Seandainya Lu Li bisa mendengar ucapan mereka, pasti akan memberi tahu mereka dengan niat baik:
Aku bukan satu orang!
Sebagai seorang anak miskin yang tumbuh di lapisan terbawah masyarakat, Lu Li memiliki daya tahan yang lebih kuat daripada orang biasa. Dengan kata lain, selama bisa bertahan hidup, dia tidak akan berdebat hal-hal sepele dengan orang lain.
Namun orang seperti dia memiliki karakteristik khusus yang tidak dimiliki kebanyakan orang: dendam.
Dendam yang sangat mendalam. Jika kamu berselisih denganku, meski saat ini tidak ada waktu atau kesempatan melawanmu, aku akan mengingatnya.
Begitu ada kesempatan, balas dendamnya tidak akan memiliki batas.
Dia bertekad memberikan "sambutan hangat" pada beberapa kelompok 100 orang Jinyiwei ini. Untuk itu dia kabur ke wilayah jauh, menarik tak terhitung hantu. Jika tidak khawatir kehilangan kendali, bahkan ingin menarik Penguasa Hantu dari kedalaman Tanah Hantu.
Meski semi-transparan, begitu jumlahnya mencapai tingkat tertentu, mereka terlihat padat.
Mata Kiri dan Mata Kanan terpaku melihat monster tak terhitung menyelimuti langit dan bumi datang menyerbu.
Selama bermain game, mereka belum pernah melihat monster sebanyak ini bergerak bersama.
“Seribu, dua ribu… tidak, setidaknya lima ribu, bahkan lebih!”
Monster tidak bisa melihat mereka, tapi juga tidak akan menghindar. Saat seekor macan tutul kecil melesat melewati sisi mereka, yang menyambut adalah lautan monster arwah yang menyelimuti langit dan bumi.
Kecepatan gerak berkurang dalam status penyamaran…
Bukan mereka tidak ingin membatalkan penyamaran dan kabur dengan percepatan, sudah terlambat. Kerumunan monster arwah telah sepenuhnya menenggelamkan mereka.
“Ah…”
Rasa takut akan kematian tidaklah mengerikan, toh ini hanya game. Yang menakutkan adalah tekanan psikologis saat tenggelam dalam kerumunan monster.
Sebuah jerit keras. Dua orang terhempas keluar dari penyamaran, lalu dalam sekejap tercabik menjadi fragmen-fragmen.
Macan tutul kecil hasil transformasi Lu Li menoleh sekilas, memandang dengan ekspresi Danmo yang datar, lalu mempercepat laju pengumpulan monster.
Tubuhnya telah lama dipenuhi tanda-tanda arwah tak terhitung, sama sekali tidak perlu khawatir monster-monster ini tidak mengikutinya.
Kedua pencuri ini benar-benar insiden tak terduga. Lu Li harus mengakui dirinya telah salah perhitungan. Ia tidak memasukkan faktor kemungkinan Jinyiwei mengirim orang untuk penginderaan. Saat ini juga tidak menggunakan pepatah "kecerdasan seribu pertimbangan pasti ada satu kelalaian" untuk menenangkan diri.
Persoalan telah terjadi, penyesalan pun tidak berguna. Ia mulai menganalisis krisis yang tersimpan di dalamnya.
Jika skill transformasinya ditemukan, pasti akan memancing nafsu banyak orang.
Dirangkul, atau dikejar-kejar.
Segala yang dialami Biru Muda Laut Angin di kehidupan sebelumnya akan terulang pada dirinya, bahkan lebih sengit.
Serikat-serikat besar pasti tak segan mendorong gelombang. Jika mereka membentuk opini publik bahwa kehebatannya sepenuhnya karena cincin ini, pemain biasa pasti akan memburunya dengan kegilaan.
Saat itu, tak ada keadilan atau kejahatan, tak ada kubu atau posisi. Adakah yang tak ingin menjadi pemain nomor satu dalam game?
Sebenarnya Lu Li sudah punya persiapan mental seperti ini. Fakta bahwa dia bisa berubah wujud jadi Druid tidak bisa disembunyikan selamanya, cepat atau lambat pasti akan ketahuan.
Lagipula ini bukan masalah besar. Hadapi saja tantangan yang datang.
Sambil berpikir, Lu Li sudah melihat anggota Jinyiwei di depannya.
Mereka masih sibuk berdebat dan mengejek. Pusaran Mata Kiri dan Tatapan Mata Kanan - dua orang yang biasanya sombong ini - ternyata mati dibunuh monster.
"Dari suaranya kayak orang ketakutan banget," kata seseorang dengan nada mencibir.
"Monster apaan sih yang ditakutin? Kita punya 6 kelompok 100 orang di sini. Sekalipun semua monster di peta ini dateng... Sialan, kok bisa sebanyak ini monster..." Dia teringat pemandangan pasang surut laut waktu itu, masih terpampang jelas di matanya, nyaris sempurna menyatu dengan situasi yang dihadapinya sekarang.
Sama-sama menggelora, sama-sama membuat manusia tak berdaya melawan.
Lu Li tidak berubah kembali ke bentuk manusia. Karena sudah terekspos, tentu tidak perlu lagi bersembunyi. Selain itu, mobilitas bentuk macan tutul sangat baik, dia bisa menghindari sebagian besar skill dengan mengandalkan pergerakan.
Lu Li mengitari kerumunan Jinyiwei dalam bentuk busur, membawa ribuan monster mengelilingi kerumunan.
Orang bodoh pun tahu apa yang dilakukan Lu Li.
"Mundur secara terpisah!" Riuh Rendah Serigala sebenarnya lambat merespons, tapi begitu sadar langsung mengumumkan mundur dengan cepat.
Tentang membunuh Lu Li?
Belum lagi soal bisa tidaknya dibunuh, bahkan jika berhasil, monster-monster ini tidak akan kembali ke tempat asal. Mereka akan menjadikan orang terdekat sebagai target kebencian utama.
Riuh Rendah Serigala merasa kacau dalam hati. Satu-satunya harapan saat ini adalah tidak dihabisi total.
Kecepatan hantu terlalu tinggi. Lu Li yang merupakan pencuri full agility saja harus menggunakan bentuk macan tutul untuk memancing monster, apalagi profesi berkaki pendek dari Jinyiwei.
Pastor dan Ksatria dengan kaki terpendek menjadi korban pertama gelombang.
Mereka mencoba bertahan, namun hanya sekadar usaha sia-sia. Hampir setiap orang harus berhadapan dengan puluhan monster arwah.
Monster arwah level 20~25 bisa menyebabkan kerusakan 80~200 pada pemain selevel. Pemain dengan HP umumnya tidak melebihi 2000 langsung terbunuh seketika.
Selanjutnya adalah penyihir gelap, pejuang, dan profesi lainnya. Di mana pun monster arwah lewati, peralatan bertebaran di tanah.
Beberapa pencuri dan Druid yang panik memilih menyamar alih-alih kabur, tetap saja gagal melarikan diri. Monster arwah yang sangat padat bagai jaring besar menyapu semua halangan di depan mereka.
Penyamaran hanya menipu mata, bukan berarti Kamu benar-benar menghilang.
Penyihir memiliki kemampuan berkilauan, terkadang akselerasi jarak pendek, namun mereka segera dikejar monster.
Druid, Shamans, pencuri...
Riuh Rendah Serigala sudah lama tenggelam dalam kerumunan monster. Jika dia masih hidup, akan menemukan Lu Li tidak buta berlari ke depan.
Dia bagaikan penjala ikan, menarik monster arwah sambil berputar-putar mengelilingi anggota Jinyiwei.
"Binatang buas!" Biru Muda Laut Angin dan kawanannya menyelinap mendekat, menyaksikan pemandangan memesona hingga menyakitkan ini. Meski berbeda posisi, tetap tak kuasa menahan air mata belas kasihan untuk korban-korban malang ini.
Lu Li bukan Tuhan. Dia takkan bisa membunuh banyak orang. Bahkan jika mereka diam saja, enam kelompok 100 orang akan membutuhkannya setengah hari.
Kenyataannya, menghadapi satu kelompok 100 orang saja, Lu Li bahkan tak berani menunjukkan kepalanya.
Moonlight mengerutkan kening, diam-diam merenung, namun hatinya dipenuhi ombak besar yang mengguncang. Ini mungkin pembantaian paling sengit sejak "Fajar" dibuka. Dibandingkan dengan jagoan PVP yang membunuh ratusan orang sehari, ini bagai langit dan bumi.
"Kenapa dia juga bisa berubah jadi macan tutul?" Xiao Ba Jiang berubah cepat menjadi macan tutul. Meski gender mereka berbeda, penampilan mereka hampir sama karena sama-sama mempelajari skill 《Putra Hutan》.
"Ba Jiang, jangan-jangan kalian kakak adik?" Can Meng memandang Lu Li lalu Xiao Ba Jiang, berkata dengan khidmat.
Selain itu, dia juga mempertimbangkan apakah bisa menggunakan sihir penjinakan pada Lu Li. Bagaimanapun Xiao Ba Jiang adalah teman terbaiknya, teman yang mandi dan tidur bersamanya.
Tapi begitu teringat wujud manusia Lu Li, ide itu langsung hilang. Tetap Ba Jiang yang lebih membuatku sampai berdarah.
“Mungkin menyelesaikan tugas tertentu.” Mengingat hal-hal yang pernah dilakukan Lu Li, Biru Muda Laut Angin berhipotesis.
“Bisa juga karena peralatan tertentu. Hari-hari ke depan akan sulit.” Piao Ling menghela nafas, merasa seperti naik kapal pencuri yang tragisnya masih ingin tetap bertahan.
