Sekeras apapun protesnya tak berguna, Shaman yang tiba-tiba diserbu brutal bahkan tak sempat menyembuhkan diri sendiri, langsung tewas mengenaskan.
Sang penyihir membeku di tempat.
Tadinya dia mengira pencuri ini sama-sama dalam penderitaan seperti dirinya.
Dua orang mereka masing-masing mencengkram seorang healer tapi tak kunjung bisa membunuh, siapa sangka kawan ini berpura-pura lemah lalu membunuh rekan satu timnya semudah menyembelih ayam.
Kepalanya kacau balau, hanya bisa menyaksikan Lu Li menerjang. Sungguh ingin merobek penutup wajah pencuri ini, melihat siapa gerangan dibaliknya.
Tak ada kesempatan lagi. Lu Li dan Hujan Maret bekerja sama, mengirim sang penyihir keluar arena.
Prajurit itu pun langsung menyerah dan mundur.
"Kerja bagus." Moonlight memuji Hujan Maret dengan tulus, "Pastor harus bisa memanfaatkan pilar dan topografi untuk menyela skill bilah baca penyihir, ini teknik wajib yang harus dikuasai profesi penyembuh level tinggi."
Hujan Maret tersenyum lembut, perasaan tersinggung sebelumnya telah larut dalam kebahagiaan.
Sekarang, dia bisa memastikan dengan yakin: dia jatuh cinta pada perasaan ini.
Teknik yang ditemukan sendiri dalam pertempuran jauh lebih memabukkan daripada sekadar diberitahu orang, sensasi kuat karena terobosan diri sendiri bagai melayang di awan.
Meski ada di dungeon, tak seekstrim di PVP yang begitu visual.
"Jangan terlalu berbangga." Lu Li berkata blak-blakan, "Untuk menjadi pastor kompeten, kamu masih jauh. Bertahan hidup di bawah serangan gencar hanyalah dasar."
"Dia ini... enggak ngasih senang-senang sedikit pun." Hujan Maret yang biasanya kalem pun mengernyitkan hidung mungilnya, "Hmph!"
“Main beberapa pertarungan lagi pasti akan menguasainya.” Moonlight menenangkan.
“Berhenti berburu monster, carilah tempat istirahat. Pertandingan selanjutnya akan semakin sulit.” Lu Li dan Moonlight mungkin tidak merasakan apa-apa, tapi Hujan Maret telah lama memusatkan seluruh energinya.
Bukan berarti dia tidak berperasaan, hanya standar yang ditetapkan untuk dirinya sendiri terlalu tinggi. Kebiasaan ini terkadang tercermin dalam perlakuannya terhadap orang lain.
Tiga orang itu duduk di bawah pohon besar. Sehelai jubah armor kain polos dibentangkan di tanah, segera dipenuhi minuman, persediaan makanan, bahkan beberapa buah liar.
Sebagian besar buah di alam liar bisa dimakan.
“Aku khawatir dengan keadaan Kakak dan yang lainnya.” Hujan Maret menggigit roti kecil-kecil dengan sedikit kecemasan.
Saat itu, tim Piao Ling sedang menghancurkan lawan dengan mudah secara sangat mencolok.
Meski Piao Ling lebih condong ke pertahanan, sebenarnya dia juga menambahkan cukup banyak tenaga. Diam-diam dia mengumpulkan satu set peralatan damage kuat, ditambah skill book dari dua kali upgrade bom, sehingga tidak kekurangan skill.
Ada skill, peralatan, dan level, tentu saja jadi kekerasan.
Sesame Paste Tangyuan dan Luo Ying Hui Yi apalagi, kedua orang ini mati-matian meningkatkan damage diri mereka.
Belum lagi, Luo Ying Hui Yi juga bisa pasang Totem.
Setiap pertempuran dimulai, mereka langsung berhamburan menyerbu penyembuh di kubu lawan.
Rasakan bagaimana rasanya dihajar tiga orang level 25. Siapa yang mengalami, dialah yang tahu.
Total empat pertarungan berturut-turut, tak ada satu pun penyembuh yang tak bisa mereka bunuh sekejap. Setelah penyembuh mati, dua damage dealer sisanya bahkan tak bisa membuat ulah.
"Orang-orang ini benar-benar tidak menantang." Piao Ling menggelengkan kepala, ekspresinya seperti pahlawan tak terkalahkan yang kesepian nan angkuh.
"Level kita lebih tinggi." Sesame Paste Tangyuan yang malu-malu berkata lembut.
"Menurutku mungkin karena kamu terlalu cantik, mereka langsung terpana, baru memberi kita kesempatan seperti ini." Luo Ying Hui Yi tak menyadari wajah Piao Ling yang seketika berubah menjadi 'jahat'.
Orang ini hanya boleh bilang sendiri dirinya cantik, kalau orang lain bilang Dia tampan, Dia selalu merasa itu sindiran kalau Dia feminim.
Di arena lain, Biru Muda Laut Angin, Perpisahan di Bunga, dan Xiao Ba Jiang, trio ini tidak seradikal formasi kekerasan penuh ala Piao Ling.
Mereka memakai strategi sangat tidak bermoral.
Biru Muda Laut Angin di depan, Xiao Ba Jiang dan Perpisahan di Bunga di belakang, dengan jarak antara Xiao Ba Jiang dan Perpisahan di Bunga tidak terlalu jauh maupun dekat.
Tidak memberi kesempatan musuh mengontrol area dua orang sekaligus, sekaligus memungkinkan Perpisahan di Bunga bisa langsung mengangkat tangan memberi bantuan ke Xiao Ba Jiang.
Taktik ini dijuluki taktik kura-kura.
Pertahanannya sempurna tanpa cela, berapapun lawan yang datang, takkan menemukan celah untuk menggigit.
Kalau fokus serangan terpusat ke Biru Muda Laut Angin dulu, pasukan itu sudah masuk perangkap. Pertahanan Biru Muda Laut Angin saja bahkan BOSS pun tak bisa menembusnya, apalagi pemain biasa.
Jika kalian memukul habis-habisan Biru Muda Laut Angin, Hua Di Li Qing di belakangnya akan maju mengajarkan kalian arti damage sesungguhnya.
Hua Di Li Qing hanya kalah dari Lu Li di unit tentara bayaran, itupun karena Lu Li terlalu cabang sampai tak bisa dianggap manusia. Di seluruh kejayaan, sangat sedikit yang bisa menyaingi damage Huahua.
Penyelamat sekuat apapun takkan sanggup bertahan serangan gabungan orang ini dengan Xiao Ba Jiang.
Begitu penyembuh tumbang, kepentingan umum sudah pasti.
Jika kalian nekat membunuh Xiao Ba Jiang pertama, itu bunuh diri. Gadis ini dijuluki anak kesayangan Sistem, mana mungkin mudah dibunuh?
Peralatan bagus, level tinggi, ditambah status aneh yang sering muncul tiba-tiba: perisai, dampak balik, keringanan damage, penghindaran, defleksi... bahkan satu kebal.
Tolong hitung luas bayangan psikologis seseorang setelah menyerang Xiao Ba Jiang.
Malangnya, dia jelas tahu telah menghadapi lawan tangguh (Xiao Ba Jiang: Kau yang tulang, seluruh keluargamu tulang!), tapi selalu curiga para Druid itu cabul, sejak itu menghindari Druid.
Soal membunuh Hua Di Li Qing duluan, coba saja hancurkan cangkang telurnya dalam waktu singkat.
Sebelum memasuki pertandingan keempat, Lu Li menanyakan situasi dua tim lainnya.
Tim Piao Ling sudah bertarung tujuh kali, pasukan kekerasan mengutamakan penyelesaian cepat, sementara tim Biru Muda Laut Angin ternyata tak kalah, baru menang pertandingan keenam.
"Haruskah kita mempercepat?" tanya Hujan Maret.
Demi melatih berbagai tekniknya, regu ini terlalu banyak membuang waktu - seandainya tidak, dengan kekerasan Lu Li dan Moonlight, pasti sudah jauh meninggalkan yang lain.
"Tak perlu. Bukan cepat-cepatan merebut juara. Sehari hanya sepuluh pertarungan, kita bisa santai," kata Lu Li.
Kali ini lawan hanya mengirim satu orang.
"Di awal pertandingan, Dia langsung membuat gerakan standar ala Xingye."
"Tunggu dulu, berhenti sebentar!"
Apakah hanya satu orang, atau dua lainnya sedang menyamar? Lu Li dan kawan-kawan sama sekali tidak akan lega.
"Apa yang ingin kamu katakan?" Lu Li maju selangkah.
"Kasih rekening bank pertamamu." Ini adalah seorang pemburu, di sisinya ada seekor beruang kudis yang bukan jenis biasa - sama seperti baby milik Can Meng, keduanya termasuk monster langka.
"Untuk apa rekeningku?" Lu Li bertanya tanpa alasan.
"Kasih seratus ribu, kalian langsung nyerah saja." Pemburu itu berbicara dengan nada bicara seperti sedang memberi anugerah.
"Itu, boleh tanya sudah berapa kali kalian menang?" tanya Lu Li.
Ternyata Si Kaya, benar-benar tidak sopan. Lu Li tersadar, hal seperti ini memang bukan hal yang aneh.
Tidak hanya Piala Huaying, hampir semua kompetisi memiliki tirai hitam dan transaksi dalam kadar tertentu. Asal tidak keterlaluan, penyelenggara biasanya malas ikut campur.
Sepuluh ribu realitas, ini bukan jumlah kecil.
"Sudah delapan medan gaya, kalian yang kesembilan. Jangan merasa malu, manusia mati demi keuntungan, burung mati demi makanan. Lagipula sudah ada delapan pasukan sebelum kalian yang mendapatkan persahabatan kami."
Pemburu itu sangat berlagak sombong, dia yakin orang yang agak rasional pasti tahu pilihan yang tepat.
