Urusan belakangan biar dipikir nanti, setidaknya dua hari ini Lu Li harus fokus ke Gua Rintihan.
Konon tim tercepat Ibu Kota Kejayaan sudah menguras bos keempat, sekarang sedang berurusan dengan bos kelima. Xuese Zhanqi kemarin mengerahkan sebagian besar pasukan ke Pos Pengawas Mei Yisena dan Lembah Warsong, namun tim pembuka lahan baru mereka tidak pernah terganggu sejak awal, kabarnya sekarang juga sampai di bos keempat.
Pembunuhan Pertama bukan hanya tentang peralatan yang dihasilkan bagus, ini mewakili kekuatan sebuah serikat.
Saat merekrut dilakukan seleksi ketat, kemudian lagi dipilih dari puluhan ribu anggota serikat, membentuk tim-tim pembuka lahan baru. Jika masih kalah dengan tim kecil independen, bagaimana muka bisa diselamatkan.
Tapi sebelum meninggalkan tempat ini, seharusnya masih bisa mencari keuntungan tambahan.
Lu Li berdasarkan kenangan, menilai topografi pantai Lembah Duri, tidak lama kemudian menemukan patung raksasa yang muncul di permukaan air.
Waktu bergulir, ribuan tahun telah berlalu, patung yang pernah berdiri tegak di pusat kota tetap kokoh menjaga keseimbangannya.
Saat air surut seperti sekarang, kita bisa melihat troll jangkung berdiri tegak mendongak menyaksikan langit. Sulit dibayangkan tenaga apa yang membuat suku kanibal biadab mampu menciptakan karya agung seperti ini.
Yang harus dilakukan Lu Li adalah menyelam di tempat ini.
Transformasi Anjing Laut!
Macan tutul kecil itu menggelengkan kepalanya, seolah sedang beradaptasi dengan sudut pandang yang sama sekali berbeda dari bentuk manusia.
Untung saja ini bentuk macan tutul kecil. Jika hanya mengandalkan ramuan pernapasan bawah air, bidang pandang akan jauh lebih sempit, kecuali bisa membuat kacamata selam.
Berbicara tentang kacamata selam, ini sepertinya lagi-lagi menjadi ladang penghasilan uang bagi keterampilan teknik.
Fungsi kacamata pelindung sangat vital: bisa menahan angin saat menunggang mount, memperluas visi bawah air, bahkan varian langka memungkinkan melihat dalam kegelapan.
Sayangnya gambar tekniknya sulit didapat. Dalam ingatan Lu Li, jalan satu-satunya mungkin dengan mencuri dari Goblin.
Segera Dia tidak bisa memikirkan hal lain. Setelah menyelam puluhan meter, monster pun terlihat.
Sekawanan Ikan Bergigi Ganas, varian ikan piranha yang lebih ganas.
Lu Li mengamati lingkungan sekitar. Tak menemukan jalur aman, Dia menelan ramuan pernapasan bawah air dan memulihkan wujud aslinya.
Jika tak bisa menghindar, satu-satunya cara adalah menyerbu dan membunuh.
Level Ikan Bergigi Ganas umumnya sekitar 25. Serangan tinggi tapi pertahanan biasa.
Satu tebasan Lu Li bisa menghabiskan 100+ HP. Saat skill Mati Leher + CRIT terpicu, damage mencapai 600-700.
Membunuh beberapa ikan penghalang, Lu Li buru-buru menyelam lebih dalam.
Tak lama setelahnya, lokasi pertempuran sebelumnya dipenuhi Ikan Bergigi Ganas yang mengendus bau darah.
Semakin ke bawah semakin gelap, saat mencapai dasar laut, bahkan dalam bentuk anjing laut, Lu Li hanya bisa melihat sekitar dirinya sejauh belasan yard.
Tumbuhan alga dengan tubuh panjang bergoyang mengikuti arus bawah, berbagai ikan berenang tak berbahaya di antaranya, dasar laut dipenuhi pasir halus dengan banyak tonjolan di bawahnya, samar terlihat bayangan bangunan.
Tempat ini pernah menjadi sebuah "kota".
Erosi waktu dan inkubasi air laut, tak ada lagi barang berguna yang bisa ditemukan.
Beberapa monster ikan manusia berenang di sini, mereka makhluk amfibi yang menjadikan berbagai ikan laut sebagai target perburuan.
Target Lu Li bukan mereka, dengan hati-hati ia menyisir area, dan segera menemukan yang dicari di balik sebuah bangunan.
Cangkang kerang raksasa!
Kerang besar seukuran rumah kecil.
Jika masih hidup, sesuai karakteristik khas 'Fajar', minimal makhluk level BOSS.
Dan sekarang ia diam membeku di sana, tidak bergerak sama sekali, telah mati entah berapa tahun lamanya. Jangankan daging kerangnya, bahkan cangkangnya pun telah meninggalkan jejak zaman yang jelas.
Lu Li menggenggam sebuah batu dengan cakarnya, mengetuk mengikuti pola korosi pada cangkang kerang.
Tak lama kemudian, sebagian besar cangkang berhasil dihancurkannya.
Ia menyusup masuk melalui lubang yang dibuatnya, mencari-cari di dalam pasir halus.
Cakarnya jelas merasakan sesuatu bulat, hati Lu Li dipenuhi sukacita, langsung menggenggamnya dan keluar dari kerang raksasa.
Mutiara Biru: Bahan pembuatan.
Meski penjelasannya sederhana, Lu Li tahu ini adalah barang bagus.
Mutiara adalah material paling umum untuk membuat perhiasan, sementara Mutiara Biru termasuk kelas premium. Barang buatannya tidak hanya cantik secara visual, namun sifatnya juga lebih unggul dibanding mutiara biasa.
Ia bukan material langka, tapi justru lebih sulit didapat daripada material langka biasa.
Hanya kerang raksasa biru jenis inilah yang dapat mengandung Mutiara Biru, dan juga membutuhkan endapan sejarah selama ratusan tahun.
Di kehidupan sebelumnya, Lu Li pernah menghabiskan beberapa bulan di wilayah laut di luar Lembah Duri ini, benar-benar memperoleh keuntungan kecil.
Sekarang sama sekali tidak ada yang tahu di bawah wilayah laut ini terdapat Mutiara Biru, secara alami tak ada yang berebut barang dengannya. Lu Li memutuskan untuk mencari dengan teliti.
Sayangnya refresh rate-nya terlalu rendah, dan beberapa cangkang kerang sama sekali kosong.
Bergulat lebih dari satu jam, barulah Lu Li mendapatkan lima butir Mutiara Biru, dua di antaranya kualitasnya cukup biasa.
Sebenarnya hasil ini sudah sangat bagus. Di kehidupan sebelumnya, hasil seharian pun hanya segini, saat itu bukan hanya Lu Li seorang yang mencari-cari di dasar air, sedikit lengah bisa bertemu pemain dari kubu musuh.
"Hei, bos, kamu sedang apa?" Biru Muda Laut Angin baru saja login, langsung memanggil Lu Li.
"Aku sedang mencari mutiara di laut," jawab Lu Li.
“Aduh, kamu benar-benar punya waktu luang. Jangan-jangan mau kasih mutiara buat merayu cewek ya.” Biru Muda Laut Angin mengolok.
“Bukan.” Lu Li menyangkal.
“Masa mau dikasih ke cowok? Sial, bos kok tiba-tiba jadi gay gitu!” Biru Muda Laut Angin berteriak-teriak.
Lu Li: “……”
“Siapa yang gay? Siapa yang gay?” Suara cerewet Xiao Ba Jiang terdengar.
“Bahkan kalau gay juga nggak bakal sama kamu. Ngapain girang banget sih, gadis kecil.” Biru Muda Laut Angin kesal.
“Apa kalian berdua mau jadian?” tanya Xiao Ba Jiang penuh harapan.
“Persiapan masuk dungeon. Kali ini jangan sampai salah, salah langsung pemotongan poin!” Lu Li berkata dengan garang.
“Lagi-lagi dipotong? Aku udah banyak kehilangan poin nih, salah dipotong, nggak salah juga dipotong!” Biru Muda Laut Angin pusing dibuatnya.
“Potong! Potong! Potong!” Piao Ling login sambil ikut nimbrung.
Beberapa orang lainnya juga mulai login satu per satu. Lu Li melihat waktu dan mulai bergegas menuju arah Gua Rintihan.
Masuk kembali ke Gua Rintihan, kekuatan kelompok kali ini meningkat drastis dibanding sebelumnya, hanya dari segi level saja rata-rata sudah naik dua level.
Lu Li, Biru Muda Laut Angin, dan Perpisahan di Bunga semuanya level 23. Yang lain semuanya level 22, bahkan Luo Ying Hui Yi juga.
Level 23 di kesulitan elite Gua Rintihan sudah membentuk penindasan level terhadap monster-monster.
Monster kecil yang direfresh di sepanjang jalan disapu habis, dengan cepat mereka sampai di hadapan BOSS ketiga, Pisathas.
Pisathas awalnya adalah teman masa kecil Naralex, bernama asli Ali'en. Memiliki bakat luar biasa di jalan Druid, dan dia juga menguasai beberapa skill prajurit.
NPC memang sehebat ini. Batasan profesi bagi mereka hampir hanya hiasan belaka.
Namun sehebat apapun dia, Ali'en tetap tak berdaya melawan korupsi yang membuatnya kehilangan rasional.
Setelah merosot, Dia mengganti nama dan identitas, menggabungkan kemampuan jarak dekat yang luar biasa dengan pengetahuan Druid sebagai "Pisazs", menjadi BOSS paling sulit dihadapi di bagian awal Gua Rintihan.
Skill andalannya adalah "Serangan Kilat".
