"Wajahmu seperti baru kehilangan ibu mertua, kalah ya?" Piao Ling dengan gembira.
"Waktu mereka kalah pertandingan sebelumnya, Biru Muda Laut Angin tidak henti-hentinya mengejek. Tak disangka roda nasib berputar, saat hampir masuk 100 besar, regu Biru Muda Laut Angin justru kalah dalam satu pertandingan."
Sindiran pedas tetap sindiran pedas. Sama sekali tak menyadari tatapan tajam seperti pisau kecil yang melesat dari tiga pasang mata yang mengawasinya.
"Sudah, kalah satu pertandingan bukan masalah. Menang dua kali lagi kita bisa masuk 100 besar. Di 100 besar akan ada berbagai keuntungan," kata Lu Li menghibur.
Minimal, penonton di 100 besar pasti membludak.
Tiket masuk saja sudah menjadi pendapatan yang sangat besar.
Hingga saat ini, Lu Li sudah mengantongi uang tiket dari enam belas pertandingan dengan kapasitas penuh.
Mencapai tiga empat ratus ribu realitas!
Moonlight dan Hujan Maret yang dibawa Lu Li bertarung juga mendapatkan keuntungan serupa.
Dua regu kecil lainnya juga memperoleh pendapatan tiket sekitar sepuluh dua puluh ribu.
"Ah, sungguh. Kenapa kali ini mereka tidak memukul Ba Jiang?" wajah Biru Muda Laut Angin dipenuhi kebencian yang dalam.
Xiao Ba Jiang menghentakkan kaki dengan kesal, apakah dia terlihat sangat ingin dipukul?
Kemenangan-kemenangan sebelumnya, sebagian besar karena pasukan lawan tidak cukup kuat.
Keduanya level 26, satu level 25, ditambah peralatan legendaris, pasukan biasa sama sekali tidak bisa melukai mereka.
Bahkan jika kadang bertemu pasukan yang sedikit lebih kuat, biasanya tetap akan melakukan serangan terpusat ke Xiao Ba Jiang terlebih dahulu.
Jangankan pasukan yang sedikit lebih kuat, bahkan jika regu Lu Li bertiga dan pasukan Biru Muda Laut Angin bertemu, dia pun tidak berani menyerang Xiao Ba Jiang duluan.
Itu benar-benar makhluk bak bug.
Setelah susah payah membunuh Xiao Ba Jiang, kamu akan menyadari pasukanmu tinggal menyisakan dirimu sendiri.
Tapi ini tidak berarti pasukan Biru Muda Laut Angin sudah tak terkalahkan.
Sebaliknya, sebenarnya mereka tidak terlalu kuat.
Cara melawan mereka sangat sederhana: jangan bunuh Xiao Ba Jiang.
Gadis itu teknisi tidak high-end, terutama di arena yang berubah cepat, performanya sering buru-buru, tidak memiliki kemampuan penyembuhan yang tinggi, juga tidak punya damage yang kuat.
Jadi, abaikan dia.
Bunuh Hua Di Li Qing dulu!
Hua Di Li Qing level tinggi peralatannya bagus, tapi tidak ahli PK, asal bisa membunuhnya dulu, tinggal MT yang serangannya minim, bisa dihabisi pelan-pelan.
Makanya orang yang tak tahu kebenaran menganggap pasukan Biru Muda Laut Angin hebat, di mata jagoan mereka sama sekali tidak termasuk bahaya.
Kali ini Biru Muda Laut Angin ketemu tim jagoan, satu gelombang langsung melumpuhkan Hua Di Li Qing, lalu kirim orang untuk mengganggu Xiao Ba Jiang, perlahan-lahan menghabisi Biru Muda Laut Angin.
"Masih banyak pertandingan ke depan, latihan terus saja." Lu Li melirik Hua Di Li Qing yang pikirannya kemana-mana, memutuskan memberikan 'obat keras'.
“Huahua, teknismu memang harus lebih berusaha. Lihatlah Maret, penampilannya di arena jauh lebih menonjol. Sebagai seorang kakak, bukankah kau harus lebih kuat untuk bisa melindungi adik perempuan?”
Metode provokasi seperti ini sebenarnya sangat kekanak-kanakan, orang biasa pasti akan mengabaikannya dengan penuh cibir.
Tapi Hua Di Li Qing bukanlah orang biasa. Dia seorang adik-complex, setiap orang yang meragukan statusnya sebagai kakak akan merasakan amarahnya.
Saat ini, Hua Di Li Qing benar-benar marah.
Tapi dia tidak bisa membantah. Perkataan Lu Li ini mengenai titik lemahnya.
Meski operasinya buruk, mungkin juga tidak sebertalenta adiknya dalam game, tapi operasi buruk dan bakat minim bukan berarti tidak bisa berkembang.
Dengan peralatannya, jika pergerakan sedikit diperbaiki dan kombinasi skill lebih terkoordinasi, pasti akan jauh lebih kuat dari sekarang.
Tidak perlu bicara soal skill, hanya dari segi peralatan dan level, orang ini jelas penyihir nomor satu di "Fajar".
Tapi sekarang dia hanya tahu berdiam di tempat sambil mengeluarkan skill. Sungguh pemborosan sumber daya yang sia-sia.
Setelah memberikan stimulasi pada Biru Muda Laut Angin, Lu Li menoleh ke arah Xiao Ba Jiang. Gadis kecil itu langsung menyembunyikan kepalanya sambil bergumam pelan: "Aku akan belajar menyembuhkan dengan baik, jangan marahi aku."
Ya ampun, mana mungkin ada yang tega memarahi gadis kecil yang sudah begitu patuh ini.
Setelah menunggu lima enam menit, pertempuran kedua pun dimulai. Lu Li mempercepat kecepatan membunuh monster dan bersama rekan satu tim bersiap memasuki medan.
Sementara itu di sudut Blackshore, sekelompok orang sedang mengepung BOSS liar Tutoer - monster level lima belas dengan pola refresh yang tidak stabil. Kebetulan hari ini Guild Bintang Bulan menemukannya dan dengan susah payah memancingnya ke lokasi terpencil ini.
Kalau bertarung di tempat terbuka, pasti akan ada yang merebut.
"Bos, tenang saja pergi. Setelah pertempuran ini kita pasti masuk 100 besar!" Semangat para anggota yang sudah babak belur dihajar BOSS langsung berkobar saat membayangkan serikat mereka masuk klasemen top.
Serikat yang dibangun dengan uang angpao tahun baru dari anak-anak kaya mahasiswa ini, akhirnya bisa juga nyerempet-nyerempet kategori serikat besar.
Di peringkat guild game tahun lalu mereka bahkan masuk peringkat 82, sayangnya posisi ini konon dibalik tirai hitam yang tebal, setidaknya mereka tidak bisa menunjukkan satu pun rekaman masuk 100 besar di turnamen ternama.
Meskipun faktor penilaian peringkat guild sangat banyak, posisi turnamen hanya salah satunya, tapi tanpa itu, mudah sekali dicengkram oleh rival terberat.
Andai tahu akan seperti ini sekarang, ngapain dulu... Kalau saja Lu Li masih di Xingyue...
Genhao San menghela napas.
Benar, jika Lu Li tetap di Guild Bintang Bulan, dari pengumpul emas yang ditemukan menjadi jagoan top guild, komandan...
Membawa pasukan meraih berbagai Pembunuhan Pertama.
Membawa tim guild upgrade level dengan kegilaan.
Membawa guild menjaring Piala Huaying.
Guild kaya raya seperti Xingyue dengan reputasi seperti itu, masih perlu ngotot berebut posisi 100 besar?
Langsung serbu final saja lebih bagus.
Seiring pencapaian Lu Li yang semakin gemilang, Genhao San semakin menyesal. Dulu seharusnya dia lebih memihak Lu Li daripada memelihara harmoni permukaan itu.
Namun keadaannya sudah seperti ini, apa lagi yang bisa dia katakan.
Demi persatuan, demi serikat, demi semua orang bisa terus berjalan bersama.
Diam-diam dia menghibur diri sendiri, mengawasi Ao Jian, Ye Jiu Shi Qian Duoduo, dan Wu Fa Wu Tian yang di-teleportasi masuk ke medan pertempuran.
Beberapa yang akrab dengan Ye Jiu Shi Qian Duoduo bersorak gembira, bersama-sama diundang masuk ke area penonton.
"Lho, ini bukan si... si..." Ye Jiu Shi Qian Duoduo menunjuk dua orang di seberang sambil bergumam bingung.
"Hujan Maret! Aduh, itu Lu Li!" Wu Fa Wu Tian yang hampir tak pernah lupa wajah cantik langsung mengenali Hujan Maret, kemudian segera menyadari bahwa rekan satu tim Hujan Maret adalah Lu Li.
"Ye Jiu Shi Qian Duoduo membenci Lu Li sampai ke tulang, jadi sama sekali tidak menonton pertandingan Lu Li. Terhadap Moonlight dan Hujan Maret hanya memiliki kesan yang agak samar."
Satu pejuang satu pastor, ditambah seorang yang menyamar menghilang - persis pencuri yang merupakan Lu Li itu.
Ekspresi Ao Jian suram seperti awan mendung, mereka ternyata bertemu dengan "bintang sial" Lu Li.
Terutama saat genting menjelang masuk 100 besar. Perlu diketahui, Guild Bintang Bulan sudah kalah sekali di pertandingan sebelumnya. Cuma perlu kalah sekali lagi, langsung tersingkir.
"Tak perlu takut! Peralatan kita tidak kalah. Bos sudah level 24, masih ada Bintang Es Baru." Mata Ye Jiu Shi Qian Duoduo memerah. Sebenarnya ada rasa takut dalam hati mengingat reputasi Lu Li, tapi setelah ketakutan, yang tersisa adalah mental tempayan pecah - siap menghadapi risiko.
"Sudah lama ingin bertemu lagi dengan Lu Li. Tidak tahu apakah kabar angin itu bisa dipercaya." Wu Fa Wu Tian menyelinap ke arah lawan sambil melemparkan kata-kata heroik untuk membangkitkan semangat.
Dahulu dia pernah dikirim bersama seorang pencuri lain untuk membunuh Lu Li secara diam-diam, hampir berhasil ketika kebetulan dilihat oleh Biru Muda Laut Angin, hasilnya bisa ditebak.
