Merasa telah dijebak, Lu Li tak bisa berbuat apa-apa. Masak harus dikembalikan.
Sebagai pria sejati, Lu Li tidak sampai hati melakukan hal memalukan seperti itu.
Dari sudut pandang lain, barang langka memang lebih berharga. Saat resep belum dimiliki orang lain, menjual dengan harga sepuluh kali lipat sebenarnya hal yang normal.
Material untuk racun level menengah cukup sulit dicari, estimasi ulang persediaan Elf Air juga tidak banyak, kalau tidak pasti tidak akan kekikiran hanya mengirim sepuluh porsi.
Lu Li berencana kalau tidak sampai situasi kritis, lebih baik menggunakan racun level awal untuk melawan.
Sebenarnya, orang yang layak membuatnya menggunakan racun level menengah juga tidak banyak.
Setelah mendaftar, Lu Li menemukan pelatih skill dan menghabiskan semua skill point yang ditabung selama ini, terutama meng-upgrade Tusuk Balik.
Skill ini sangat penting dalam aktivitas PK, hanya saja koin emas yang dihabiskan untuk upgrade skill membuat hati terasa perih tak tertahankan.
Habis sampai tiga puluh lebih koin emas!
Di game "Fajar", umumnya pemain hanya bisa mendapatkan uang sebanyak ini dalam satu minggu, dengan premis berhemat dan tidak mengalami hal sial khusus.
Mayoritas orang yang bermain game pengeluarannya melebihi pemasukan.
Sisa waktu Lu Li menemukan Moonlight, dua orang menyusup ke Lembah Warsong.
March Rain selesai membuat peralatan lalu log out untuk istirahat sebentar. Setelah login kembali, dia juga bergabung. Regu tiga orang ini menjadikan Lembah Warsong sebagai markas untuk berlatih koordinasi.
Regu kecil Horde yang jumlah personilnya sedikit jika bertemu mereka, semuanya dihajar habis-habisan.
Setelah log out dan tidur, Lu Li bangun agak terlambat.
"Kalian sudah makan belum? Aku yang traktir." Setelah selesai mandi, Lu Li melihat adiknya sedang duduk di ruang tamu menonton TV bersama para tuan tanah perempuan, lalu bertanya.
Setelah lama hidup bersama, meski tidak ada percikan api atau keambiguan seperti yang dibayangkan orang kebanyakan, pasti akan terbentuk ikatan persahabatan.
Apalagi, ketiga tuan tanah perempuan ini sangat baik kepada Xinxin, terutama setelah mengetahui kondisi kesehatannya, mereka sangat kasihan dan benar-benar memanjakannya seperti adik kandung sendiri.
"Untung kita belum makan, kalau tidak benar-benar akan melewatkan kesempatan untuk menjarah si cukong ini." Zhou Huanhuan dengan gembira berdiri dan berlari untuk ganti baju.
Setelah dia berdiri, Lu Li baru menyadari bahwa wanita ini mengenakan piyama.
Meski tidak sampai menampakkan garis lengkung tubuh, namun lekuk tubuhnya yang anggun masih bisa tertebak melalui kain tipis gaunnya.
Untungnya Lu Li adalah pria santun, seluruh perhatiannya tertuju pada adik perempuannya, bahkan tak sekalipun melirik. Yiyi yang diam-diam mengamati di samping merasa bosan, sekarang dia punya alasan kuat untuk mencurigai Lu Li abnormal.
Antara mengidap adik-complex, atau memiliki orientasi seksual yang bermasalah.
"Lu Li, apa kamu sudah mendaftar Piala Huaying?" Doudou mengenakan kaus pendek dan celana pendek, memperlihatkan pinggang ramping putih bersih, di bawahnya terpapar kaki jenjang bak giok yang membuatnya tampak manis menggemaskan.
"Tentu." Jawab Lu Li setengah hati, sambil menunduk bertanya pada Lu Xin apakah ada bagian tubuhnya yang tidak nyaman hari ini.
Obat dari rumah sakit memiliki efek samping, wajah pucat kehijauan gadis muda itu semakin tampak jelas.
“Kalau kamu bisa memenangkan penghargaan。”Doudou berkata dengan kerinduan: “Dengan begitu, biaya pengobatan Xinxin tidak perlu dikhawatirkan lagi.”
Lu Li cukup keras kepala, di kehidupan ini bertekad menyembuhkan penyakit adiknya sendiri, menghapuskan mimpi buruk dari kenangan kehidupan sebelumnya.
Tiga tuan tanah perempuan ingin meminjamkan uang padanya, sayangnya sikapnya selalu mengabaikan.
“Bukan sekadar memenangkan penghargaan, aku ingin jadi juara.” Lu Li berkata dengan khidmat, nada bicaranya penuh ketegasan dan percaya diri.
“Juara?” Doudou membelalakkan matanya.
“Apa yang perlu dikejutkan? Aku tidak merasa ada yang bisa menghentikanku jadi juara.” Bukan Lu Li sombong, kesenjangan level jelas terlihat, apalagi para jagoan itu semuanya belum level 25, peralatannya pun langsung kalah lebih dari satu tingkat.
Aturan pertandingan Piala Huaying edisi kali ini sangat kasar, langsung menggunakan format 33 untuk terus bertarung.
Berpasangan bertarung sengit, menang lanjut level, kalah langsung tersingkir.
Saat kompetisi berikutnya, beberapa turnamen besar berpengaruh global bersatu dan meluncurkan aturan baru, heroisme individual baru perlahan kehilangan panggung.
Namun sejauh ini, kemampuan individu Lu Li bisa menentukan banyak persoalan.
Menurut niatnya, edisi Piala Huaying kali ini justru yang paling memungkinkan untuk diraih.
Lalu Doudou mulai menjelaskan kombinasi juara Piala Huaying sebelumnya, betapa kuatnya tim-tim tersebut, memintanya tidak muluk...
Dengan mempelajari lawan yang akan dihadapi, sebenarnya Lu Li sama sekali tidak khawatir.
Masuk game lagi, sudah Senin pagi dalam dunia virtual.
Realitas game yang hitam putih terbalik, setiap login terasa seperti ilusi seperti mimpi.
Masih pagi, tapi Lu Li tidak menunggu di tempat, bersama Moonlight dan March Rain mengambil misi Festival Pertengahan Musim Gugur lalu berburu monster dan leveling bersama.
Hari pertama saja, tak perlu menguras terlalu banyak energi.
Meskipun lawan di setiap pertandingan dialokasikan secara acak oleh Sistem, sistem juga akan memisahkan pasukan kuat berdasarkan level peralatan pemain untuk menghindari situasi memalukan di mana tim top gagal masuk 10.000 besar.
Selama minggu acara Festival Musim Gugur, monster di area liar memiliki probabilitas tertentu untuk menjatuhkan kotak kue bulan yang bisa mengeluarkan barang bagus.
Sayangnya tingkat drop tidak terlalu tinggi.
Konser pertama!
Setelah cepat-cepat mengalahkan beberapa monster di depan, Lu Li dan dua rekannya memastikan masuk ke arena pertandingan.
Di awal pertandingan ada waktu satu menit untuk memastikan - jika tidak ada yang masuk ke arena, Sistem akan menganggap pasukan tersebut kalah karena absen.
Ini adalah peta berbentuk ring pertarungan melingkar.
Di level awal, untuk menghemat waktu, peta yang dihasilkan Sistem secara acak cenderung monoton.
Pemain di seberang terlihat jelas: satu Mage dan satu Warrior, hanya dua orang yang muncul di hadapan Lu Li dan kawan-kawan.
Ada dua kemungkinan dalam situasi ini: entah hanya dua orang yang masuk, atau seperti di pihak Lu Li, ada satu pemain yang sedang menyelinap.
Pemain di sisi lawan sebenarnya juga sama. Begitu memasuki arena, Lu Li langsung tak kasat mata. Dari sisi mereka terlihat dua orang juga, hanya saja terdiri dari satu pejuang dan satu pendeta.
"Kamu saja yang pergi, aku tidak ikut." Moonlight langsung menilai bahwa lawan sebenarnya adalah pemain-pemain baru.
Lu Li langsung fokus pada target utama, dengan cepat meraih bagian belakang penyihir.
Pukulan mematikan.
Penyihir itu membeku. Jelas dia tidak memiliki skill es atau cara lain untuk menghilangkan efek pusing, hanya bisa berteriak di ruang obrolan memanggil pejuang dan Druid untuk kembali bertahan.
Cepat sekali!
Inilah pikiran pertama yang muncul di benak ketiga pemain lawan.
Padahal pertandingan baru berjalan beberapa detik, pencuri itu sudah bisa mencapai garis belakang mereka. Secepat apa gerakan ini?
Pejuang berbalik untuk membantu, sayangnya kepalanya hanya bisa berputar setengah sebelum terhenti.
Setelah melumpuhkan penyihir, Lu Li langsung menerjang pejuang.
Pra-Meditasi (2 bintang), menyergap (2 bintang), serangan mendadak (2 bintang), Tusuk Balik!
Prajurit itu tubuhnya disemprot bunga darah, bar darah seperti corong yang bocor dasarnya, hampir seketika terkuras habis.
Pembunuhan Sekejap!
Combo Point (Bintang) pencuri bisa terakumulasi hingga lima bintang, melebihi itu tidak bermakna lagi, sebenarnya Lu Li membuang-buang satu bintang.
Dia bukan tipe terikat konvensi, skill apa pun yang terasa pas langsung dipakai secara tidak sadar.
Empat skill menyelesaikan prajurit, Druid muncul dengan canggung, bahkan kesempatan menyembuhkan pun tak ada.
Kataku padamu seorang healer, menyamar mau ngapain?
Lu Li tentu tak segan, kilatan pada jubahnya menyala, seketika muncul di belakang Druid, sabet-sabetkan pisau sampai mati.
Pas mau membunuh penyihir, siluet penyihir itu berkedip lalu lenyap tanpa jejak.
