Pada kehidupan sebelumnya, saat dia baru masuk game selama sebulan, masih harus merendahkan diri untuk mencari seseorang yang mau mengajaknya masuk ke Gua Rintihan.
Bisa dibilang bahkan tidak lebih baik dari pemain biasa.
Lu Li meraih Pembunuhan Pertama, masuk semifinal - ini adalah prestasi besar kelahiran kembali-nya, juga hasil usaha Unit Tentara Bayaran Xinxin. Tapi dia tidak pernah merasa akan terus menjadi hebat seperti ini.
Keunggulan kelahiran kembali memungkinkannya dengan mudah melampaui pemain biasa, tapi di hadapan jagoan game ini, keunggulannya tidak bisa menentukan segalanya.
Setelah mengakhiri sesi tanya jawab dengan wartawan Game Home secara tergesa-gesa, Lu Li pergi menonton pertandingan terakhir hari ini.
Ibu Kota Kejayaan melawan Surga Ketujuh.
Lu Li selalu penasaran dengan situasi sebenarnya dari Xiao Mo.
Dalam kenangan kehidupan sebelumnya, orang ini sangat terkenal, tapi ketenarannya seperti legenda. Dia seperti Medivh yang hidup dalam mitos, orang biasa sama sekali tidak tahu di mana letak kehebatannya.
Dalam kehidupan ini, Lu Li pernah sekali melakukan kontak dengannya.
Saat pertempuran di Lembah Warsong itu, Lu Li menggunakan Manikam Tipuan untuk menyamar sebagai pemain Horde, mendekati Xiao Mo, lalu membunuhnya dengan serangan kilat yang tak terduga.
Lu Li bahkan tidak perlu menggunakan satu set skill lengkap—Cih berhasil memukulnya hingga pingsan sampai mati.
Meski logika mengatakan bahwa ini karena Xiao Mo hanya level 18, sehingga wajar saja tak bisa melawan di hadapan lawan level 20+ seperti dirinya.
Tapi jujur, saat itu Lu Li merasa agak kecewa dalam hati.
Ternyata legenda game yang dimitoskan itu hanyalah orang biasa—reputasi besar tak sebanding dengan kenyataan.
Setelah itu, Lu Li tak lagi mendapat kesempatan bertemu. Kabar samar menyebutkan dewa game kuno ini kembali muncul di area grinding monster liar, membawa satu grup untuk leveling.
Kemudian ia muncul di arena Piala Huaying, menyapu semua rintangan bak angin topan. Dalam pertandingan 16 besar, timnya tak kehilangan satu pun poin—sedikit lebih unggul dari Unit Tentara Bayaran Xinxin milik Lu Li.
Elf Air, Lu Li memiliki sedikit pemahaman. Menghadapi Paviliun Hujan Ringan seharusnya ada harapan untuk menang.
Kota Wushuang yang menggunakan formasi prajurit dengan dua healer, sejak awal sudah diredam oleh pasukan Lu Li. Juga memiliki harapan untuk menang.
Hanya Ibu Kota Kejayaan yang kondisinya belum jelas. Lu Li berharap dapat menyaksikan pertandingan Xiao Mo. Dia perlu mempelajari lawan ini, setidaknya harus memiliki gambaran dasar.
Mungkin karena tiket diperluas dari 100.000 menjadi 1 juta, atau mungkin juga karena hoki Lu Li akhirnya berhasil mendapatkan satu tiket.
Selain Xiao Mo dan Blood Dagger, Ibu Kota Kejayaan juga memiliki Pastor Xishan Bai.
ID Xishan Bai sangat asing bagi sebagian besar orang. Entah dia anggota baru, atau jagoan lama yang menggunakan akun palsu baru.
Meski Lu Li adalah yang terlahir kembali, pengetahuan tentang Xishan Bai tetap minim. Hanya tahu teknologinya sangat bagus, namun sikapnya sangat rendah hati. Dalam sistem Ibu Kota Kejayaan, keberadaannya hampir seperti Bayangan.
Nanbosirui, Kongkong, Sarang Tawon - tidak perlu dijelaskan lagi, mereka adalah karakter yang sangat terkenal di kalangan pemain.
Banyak penonton bertanya-tanya dalam hati, apakah mereka bisa membalikkan kekalahan dan mengalahkan mitos game masa lalu yaitu Ibu Kota Kejayaan.
Belakangan ini tidak sedikit suara yang meragukan Ibu Kota Kejayaan. Blood Dagger dan Xiao Mo terbunuh pada hari yang sama - apakah ini pertanda kejayaan sepuluh tahun mereka mulai memudar?
Kutukan sepuluh tahun.
Di game selalu ada istilah seperti ini.
Setiap tahap selalu ada serikat yang mendominasi, masa kejayaan mereka dari muncul hingga merosot biasanya tidak lebih dari sepuluh tahun.
Bahkan serikat lawas seperti Bangsawan Jiangnan sulit menghindari kutukan ini. Mereka naik turun, setiap kali mencapai puncak biasanya tidak lebih dari sepuluh tahun, lima tahun sudah maksimal. Jalan sepuluh tahun Ibu Kota Kejayaan sebagai penguasa memang sebuah keajaiban.
Sebelum pertempuran, Surga Ketujuh mengadakan briefing motivasi pra-perang.
Sekelompok pemain top Surga Ketujuh sedang memberi semangat pada trio yang akan bertanding. Pertemuan dengan Ibu Kota Kejayaan merupakan tantangan sekaligus kesempatan. Mengalahkan Ibu Kota Kejayaan akan membuka jalan menuju gelar juara.
Nanbosirui sang Dewa Sihir yang biasanya tersenyum ramah kini kehilangan senyumnya. Ekspresinya tegang, matanya memancarkan keteguhan dan kegilaan!
Sarang Tawon meneriakkan yel-yel dengan suara parau, memicu gelombang teriakan dari area penonton.
Pertandingan perorangan!
Xiao Mo vs...
Sarang Tawon!
Sarang Tawon membawa baby anjing neraka yang mampu membakar MP, memberikan efek diam-diam, serta memiliki skill serangan yang cukup baik.
Xiao Mo juga memanggil baby-nya: Elemen Air.
Elemen Air biasanya memiliki dua skill: anak panah es dan Bintang Es Baru.
Dari hewan peliharaan yang dibawa, Sarang Tawon memiliki keunggulan. Skill baby-nya sangat menargetkan penyihir, sedangkan Bintang Es Baru Xiao Mo sebenarnya kurang berguna untuk Sarang Tawon karena sama-sama menggunakan serangan jarak jauh yang tidak perlu sering bergerak.
Pertempuran dimulai!
Skill Xiao Mo dilepaskan dengan presisi tinggi dan kecepatan luar biasa.
Lu Li segera menilai: Pasti ada banyak peralatan pengurang waktu chanting di tubuhnya, setidaknya 20% lebih cepat dari penyihir biasa, dan kemungkinan besar seluruh peralatan perak level 25.
Memang mudah bagi Ibu Kota Kejayaan yang memiliki sumber daya melimpah untuk mencapai ini.
Tapi Sarang Tawon juga tampil menonjol. Kemampuannya jauh lebih maju dibanding saat kalah dari Lu Li dulu - Benar kata pepatah, tiga hari tak bertemu harus dilihat dengan mata baru!
Tentu saja, Lu Li sendiri selama ini tidak diam di tempat. Ia juga memperoleh Hasil yang besar.
"Kedua orang ini tidak menunjukkan gerakan yang terlalu sengit, pertarungannya terlihat terlalu biasa. Tapi saya yakin ini hanya sementara, Ma Fengwo dan Xiao Mo adalah yang terbaik di profesi sihir, pasti akan memberikan momen klasik..." Komentator terus mengoceh.
Sayangnya tidak ada yang tertarik dengan omongannya, perhatian semua orang tertuju ke arena pertandingan.
"Ma Fengwo mencoba mendekati Xiao Mo, apa yang ingin dilakukannya?"
"Mungkin ingin menggunakan skill ketakutan," komentator lain menanggapi dengan koordinasi.
"Apakah akan berhasil? Sayang, Bintang Es Baru Xiao Mo memiliki jangkauan delapan yard! Ma Fengwo membeku. Mari lihat apa yang akan dilakukan Xiao Mo."
"Dia menjauh, terus menjauh. Bukankah ini agak terlalu jauh?"
"Sudah melebihi jarak serangannya! Apa yang ingin dilakukannya?"
"Apa yang terjadi? Mengapa Xiao Mo bisa menyerang Ma Fengwo dari jarak segitu?!" Suara komentator mulai tak stabil.
“Jarak ini setidaknya melebihi 2 yard!”
Apa yang bisa dilakukan dengan dua yard? Hanya beberapa langkah saja, namun kini menjadi jarak yang berakibat fatal.
Anak panah es Elemen Air mampu memperlambat, Sarang Tawon yang terkena perlambatan sulit menghilangkan kesenjangan dua yard ini.
Dengan terpaksa, dia menggunakan skill percepatan yang mirip kilatan cahaya penyihir, langsung mendekat sejauh lima yard. Tapi yang menunggunya adalah Bintang Es Baru Elemen Air.
Sarang Tawon kembali membeku, Xiao Mo menggunakan kilatan cahaya lagi untuk menjauhkan jarak.
Lu Li mengerutkan kening, mulai merasa Xiao Mo sulit ditaklukkan.
Sebenarnya dari awal sampai akhir dia tidak menggunakan skill besar yang spektakuler, hanya memanfaatkan Bintang Es Baru miliknya dan Elemen Air. Selain itu yang terlihat adalah jangkauan serangannya.
Jangkauan serangannya yang jauh bisa dijelaskan: pasti dia memakai peralatan yang meningkatkan jangkauan serangan.
Karena levelnya 25, dan semua peralatannya level 25, maka peralatan non-arus utama ini tidak mempengaruhi efisiensi serangannya.
Sarang Tawon akan kalah.
Meski dia juga menyimpan teknik rahasia terakhir, sayangnya bertemu dengan Xiao Mo.
