"Jika kualitas di bawah Berkualitas Tinggi, aku akan ganti rugi 100 emas." Lu Li sangat butuh uang, tapi tak mau mengambil untung dari rekan tim. Maka ia memanfaatkan sumber daya yang ada semaksimal mungkin.
"Ini toh adalah game untuk semua kalangan yang sukses, bukan berarti kamu terlahir kembali, langsung bisa mendapat uang berlimpah, jadi miliarder dalam hitungan menit."
Rumput lidah ular itu memang peluang, bisa dibilang modal pertamanya diperoleh dari kemampuan regenerasi, sedangkan 'Dunia Begitu Luas' sepenuhnya insiden tak terduga - orang lain pun pasti tetap bisa menghasilkan uang.
Soal membuat peralatan lalu menjualnya, jumlah pemain seperti ini terlalu banyak. Bahkan Lu Li belum tentu yang paling sukses menghasilkan uang.
Apalagi pedagang seperti Shen Wansan, merekalah yang benar-benar ahli menghasilkan uang.
Lu Li memegang palu pembuat langka kelas SSS, tak bisa disimpan terus. "Aku bantu buat peralatan, kalau hasilnya bagus, beri imbalan tambahan ekstra."
Inilah filosofi menghasilkan uangnya.
"Boleh lihat palu pembuatmu?" Elf Air masih ragu.
Lu Li tertawa kecil sambil melambaikan tangan: "Kalau butuh buatan, cari aku saja. Saat makan telur enak, tak perlu repot melihat ayam petelurnya."
Ekspresi Elf Air menunjukkan kekesalan, namun mulai mempercayai beberapa bagian dari jaminan Lu Li.
Nanti akan cari cetakan di gudang serikat untuk diuji. Jika benar... Si Kaya mulai berkhayal melihat dirinya mengenakan set perak sempurna yang menghancurkan semua lawan.
Tak lama kemudian, Xiao Ba Jiang dan Can Meng login.
Lu Li mengajak rekan satu tim yang masih di Lembah Warsong untuk leveling.
Para anggota ini terlalu asyik bermain di medan pertempuran sampai lupa pulang.
Dengan Moonlight sebagai pemimpin berpengalaman di medan perang, ditambah peralatan langka yang mereka miliki, performa mereka benar-benar luar biasa di medan tempur.
Tempat lama, cara lama. Lu Li memancing monster, yang lain melempar bomb. Ribuan arwah di Tanah Arwah kembali bangkit dari kesunyian, berubah menjadi tumpukan pengalaman.
Setiap 2-3 bomb cukup untuk membunuh satu gelombang monster. Dengan total lebih dari 100 bomb, kali ini bisa menghabisi 40-50 gelombang.
Beberapa jam berlatih, pengalaman Lu Li yang memang sudah hampir penuh akhirnya naik ke level 24. Jarak menuju level 25 pun tinggal selembar daun.
Sedang memancing monster, Lu Li tiba-tiba merasa ada yang tidak beres.
Dengan heran dia melihat, di depan sana sepertinya ada orang yang sedang bertarung dengan gerakan yang cukup besar.
Level hantu berkisar 20-25, sebenarnya cocok untuk upgrade pemain, tapi pertimbangkan pertahanan fisik dan mantra super cabang monster ini, plus distribusi padat mereka, tidak ada pemain yang menganggap tempat ini sebagai Surga upgrade.
Kelompok ini jelas datang dari arah berbeda, titik teleportasi yang dipilih pun tidak sama dengan Lu Li dan kawan-kawannya.
Lu Li tiba-tiba teringat peringatan Elf Air: Sejak kemarin Jinyiwei telah mendapat dukungan serikat besar dan mulai menyusun strategi melawan dirinya.
Menemukan dirinya lalu membunuhnya - apakah mereka sebodoh itu?
Membunuh pencuri yang punya skill Langkah Angin hampir mustahil, bahkan Lu Li sendiri tak bisa memastikan bisa melakukannya.
Blood Dagger baru menyerahkan skill Langkah Angin, kemudian Lu Li menggunakan Lencana Persepsi untuk menariknya keluar, akhirnya tumbang dalam pertempuran kelompok beberapa orang.
"Semua berhati-hati, mungkin ada yang datang cari masalah." Lu Li berpikir sejenak, merasakan Jinyiwei kali ini bukan hanya ingin melawannya.
Membersihkan satu kali sapu mungkin menjadi skenario terbaik mereka.
Di ruang obrolan memberi tahu sebentar, langsung mendapat respons.
"Ada yang mau berkelahi?" Biru Muda Laut Angin berteriak, orang ini sama sekali tidak khawatir, seakan ingin dunia kacau.
"Apa yang terjadi, kamu lihat apa?" Piao Ling bertanya.
"Jangan-jangan ada yang lihat levelku naik terlalu cepat, iri, kumpulkan banyak orang, mau kejar-kejar Ba Jiang sampai ujung dunia, aduh Meng Meng, mengerikan sekali..." Xiao Ba Jiang cepat-cepat "menambahkan" plot klise dengan alur hidup yang berliku-liku.
“Kalian semua sembunyi dulu, aku lihat siapa saja mereka.” Lu Li tidak menghiraukan suara-suara yang kacau.
Tempat Lu Li dan kawan-kawan mengulang monster tidak jauh dari kelompok ini. Jika mereka mengirim orang untuk menyisir area, mungkin bisa menemukan mereka.
Jumlah personil kelompok ini cukup banyak, setidaknya beberapa kelompok 100 orang, berjejal sangat rapat memenuhi area.
Hantu yang biasanya merepotkan bagi pemain biasa ternyata tidak memberikan tekanan berarti bagi mereka. Kuantitas berhasil menutupi segala kekurangan.
"Rupanya teman lama." Lu Li segera melihat tanda pengenal milik Jinyiwei - sebuah alat yang sering muncul dalam film Dinasti Ming: Xiuchun Dao.
"Aku menemukan koordinatnya, di sekitar sini!" seseorang berteriak histeris.
Seperti batu yang memicu ombak besar, reputasi Lu Li yang mirip existensi BOSS membuat semua waspada. Setiap saat dia bisa muncul dan mengambil kill-mu.
Anggota serikat Jinyiwei ini sudah memiliki bayangan psikologis akan hal tersebut.
Tidak heran Ketua Jinyiwei Dimo begitu berniat membunuh Lu Li. Selama orang ini belum disingkirkan, Jinyiwei takkan pernah bisa keluar dari bayangan ini.
"Berhati-hati dan siaga! Penyihir, penyihir, buat lapisan badai salju!" Komandan adalah Riuh Rendah Serigala, didampingi dua pencuri elit Mata Kiri dan Kanan.
Sebenarnya, Lu Li sudah berpaling dan pergi begitu melihat mereka.
Tentu saja dia tidak kabur ketakutan, melainkan pergi untuk memancing monster.
Benar, dia ingin mengirimkan hadiah besar untuk Jinyiwei - hari ini, tak satu pun dari ratusan orang ini boleh lolos.
Pastinya yang dikirim adalah para elit guild, level dan peralatannya pasti bagus.
Sekarang, Lu Li ingin mereka kehilangan pengalaman dan peralatan.
Pemain tidak 100% menjatuhkan peralatan, tapi tetap lebih banyak dari monster biasa. Dari 500-600 orang, minimal akan ada 100-200 peralatan yang terjatuh.
Meski tidak semuanya peralatan perak, setidaknya ini keuntungan ratusan koin emas. Untuk membuat bom saja dia sudah menghabiskan ribuan koin emas!
"Kapten, dia sudah pergi."
Setiap beberapa menit ada yang merefresh koordinat Lu Li, segera ditemukan bahwa dia tidak ada di sekitar.
"Mungkin dia kabur ketakutan, koordinat langsung diberitahukan, cepat periksa posisinya sekarang." Riuh Rendah Serigala sangat semangat turun, rencana awalnya ingin menyerang Lu Li secara mendadak.
Siapa yang tahu tanah arwah ini punya monster sebanyak ini.
Di permulaan mereka tidak melihat monster, sampai tidak sengaja menyentuh arwah semi-transparan, yang lebih sialnya monster kecil ini memanggil banyak spesies sejenis secara terus-menerus...
Begitu Lu Li menemukan mereka, apakah dia akan langsung kembali ke kota? Kalau begitu aksi organisasi kali ini sia-sia.
"Kapten, dia masih di peta ini, di wilayah tidak jauh." Bawahan yang ahli analisis teknis segera menggambar posisi Lu Li berdasarkan koordinat.
"Kirim dua pencuri untuk mengintai. Sudahlah, Mata Kiri, Mata Kanan, kalian berdua yang periksa. Kali ini jangan bertindak gegabah."
“Tenang saja, kita bukan lawannya.” Pusaran Mata Kiri dengan tenang menerima fakta ini.
Sebenarnya bahkan Riuh Rendah Serigala pun tidak tahu soal Lu Li membunuh Blood Dagger dan Xiao Mo, dia hanya bertugas memimpin pertempuran, beberapa hal masih belum bisa dia ikuti.
Karena sudah Jalan Sempit Bertemu, Jinyiwei pun tak pelit mengerahkan personel. Hampir tiap beberapa puluh detik ada yang melaporkan koordinat Lu Li, para profesional menganalisisnya secepat mungkin untuk bahan pertimbangan dua pencuri Mata Kiri dan Kanan.
“Kenapa aku merasa dia sedang mendekati posisi kita?” Tatapan Mata Kanan melihat titik merah koordinat Lu Li yang bergerak di peta, hati kecilnya punya firasat buruk.
“Meski tidak bisa mengalahkannya, masa kita tidak bisa kabur?” Pusaran Mata Kiri berkata dengan kesal.
