30 poin sifat berguna, jauh lebih tinggi dibanding perak langka level 25.
Penurunan Kebutuhan peralatan adalah premis untuk memakai peralatan di atas level. Efek tambahan ini tidak memberikan pertolongan apapun dalam damage, namun bisa melipatgandakan nilai pasar peralatan.
Jika tidak, Lu Li hanya bisa ngiler melihat peralatan emas level 30 itu.
Membuat target diam-diam sangat berguna saat melawan sihir. Sangat cocok digunakan untuk melawan Xiao Mo. Adapun efek pelucutan senjata ini sepenuhnya termasuk efek tambahan BUG-level, dengan probabilitas kemunculan yang sangat kecil di peralatan level dasar.
Tak heran Si Kaya itu terlihat enggan melepasnya.
Secara umum, peralatan emas sangat sulit didapat. Hanya BOSS Liar tingkat tinggi atau tugas ujian hoki yang sangat rumit yang mungkin menjatuhkannya, dengan probabilitas yang sangat rendah.
Entah bagaimana Paviliun Hujan Ringan bisa mendapatkan peralatan ini, Lu Li tidak berniat menanyakannya lebih lanjut.
Selain itu, Lu Li juga berencana mengganti senjata Elf Air dengan perak langka level 25. Jika dilihat dari segi kerusakan saja, sudah jauh lebih tinggi dibandingkan Besi Hitam level 15 di tangannya. Ditambah efek tambahan pendarahan, ini bisa dianggap sebagai barang legendaris yang cukup bagus.
Dua Lencana milik Elf Air cukup biasa. Lu Li meminjam salah satu yang bisa mengurangi durasi pembekuan es, memberikan resistensi tertentu terhadap efek perlambatan dan pembekuan dari penyihir elemen es.
Topi, pisau belati, kalung, sarung tangan, lencana, cincin...
"Enam peralatan ini aku ambil, hitung saja aku berutang budi?" Sebenarnya Lu Li ingin mengucapkan terima kasih, namun kata-kata itu terhenti di tenggorokan. Utang budi yang diberikan terlalu besar, dan dia benar-benar tidak bisa menolak.
Ambil contoh Blood Dagger, jika sebelumnya punya 60% peluang menang, sekarang setidaknya mencapai 80%.
Untuk pertarungan di tingkatan mereka, setiap peningkatan sekecil apapun bernilai luar biasa. Jika harus diukur dengan uang, nilainya mungkin mencapai jutaan.
“Utang budi, apakah berarti kau akan melakukan apapun yang kuperintahkan?” Elf Air tertawa kecil, kecantikan gunung es yang jarang menampakkan ekspresi hari ini bahkan mulai bercanda.
“Hah…” Lu Li agak canggung, dia belum pernah melihat ada yang serius membahas makna sebenarnya dari utang budi - setidaknya pria tidak akan, wanita memang makhluk yang aneh.
“Sudahlah, tidak perlu dibahas lagi. Utang budi tidak penting, yang penting kau harus menggulingkan Ibu Kota Kejayaan dengan telak, jangan biarkan mereka meraih juara pertama. Tapi sebelum itu kembalikan dulu peralatanku, besok di konser pertama kita akan bertanding melawan Kota Wushuang.” Sebenarnya Elf Air bukan orang yang tidak bisa berkomunikasi, merasakan atmosfer yang mulai mengerikan, dengan bijak memilih berhenti.
“Oh, baik.” Lu Li segera melepas peralatan di tubuhnya dan mengembalikan.
“……” Elf Air tiba-tiba menyesali tindakannya hari ini, datang menemui Lu Li tanpa pertimbangan matang.
Apa yang dilakukannya? Berbalut pakaian dengan seorang jantan?
"Di mana obsesi kebersihan yang dijanjikan? Di mana sikap tegas pada lawan jenis yang dijanjikan? Dorongan memang Setan."
Sebenarnya, baik Ibu Kota Kejayaan maupun Unit Tentara Bayaran Xinxin, siapa pun yang juara pertama tidak ada hubungannya dengan Paviliun Hujan Ringan mereka. Hubungannya dengan Lu Li hanya kerja sama biasa, tak ada persahabatan mendalam.
Lu Li ragu sejenak, lalu memperlihatkan peralatannya ke Elf Air. Selain Cincin Supreme, hampir tak ada yang ditahan.
"Senjatamu bagus. Selain penetrasi zirah, ternyata ada perpanjangan diri ilusi. Aku pinjam dulu." Taring Pengikis Tulang dipinjam paksa.
"Wah, ini juga bagus! Ternyata menambah begitu banyak serangan." Gelang Penghancur Mayat Hidup ikut dipinjam.
"Lencana ini levelnya rendah tapi propertinya bagus. Dari mana?" Lencana Garis Darah dipasang di dada Si Kaya. Sorot mata Lu Li singgah lebih lama - meski hanya sedetik - di lekuk indah itu.
“Sebuah tugas, hadiahnya.” Lu Li tanpa sengaja menyebut Medivh.
“Bagaimana dengan cincinnya?” Meminta cincin ke seorang laki-laki, pipi Elf Air memerah sedikit, tidak sampai merah tua, kalau tidak diperhatikan dengan seksama pasti tak terlihat.
“Ini.” Lu Li menghela napas.
“Payah banget, kamu masih pakai cincin seperti ini.” Elf Air mengolok, “Dan yang satunya lagi...”
Baru saja semua peralatan di tubuhnya sudah ditunjukkan, dia merasa perlu keadilan.
“Terikat, tidak bisa dilepas.” Lu Li berkesedihan.
“Hah, terikat?” Elf Air menarik napas tajam.
Dulu ada game yang langsung mengikat item setelah dipakai, tidak bisa dijatuhkan atau rusak, tapi akhirnya game itu tutup.
Di game biasa, sistem pengikatan juga ada, tapi biasanya untuk barang langka. Elf Air penasaran, apakah ini peralatan legenda, peralatan epik, atau artefak suci tingkat lebih tinggi?
“Ambil beberapa peralatanmu untuk dipakai, jangan lupa temui aku setelah pertandingan selesai.” Lu Li mulai merasa agak menyesal dalam hatinya.
Bagaimana jika Si Kaya itu log out kabur, atau malah mengabaikannya? Nanti di pertandingan berikutnya dia harus bertarung melawan Blood Dagger dan Xiao Mo dengan badan telanjang. Pemandangan itu terlalu mengerikan untuk dibayangkan.
Tanpa basa-basi, Water Elf mengambil peralatan yang menarik perhatiannya dan langsung mengenakannya.
Sebenarnya hanya tiga item: pisau belati, pelindung pergelangan tangan, dan lencana. Bukan berarti peralatan Lu Li jelek, tapi gaya bertarung mereka berdua benar-benar berbeda. Gaya berbeda membutuhkan cara mengatur peralatan yang berbeda pula.
Seorang pria dan wanita sedang berganti baju, tanpa nuansa ambigu sedikitpun.
Adegan yang pasti terasa aneh di realitas, justru tersaji secara supernatural dalam game. Untungnya ini adalah area monster level tiga puluh yang umumnya tidak bisa dimasuki sembarang orang. Kalau tidak, pasti ada yang merekam dan mengunggahnya ke forum menjadi berita besar.
Hari kedua, pertandingan pembuka antara Paviliun Hujan Ringan melawan Kota Wushuang.
Sang Raja Pengasah hingga kini masih level 24, perkembangan awal yang kurang sempurna membuatnya tak berdaya menghadapi serangan Elf Air yang telah berganti peralatan.
Terutama saat sosok kedua Elf Air muncul di medan pertempuran, sang lelaki tenang yang biasanya tak tergoyahkan nyaris menangis tersinggung, "Lu Li kau benar-benar tak tahu malu, berani-beraninya meminjamkan peralatanmu ke Elf Air!"
Munculnya ilusi saat menyerang, peralatan semacam ini sangat langka, tak mungkin tiba-tiba ada duplikatnya tanpa alasan.
Dengan kuku jempol kaki saja bisa mikir pasti Si Kaya perempuan ini curang, mana mungkin Qingqi Gujiu tidak meledak marah?
Meski tak ada aturan tertulis di lingkar profesi, secara bawah sadar semua orang enggan melakukan pengaturan semacam ini. Lagipula, menyerahkan senjata makan kepada orang lain, siapa yang bisa merasa nyaman?
Elf Air pura-pura tuli, dengan serangan yang bahkan melampaui Lu Li, langsung menusuk Qingqi Gujiu hingga tewas.
Pertarungan individu dimenangkan oleh Elf Air, penampilan Qingqi Gujiu terlihat jauh lebih tua. Pemain profesional senior yang mengalami kekalahan beruntun, luas bayangan psikologisnya sudah menutupi setengah Samudera Pasifik.
Sebenarnya ini hal yang normal. Dibandingkan game sebelumnya, "Fajar" memiliki banyak aspek inovatif dalam bidang profesi. Pemain profesional juga perlu mengembangkan gaya khas mereka sendiri.
Terutama orang seperti Qingqi Gujiu yang bermain stabil dan metodis. Kecepatan pembentukan gaya individu mereka lebih lambat dibanding pemula, namun begitu terbentuk, pasti akan matang dan tahan ujian.
