"Kalian sudah selesai belum? Monster semakin banyak, pengalaman melonjak dengan menggembirakan." Suara Biru Muda Laut Angin riuh di ruang obrolan, dan ini bukan kali pertama.
Lu Li memungut peralatan di tanah, mengangkat kepala berkata: "Mungkin kita cukup sampai di sini hari ini."
"Benar-benar tidak memuaskan." Dibandingkan peningkatan drastis pengalaman, Moonlight lebih suka menggotong kapak ke sana kemari membabat orang.
Yang mengejutkan, Hujan Maret ternyata juga mengangguk setuju. Faktor kekerasan dalam tubuh cewek lembut nan pendiam ini mulai bergolak. Dia menemukan sensasi detak jantung dalam pembunuhan.
Jika Perpisahan di Bunga tahu Lu Li telah merusak adik perempuan kesayangannya, entah apakah dia akan mati-matian.
"Tenang saja, mulai sekarang kita main setiap hari. Bagus untuk persiapan lomba Senin depan." Lu Li tidak menentang gairah seperti ini, "Tugasmu Hujan adalah memikirkan cara bertahan hidup dari serangan tiga damage dealer sekaligus, dan memberi kita kesempatan untuk melindungimu..."
Asumsi tiga damage dealer ini sama sekali tidak berlebihan.
Dalam pertempuran 3V3, banyak guild tak tahu malu yang isinya Nima damage dealer semua. Bahkan tanpa penyembuh. Mereka hanya mengejar strategi tiga lawan satu, satu gelombang langsung melumpuhkan penyembuh atau kelas sihir.
"Hmm, hari ini Hasil-ku banyak. Aku akan serius memikirkannya." Hujan Maret mengangguk penuh kesungguhan.
Dia menunjukkan kemajuan pesat karena kecerdasannya, namun justru kemajuan ini membuatnya semakin menyadari tingkat keahlian Lu Li dan Moonlight dalam pertempuran PK. Ia juga semakin menyadari dengan mendalam bahwa dalam waktu yang cukup lama ke depan, dirinya akan menjadi beban pasukan di antara trio ini.
Pos Pengawas Mei Yisena hari ini menjadi area terpadat dalam game.
Tak terhitung pemain bertempur di peta ini.
"Lu Li, kamu sialan! Cepat kembalikan March! Aku hampir tumbang, Xiao Ba Jiang tidak bisa diandalkan menyembuhkan, MP-nya selalu habis..." Di bawah pelatihan Lu Li, kemampuan penyembuhan Xiao Ba Jiang memang meningkat, tapi dalam hal kontrol irama jelas masih kalah dibanding March, daya tahan penyembuhannya sangat terbatas.
Rintihan Biru Muda Laut Angin tak henti-hentinya, memaksa Lu Li dan yang lain mempercepat langkah.
Tiba-tiba rintihannya semakin keras: "Xiao Ba cepat sembuhkan! Kenapa tidak menyembuhkan? MP-mu masih banyak kan? Baru saja diisi ulang tadi..."
Xiao Ba Jiang menggerutu dengan suara bening: "Nggak mau, aku nggak mau nambahin! Kamu jijikin aku cuma bisa nambahin dikit, jadi aku nggak mau nambahin kamu lagi."
"Pantas saja..." Piao Ling menyunggingkan senyum dingin, namun demi tim, dia tetap menghibur sang gadis: "Liat tuh kelakuannya yang memalukan. Kasih dia dua kali healing aja. Kalau dia mati sih nggak masalah, yang penting kita jangan sampai kehilangan umpan meriam yang bisa nahan serangan monster."
Biru Muda Laut Angin langsung banjir air mata, tidak berani bicara apa-apa lagi.
Beberapa orang ini segera bergabung dengan pasukan besar. Dengan kedatangan tiga pasukan segar, tekanan pada pertahanan langsung berkurang drastis.
"Aduh, bukannya sudah kubilang harus hati-hati? Kenapa milih wilayah ini buat bertahan?" Lu Li langsung melontarkan kritik begitu tiba di lokasi.
Piao Ling menengok ke sekeliling mengamati situasi pertempuran, ekspresinya mulai pucat: "Awalnya masih lumayan, di sini monster banyak jadi mudah grinding pengalaman. Siapa sangka sekarang jumlahnya bisa sebanyak ini."
"Nanti bakal lebih banyak lagi. Siap-siap minggat pindah wilayah." Lu Li menyelesaikan monster terakhir yang sedang dihadapinya, berbisik pelan.
Bisa dikatakan tanpa keraguan, jumlah monster dengan tingkat seperti sekarang hanyalah umpan meriam yang dikirim Azeroth untuk eksperimen. Aktivitas sesungguhnya baru akan dimulai ketika Sistem memberikan tugas.
"Kalau kita pergi, pertahanan di sini akan kosong." Piao Ling ragu-ragu.
"Di sebelah sana ada Fajar Bersayap. Mereka pasti senang jadi penerima warisan." Lu Li melirik sekilas, langsung melihat sekelompok orang yang mengenakan jubah perang guild Fajar Bersayap tak jauh dari situ.
"Ke mana?"
"Tentu ke timur." Lu Li memimpin pasukannya mundur perlahan.
Anggota guild Fajar Bersayap sudah lama mengincar area grinding monster yang strategis ini. Andai saja ini bukan pertama kalinya mereka ikut aktivitas kubu, dan masih berusaha menjaga kesan harmonis, pasti sudah mengirim orang untuk merebutnya.
Melihat Lu Li dan kawan-kawan pergi, mereka langsung tanpa basa-basi menyelipkan Tim 50 Orang ke posisi itu.
Bagian timur pos pengawas menghadap langsung ke pegunungan luas, di tengahnya terdapat cekungan kecil. Monster yang menyerang dari arah ini berasal dari dua sisi lain yang berdesakan, jumlahnya sangat sedikit.
Selain itu, pada rute serangan mereka, topografi dari rendah ke tinggi semakin menanjak. Kondisi geografis seperti ini mengurangi kecepatan gerak monster dan melemahkan intensitas serangan mereka.
"Tadi di sana lebih banyak monster, kenapa harus pindah wilayah?" Biru Muda Laut Angin kesal. Bagi maniak leveling, monster setara dengan pengalaman. Melepaskan tanah suci grinding bagaikan mencabut nyawanya.
"Tenang saja grinding monster, nanti jangan sampai kamu menangis." Lu Li berkata kesal: "Semua periksa persediaan, apa ada yang kurang. Pertempuran kali ini mungkin berlangsung lama, dan tidak akan ada waktu untuk duduk memulihkan tenaga."
"Lama? Seberapa lama?" Piao Ling bertanya terkejut.
Bukankah ini cuma sebuah aktivitas? Berdasarkan pengaturan di game sebelumnya, aktivitas resmi biasanya hanya berlangsung selama satu dua jam, bahkan cuma belasan menit. Tapi kali ini sudah hampir empat lima jam, dan dari nada bicara Lu Li, ini baru permulaan.
"Setidaknya dua belas jam." Waktunya terlalu lama, Lu Li hanya membaca dari beberapa catatan literasi, ingatannya sudah tidak jelas.
"Sial." Piao Ling mengumpat, "Barang-barang kita mungkin tidak cukup, terutama ramuan penyembuhan tingkat menengah dan ramuan sihir level menengah..."
"Aku yang akan membeli." Lu Li menyerahkan barang-barangnya ke anggota lain melalui transaksi, lalu kembali ke Astranaar.
Dari trading post, dia langsung membeli ramuan dalam jumlah besar, mengisi semua slot tasnya, kemudian kembali ke Pos Pengawas Mei Yisena.
"Cepat sekali!" Piao Ling terkejut.
Antara Pos Pengawas Mei Yisena dan Astranaar tidak ada sistem teleportasi. Orang biasa perlu setidaknya setengah jam lebih untuk bolak-balik, itu pun dalam kondisi jalan lancar.
Sekarang jalanan dipenuhi Elemen Air, Lu Li ternyata hanya menghabiskan belasan menit, itu sudah termasuk waktu dia membeli barang di trading post.
"Aku pencuri yang cepat, punya banyak skill percepatan." Lu Li baru menyadari dirinya terlalu berlebihan—dia terbang sepanjang jalan.
Untungnya Piao Ling hanya terkejut sebentar, tidak mempermasalahkan, dan peringatan sistem juga mengalihkan perhatiannya.
Sistem: Sekelompok anggota sekte sesat Palu Senja telah mendirikan markas besar di sebelah barat daya. Pemimpin mereka, jemaat tingkat tinggi Azlin, telah membuat perjanjian dengan para Dewa Kuno kegelapan, diberikan kekuatan untuk mengendalikan elemen. Pasukan Elemen Air yang menyelimuti langit dan bumi sedang bergerak menuju Pos Pengawas Mei Yisena. Petualang terhormat, demi kejayaan Dewi Bulan, siapakah yang akan gentar berperang!
Sistem: Apakah menerima tugas "PERTAHANAN Pos Pengawas Mei Yisena"?
"Untuk Sang Dewi!" Seseorang tidak dikenal berteriak.
Sesaat kemudian, Pos Pengawas Mei Yisena bergema dengan raungan serempak.
Untuk Sang Dewi!
Untuk Sang Dewi!
Untuk Sang Dewi!
Hampir semua pemain menerima tugas ini. Tentu saja, semua orang tetap akan berburu monster. Jika ada misi tambahan, mengapa harus menolak?
Sistem: Menerima tugas "Keteguhan Hingga Pasukan Elemen Air Dihancurkan". Anda akan mendapatkan hadiah besar.
"Hadiah besar" mungkin dianggap pemain lain hanya permainan kata sistem - mungkin cuma sedikit EXP. Hanya Lu Li yang tahu "kelimpahan" ini benar-benar luar biasa.
Catatan sejarah menyebut: Pemain yang ikut Pertahanan Pos Mei Yisena hampir semua naik 1 level, sebagian bahkan 2 level; Lebih dari 100.000 pemain dapat peralatan perak, beberapa dapat cetakan; Bahkan ada yang mengaku dapat skill point.
Pemain yang tidak ikut acara ini, tanpa terkecuali menyesal sampai ke tulang sumsum.
