Fu Sheng?
Matanya Lu Li berbinar, seketika memahami barang apa yang dimaksud gadis kecil ini.
Di "Fajar", banyak profesi bisa menyembuhkan dengan keahlian masing-masing. Yang paling termasyhur dari Druid adalah Fu Sheng.
Skill langka yang bisa dipelajari dalam semua bentuk Druid ini sangat berharga, mampu menghidupkan kembali rekan yang tewas dalam pertempuran - bahkan saat masih dalam status pertempuran.
Hanya Druid yang memiliki kemampuan untuk menghidupkan kembali dalam pertempuran seperti ini!
Xiao Ba Jiang membaca bilah baca menggunakan kemampuan menghidupkan kembali, Luo Ying Hui Yi perlahan bangkit duduk. Mungkin karena kemampuan menghidupkan kembali belum di-upgrade, HP rekan yang dihidupkan hanya tersisa seutas.
Tapi untungnya, ada dua healer di pasukan. Dengan asal memberinya heal, mereka berhasil menyelamatkannya dari ambang kematian.
Serangan racun BOSS benar-benar mematikan. Semua orang harus menyiapkan ramuan penawar racun tingkat tinggi. Kenyataannya, ramuan penawar racun tingkat tinggi pun bukan barang serba bisa, hanya bisa mengurangi kerusakan sebagian saja.
Piao Ling memerintahkan Xiao Ba Jiang fokus menjaga HP MT, sementara March Rain yang lebih terampil secara teknis ditugaskan menjaga seluruh guild.
Kesadaran March Rain sangat luar biasa. Seringkali tepat saat racun baru saja menyebabkan kerusakan pertama, Tuhan Menyembuhkan-nya sudah langsung mendarat di kepala.
"Aku rasa kita bisa mengalahkan BOSS ini," gumam Biru Muda Laut Angin.
Melihat HP BOSS hampir terkuras separuh, semua anggota masih aktif dan lincah, hanya di awal saat estimasi racun kurang tepat, Luo Ying Hui Yi baru tersungkur.
"Kamu kira? Tahukah kenapa aku pilih kesulitan elite?" Lu Li memandangnya dengan sikap merendahkan, orang ini bukannya tidak cerdas, hanya malas menggunakan kepala.
Pasukan yang baru dibentuk ini membutuhkan masa penyesuaian, tingkat kesulitan elite sangat cocok.
Jika memilih kesulitan bahkan mimpi buruk, jangan bicara bos kedua, bos pertama pun mustahil dikalahkan.
"Luo Ying Hui Yi, pasang Totem! Jangan terlalu ambisius. Huahua dan Tang Yuan, jaga konsistensi damage! Kali ini probabilitas clear dungeon sangat tinggi. Jika OT terjadi, usaha selama ini akan sia-sia."
Karena BOSS di Gua Rintihan memiliki skill Thorn Armor yang bisa memantulkan sebagian damage jarak dekat, output profesi melee pun terbatas. Di dungeon ini peringkat damage pertama ditempati Hua Di Li Qing, diikuti Sesame Paste Tangyuan, baru kemudian Lu Li, Moonlight dan lainnya.
Hua Di Li Qing hanya fokus menghujam damage tanpa kontrol aggro sebaik Lu Li, sehingga sering berada di ambang OT.
HP BOSS perlahan turun. Di tengah pertarungan, BOSS menggunakan skill Sleep yang mengenai Moonlight. Tak masalah, semua tetap tenang melanjutkan serangan.
"Pose kamu konyol sekali Guang Guang, sama sekali tak beraura seorang dewa game. Tidur terus saja deh." Blue Sea Wind mengejek dengan jahat.
Pose pemain yang tertidur memang kurang anggun, terutama karakter laki-laki yang terlihat konyol sekali.
“Lu Li... baiklah, anggap aku tidak bicara.” Piao Ling memandang Lu Li dengan tanpa ekspresi saat melihatnya menendang balik skill Tuhan Menyembuhkan BOSS, memutuskan untuk tidak meminta Lu Li menyela skill BOSS lagi di kesempatan berikut. Setiap kali belum selesai dia memberi perintah, sangat memalukan.
Dia menyadari, beberapa orang harus diarahkan langkah demi langkah seperti Can Meng, Xiao Ba Jiang, bahkan termasuk Hua Di Li Qing. Sementara beberapa lainnya sama sekali tidak perlu arahan, selalu bisa melakukan yang seharusnya di momen paling krusial, contohnya Lu Li, Moonlight, dan Hujan Maret.
Ketiga anggota ini mengajukan permintaan untuk bertarung di Kompetisi Hua Ying Cup, sepertinya agak terpercaya.
Sebenarnya, masih ada satu orang dengan kemampuan menilai situasi, yakni Biru Muda Laut Angin. Di detik BOSS masuk mode Amuk, dia dengan Tindakan Tegas mengaktifkan Shield Wall.
Selain mode Amuk, BOSS juga memanggil dua Druid Taring Beracun.
"Pak!" BOSS yang sedang mengamuk menampar Moonlight hingga terpental, tamparan kedua menghantam Luo Ying Hui Yi. Orang-orang yang terpental itu langsung masuk status HP kritis begitu mendarat, membuat kedua healer langsung panik.
"Abaikan yang lain! Fokus heal tank! Kalian juga jangan urusi monster kecil, serang BOSS habis-habisan!" Lu Li akhirnya tidak tahan meneriakkan perintah.
Piao Ling agak kurang tegas. Di situasi kritis begini masih memikirkan 'kepentingan umum'. Terserah ada yang mati atau tidak, yang penting BOSS bisa dihancurkan dengan serangan terpusat. Lagipula mati di dungeon sekarang tidak akan mengurangi EXP.
Di kehidupan sebelumnya, Lu Li pernah bertemu seorang pemimpin guild yang gemar menjadikan anggota sebagai umpan meriam. Ironisnya, guildnya justru paling sering mencatat prestasi gemilang.
Berkat campur tangan Lu Li, semua anggota—kecuali healer—fokus menyerang BOSS. Dua monster kecil itu mengejar-ngejar Hua Di Li Qing habis-habisan. Wajar saja, dialah damage dealer tertinggi.
Hua Di Li Qing juga sudah pasrah, membiarkan dua monster kecil menyerang perisainya, tidak peduli dan hanya fokus menyerang BOSS.
Hua Di Li Qing tumbang!
Tang Yuan tumbang!
Can Meng tumbang!
Tepat di saat yang sama, BOSS juga tumbang!
"Healer lakukan resurrect, prioritaskan Can Meng dulu. Waduh, capek banget, hari ini sampai di sini saja, lagipula waktu juga sudah mepet." Piao Ling mengusap keringat di dahinya, merasa menjadi dirigen benar-benar bukan pekerjaan manusia.
Setelah diresurrect, Can Meng langsung berlari meraba-jaba tubuh BOSS.
"Skill book, Dispel." Can Meng pertama kali mengeluarkan buku skill.
"Berikan ke Hujan Maret. Dengan skill book ini, lain kali tidak perlu takut jika terkena efek tertidur." Skill Dispel pastor terutama ditujukan untuk efek sihir, dan termasuk salah satunya.
"Sebuah palu perak, sepertinya untuk profesi healer." Can Meng menampilkan statistik peralatan ke anggota tim.
"Aku tidak mau." Hujan Maret menggelengkan kepala.
Para pelaku lainnya juga tidak ada yang mengklaim. Tidak peduli cocok atau tidak, mengambil peralatan pasti akan kena pemotongan poin.
"Kalau begitu hanya bisa dibuang ke trading post, nanti dibagi uang sesuai rasio poin." Tidak ada yang mau, Piao Ling juga tidak keberatan. Sifat peralatan ini memang biasa saja, nilai berharganya hanya karena ini peralatan perak.
"Ada satu lagi Besi Hitam, habis." Can Meng menepuk tangan lalu berdiri.
"Sifatnya lumayan, Feng Shao, kamu ganti pakai ini, potong 10 poinmu." Tanpa diskusi, Piao Ling memaksakan ke tangan Biru Muda Laut Angin.
"Kamu brengsek! Kamu juga pakai peralatan pertahanan, kenapa tidak memaksakan ke diri sendiri? Aku mau perak, aku mau cetakan, tidak mau pakai Besi Hitam!" Biru Muda Laut Angin berteriak marah.
Sebenarnya Besi Hitam level 20 ini propertinya sangat bagus, jauh lebih baik dari peralatan lamanya.
Namun setelah melihat peralatan yang dibuat Xiao Ba Jiang menggunakan cetakan, dia sama sekali tidak menganggap barang kelas ini layak. Lagipula Piao Ling ini khusus menjebaknya, langsung memotong sepuluh poin.
"Baiklah, dungeon hari ini sampai di sini. Xiao Ba, Meng Meng, kalian berdua masih siswa SMA, jangan main game terlalu lama. Cepat tidur! Aktivitas dungeon malam baru mulai pukul delapan nanti, tidak perlu terburu-buru." Meski Piao Ling datang agak terlambat, dia cukup perhatian terhadap detail.
Dia sudah lama memahami situasi kehidupan nyata masing-masing anggota dengan lebih komprehensif dibandingkan Lu Li.
Xiao Ba Jiang dan Can Meng masih kelas 2 SMA. Sesame Paste Tangyuan tahun ini baru masuk tahun pertama kuliah. March Rain dan Luo Ying Hui Yi juga masih kuliah. Piao Ling sendiri dan Biru Muda Laut Angin tahun ini lulus universitas. Hua Di Li Qing lebih awal setahun dari mereka. Moonlight yang paling tua, sudah lulus bertahun-tahun dan berstatus paman dewasa.
Situasi Lu Li cukup rumit. Tampaknya dia tidak kuliah dan berkeliaran di masyarakat, sekarang menjadi pemain profesional.
Secara perhitungan, waktu bermain game semua anggota cukup longgar kecuali dua gadis kecil itu.
Meskipun raga di realitas berada dalam keadaan tidur ringan saat status game aktif, tetap tidak bisa dibandingkan dengan tidur nyenyak yang lebih bisa dipercaya. Dua siswa SMA ini masih dalam tahap pertumbuhan, apalagi tidak boleh begadang.
"Nilai akademis kami bagus semua lho." Can Meng protes.
"Dan kami juga sudah belajar sangat giat~" Xiao Ba Jiang menggoyang-goyangkan kepala berbulunya, sengaja bertingkah imut.
"Kalau tidak mau seumur hidup cuma setinggi 150 cm, cepat pergi sejauh mungkin tidur!" Setelah dungeon selesai, Piao Ling kembali menunjukkan watak aslinya yang suka menyindir pedas, "Sudah jelek begini, kalau tidak punya tinggi badan lagi, aku benar-benar khawatir... Bagaimana kalian bisa menikah nanti..."
