Proses upgrade cincin Lu Li sebenarnya menggunakan metode persembahan ritual untuk menukar energi, setidaknya sampai tingkat tiga pertama, sehingga membutuhkan altar yang menyediakan energi untuk cincin.
Bukan tidak ada makhluk yang lebih tinggi dari Altar Pasang Surut, efek upgrade cincin mungkin lebih baik.
Tapi dengan kemampuan yang dimiliki Lu Li sekarang, Altar Pasang Surut sudah menjadi batas kemampuannya.
Sebenarnya Altar Pasang Surut juga bagus, altar ini bukanlah altar asal-asalan yang dibangun di pulau terpencil tepi pantai, melainkan memiliki sejarah yang sangat panjang.
Lembah Duri tampaknya merupakan satu-satunya area di Azeroth yang belum tersentuh perang.
Di sini terdapat peradaban troll kuno yang membangun "kota" megah, dihuni oleh troll dan kemudian goblin.
Sebagian besar troll tampaknya masih mempraktikkan kebiasaan kanibal, beberapa suku troll tertentu seperti Troll Lumut Busuk dan Troll Cabang Setan telah dikonfirmasi sebagai suku pemakan manusia.
Selain itu, semua troll es yang diketahui saat ini telah terbukti kanibal. Troll Gurun, Troll Hutan, dan Troll Belantara juga kadang melakukan praktik kanibal meskipun tidak sering.
Bahkan troll kegelapan yang misterius pun dipercaya sebagian besar menyukai kanibalisme. Namun, ada beberapa pengecualian penting. Misalnya, Suku Zandalar dan Suku Gigi Busuk memangsa makhluk humanoid lain tetapi tidak memakan sesama troll. Suku Tombak Gelap juga mempertahankan praktik kanibal sebelum bergabung dengan Horde, namun kini telah dikonfirmasi meninggalkan kebiasaan tersebut.
Resep memasak yang diperoleh Lu Li menjadi bukti, troll-troll sangat menyukai ikan panggang.
Menurut beberapa catatan yang kurang tepercaya, ikan-ikan yang ketakutan memohon kedatangan Penguasa Pasang Surut.
Elemen air penguasa Neptulon the Tidehunter menjawab panggilan mereka, Dia membangkitkan ombak raksasa yang menenggelamkan kota megah nan kuno, bahkan menerjang seluruh Lembah Duri.
"Kota" berubah menjadi reruntuhan, sementara troll-troll terpecah menjadi beberapa suku yang saling bermusuhan.
Kemudian, orc Thrall dan sekutu mereka Klan Dark Spear bermigrasi ke sini. Dark Spear adalah bagian dari troll hutan yang telah meninggalkan kebiasaan kanibal.
Pulau di bawah kaki Lu Li ini hanyalah puncak gunung es. Di sini pernah tenggelam kota kuno troll.
Altar tempat ikan-ikan dulu memanggil Penguasa Pasang Surut, sekarang berada di hadapannya.
Perhatikan ini adalah "pemanggilan", bukan "summon".
Dengan kemampuan ikan-ikan itu, mereka belum cukup kuat untuk memanggil elemen lord setengah dewa.
Tapi bagi Lu Li, ini sudah lebih dari cukup.
Sekarang dia butuh seorang penyihir, pencuri tidak bisa mengaktifkan altar.
Untungnya sudah dipersiapkan.
Lu Li mendekati altar, mengeluarkan Patung Giok dari tangannya dan meletakkannya di atas altar.
Patung transparan itu memancarkan cahaya fluor hijau zamrud, gelombang-gelombang yang terlihat mata menyebar ke sekeliling.
Sayangnya, ini hanyalah patung giok biasa Neptulon. Karena altar ini pernah dikunjungi Neptulon, barulah bisa terjadi resonansi. Tapi tidak cukup untuk memanggil Neptulon dengan sukses.
Lu Li juga tidak berharap memanggil Neptulon. Dia belum ingin mati.
"Siapa yang memanggil Dewa Pasang Surut yang agung?" Lingkaran teleportasi ungu muda berkilauan dari prasasti di luar altar. Seorang pendeta ikan berjubah hijau muncul dari Kekosongan.
"Demi Dewi Bulan, night elf dari Darnassus menyampaikan salam." Lu Li mengangkat Patung Giok dan menyerahkannya kepada pendeta.
Pendeta ikan itu menyambar patung itu, berseru penuh semangat: "Oh, apa yang kulihat!"
"Semoga hadiah ini kau sukai." Melihat cahaya pada pendeta ikan berubah dari merah kebencian menjadi hijau keramahan, Lu Li dalam hati menghela nafas lega.
Hanya ikan yang bisa mengaktifkan Altar Pasang Surut. Jika tidak ada pendeta yang muncul, dia benar-benar tidak punya cara.
"Elf muda, kau sungguh anak yang sopan. Katakan, ada apa yang bisa kubantu." Pendeta yang sedang dalam mood baik itu menyimpan patung giok dengan hati-hati di sakunya.
"Aku petualang yang mengejar tenaga kuat. Sangat berharap bisa mendapatkan tenaga Dewa Pasang Surut." Lu Li berbicara langsung tanpa basa-basi.
Wajah pendeta langsung berubah. "Apa? Kau berani-beraninya mengincar altar ini!"
Dia cuma anggota elit guild yang agak kuat, belum tentu bisa mengalahkan pencuri yang mampu mengeluarkan Patung Giok ini. Karena itu sikap siaganya sangat kentara.
Katanya, night elf sangat kuat, bahkan bisa mengalahkan Naga Laut yang ditakuti ikan-ikan.
Melihat musuh langsung menyerbu beramai-ramai, kalau kalah lari kabur. Ikan-ikan itu makhluk pengecut di balik tampang galak, sebenarnya mereka penakut.
“Anda salah paham, saya tidak akan menggunakan altar secara cuma-cuma. Saya membawa bayaran untuk Anda.” Lu Li mengeluarkan sejumlah besar material langka dan menatanya satu per satu di depan altar.
Mata sang pendeta membelalak. Ia bergumam memanggil nama Neptulon, berusaha mempertahankan rasionalitasnya.
NPC dalam game "Fajar" juga bisa di-upgrade. Ada dua cara untuk meningkatkan level mereka: pertama dengan membunuh musuh perkasa dan tumbuh melalui pertempuran - metode ini tidak berlaku untuk Pendeta Ikan karena ia harus melindungi altar ini.
Kedua adalah dengan menyerap tenaga dari luar.
Material yang dikeluarkan Lu Li ini memiliki daya mematikan bagi sang pendeta. Ia tidak hanya bisa menyerap energi, tetapi juga menggunakan barang-barang ini untuk menyedot kekuatan ilahi yang lebih murni dari altar.
“Bantu saya menyedot kekuatan dari altar, dan ini akan menjadi milikmu.” Ucap Lu Li seperti Setan, penuh dengan godaan dalam setiap katanya.
“Tidak, tenaga altar tidak boleh digunakan sembarangan, Tuan Pasang Surut Laut yang agung akan menurunkan Hukuman.” Wajah keriput sang imam tua dipenuhi pergulatan batin.
“Jangan bodoh, Tuan Pasang Surut Laut sama sekali tidak akan muncul di reruntuhan ini. Tanya dirimu sendiri, apa di sini yang bisa menarik perhatian semi-dewa.” Lu Li menginterogasi jiwa ikan dengan sarkasme tajam.
Orang tua malang itu hampir menangis.
“Ikan tidak seharusnya diperbudak, kalian perlu melepaskan diri dari cengkeraman sihir Naga Laut, baru kemudian ada kesempatan menemukan tenaga kuat untuk memanggil Tuhan Pasang Surut kalian.” Lu Li mengubah sudut pandangnya.
“Benar.” Mata imam tua berkilat: “Kami dulu adalah penguasa segalanya lautan, selain Tuhan, tak ada manusia yang boleh memperbudak kami.”
“Sebagai Elf yang bersahabat, aku sangat setuju dengan perkataanmu.” Lu Li pura-pura menambahkan.
"Ini benar-benar omong kosong, elf mencintai alam, menjunjung tinggi keseimbangan, tapi sama sekali bukan ras yang ramah. Mereka juga melakukan pembunuhan dan memiliki keserakahan."
Sayangnya, kepala tua sang imam sudah sepenuhnya dipenuhi gambaran yang dilukiskan Lu Li.
Ikan tidak seharusnya diperbudak, tidak seharusnya merangkak di reruntuhan. Mereka membutuhkan pemimpin yang kuat. Imam tua ini merasakan masa muda kembali ke tubuhnya.
Lu Li mengumpulkan material dan mendorongnya ke depan, "Terimalah, untuk tenaga yang lebih kuat, untuk masa depan ras ikan."
"Aku perlu memeriksa daftar ini, melihat apakah ini benar-benar yang kubutuhkan." Mata sang imam tua merah menyala, ia mengangguk dengan berat.
Tentu saja ini yang dia butuhkan. Biru Muda Laut Angin di kehidupan sebelumnya pernah berurusan dengan imam tua ikan ini, mengambil daftar panjang material darinya.
"Selain aku, diperkirakan tak ada yang bisa menawarkan barang lebih baik." Sebenarnya dalam hati Lu Li juga agak cemas, setan tahu apakah NPC ini tiba-tiba akan mengubah pendirian.
Untungnya, itulah yang dibutuhkan oleh ikan upacara.
Tumpukan material yang dibawa Lu Li tidak hanya berisi material langka terkonsentrasi yang dibutuhkannya, tapi juga menyediakan semua persembahan ritual untuk mengaktifkan altar, praktis tanpa memerlukan pengorbanan apapun darinya.
Pendeta tua itu memeriksa setiap material dengan penuh keheranan, akhirnya memeluknya erat-erat di dada.
