kerusakan hingga lebih dari 700 poin per detik.
Pengurangan anggota tim terjadi pada momen ini.
Korban adalah Luo Ying Hui Yi. Memang para petarung jarak dekat seperti gadis ini memiliki probabilitas lebih tinggi untuk ditunjuk skill dalam situasi seperti ini.
"Mau menyerah dan ulang dari awal?" tanya Sesame Paste Tangyuan. BOSS masih memiliki 20% HP tersisa saat pengurangan anggota terjadi. Biasanya pemimpin tim akan mengorbankan beberapa orang agar yang lain bisa mundur.
Mengulang dari awal akan memberikan kendali yang lebih baik.
"Lanjutkan serangan. Tenang dan pertahankan formasi. BOSS ini bisa kita kalahkan hari ini, kalau tidak pun tak apa." Piao Ling berkata dengan ramah.
Berbeda dengan sindiran pedasnya sehari-hari, Piao Ling dalam mode komando menunjukkan sikap profesional yang sempurna. Setiap detail diperhatikan, seluruh operasional tim berada dalam pengawasannya yang ketat.
Gaya dirigen Lu Li cenderung santai, hanya akan berbicara saat-saat genting.
"Aku bisa menyelamatkan Kakak Kenangan." Xiao Ba Jiang menawarkan diri.
"Saat ini dalam status pertempuran, Mantra Kebangkitan tidak bisa digunakan." Hujan Maret mengingatkannya dengan baik hati, meski mantra ini sulit didapatkan, cukup banyak profesi penyembuh yang memiliki skill ini.
Mungkin Xiao Ba Jiang belum pernah bergabung dalam party, tidak tahu Mantra Kebangkitan hanya bisa digunakan setelah lepas dari pertempuran.
"Mantra kebangkitanku spesial, namanya Fu Sheng." Xiao Ba Jiang berkata dengan keseriusan.
