Dari kejauhan, semua orang bisa menyaksikan peristiwa yang terjadi di pulau tersebut.
Beberapa Twilight Shuo Feng Zhe sedang mengendalikan sihir untuk melakukan induksi pada kura-kura putih raksasa.
Ini adalah Galmora, mantan Penjaga kuil Elune. Karena memiliki umur yang panjang, dia telah bertahan hidup hingga kini. Namun ketika sekte sesat Palu Senja tiba, umat beriman mereka membangunkannya dan memenjarakan Galmora.
Umat fanatik yang sakit jiwa menyiksa Galmora, kemudian mulai mempelajari cara memisahkan raga dan jiwanya.
Tingkat kekejamannya bisa dibayangkan. Hanya Galmora dengan vitalitas yang luar biasa kuat yang mungkin bertahan sampai sekarang. Tapi saat ini Galmora sudah tidak bisa dibilang normal lagi. Jika tidak ada pengendalian dari para pemuja Senja di sekitarnya, dia akan langsung menjadi gila.
Bisa dikatakan pengikut Palu Senja ini mencuri ayam tak berhasil malah kehilangan beras. Maksud awal mereka adalah membuat kura-kura besar ini menjaga rumah mereka, tapi malah membuatnya gila.
Melihat kedatangan orang, para Peniup Angin Senja panik. Mereka mempercepat gerakan tangan. Pemimpin mereka berteriak marah, "Tidak ada gunanya melawan sihir kami, Ghamora! Kau akan segera menyerah pada kekuatan Dewa-Dewa Kuno, lalu kami akan menghujani amarahmu pada petualang sialan ini!"
"Petualang" yang dimaksud tentu adalah Lu Li dan kawanannya.
Kepala besar Ghamora terangkat. Dengan ekspresi rumit, ia melirik para petualang. Dengan geraman rendah, ia menarik kepala dan kakinya ke dalam cangkang, lalu berputar seperti gasing di tanah.
Putarannya memancarkan energi jernih bak sinar bulan ke segala penjuru.
Ini adalah tenaga terakhir dari Dewi Bulan yang mempertahankan kesadarannya. Saat energi ini meledak, para Penyihir Senja tingkat tinggi di sekitarnya langsung terbunuh seketika.
"Bersiap!" teriak Lu Li.
Lawan mereka tak lain adalah Gamera yang telah berhasil bebas.
Setelah kehilangan kekuatan ilahi terakhirnya, Gamera telah benar-benar kehilangan akal sehat. Dia akan membunuh segala yang terlihat, termasuk anaknya Prabura yang berada tak jauh di belakangnya.
Tampaknya masih ada sisa naluri dalam dirinya. Alih-alih langsung menyerang Prabura yang paling dekat, makhluk ini justru menyerbu ke arah Lu Li dan kawan-kawan.
Gamera memiliki darah tinggi dan pertahanan tebal. Skill andalannya adalah menginjak-injak yang bisa menyebabkan kerusakan besar pada orang di sekitarnya. Selain itu ada skill semburan racun yang biasanya digunakan untuk menyerang karakter jarak jauh. Adapun skill pembunuhan sekejap terhadap Twilight Stormcaster tadi, karena sudah tidak memiliki kekuatan ilahi, tidak bisa digunakan lagi. Kalau tidak, pasti sudah membuat Lu Li dan kawan-kawan mati berkali-kali.
Serrith memang luar biasa. Damage-nya tidak kalah dengan Lu Li. NPC memang makhluk dengan cheat - awalnya bersikap seperti akan pingsan, sekarang malah penuh vitalitas.
Setelah lebih dari sepuluh menit, HP Gamora berkurang perlahan hingga akhirnya roboh ke tanah. Pandangan terakhirnya tertuju pada Pabura yang terperangkap di belakang.
Itu adalah putranya.
Pabura tidak terganggu oleh jemaat Twilight. Mereka menggunakan Pabura sebagai sandera untuk mencegah Gamora bertindak gegabah. Namun terperangkap menyaksikan ayahnya disiksa, pasti menyakitkan baginya.
Saat ayahnya tumbang, Pabura meronta hebat. Butiran air mata mengalir deras dari mata hitam besarnya, membasahi wajah seputih giok.
Berapa lama mereka menjalani hari-hari penuh kesakitan ini? Pabura selalu berharap ayahnya menemukan kedamaian.
Tapi ketika sang ayah benar-benar terbebaskan, hatinya dipenuhi rasa kehilangan dan kesedihan.
Takkan bisa lagi melihat ayahnya.
Hari ini, mereka berpisah untuk selamanya.
“Masih berdiri di situ ngapain.” Lu Li menepuk Can Meng, menunjuk Pabura berkata: “Cepat pakai sihir penjinakan, harus berhasil menjinakkannya sebelum dia melepaskan diri.”
Begitu Pabura berhasil kabur, dia akan mengikuti jalan lama ayahnya, menjadi kura-kura kecil yang gila.
Mungkin karena masalah ras, meski sudah cukup tua, penampilan Pabura masih seperti bayi kura-kura, ukurannya sedikit lebih besar dari telapak tangan, putih berkilau seperti giok, dan tampilannya imut banget.
Mendengar bisa dijinakkan, Can Meng langsung dengan mahir mengeluarkan sihir penjinakan.
Benar-benar terampil, seolah sudah berlatih puluhan ribu kali, soal cara dia menguasai sihir penjinakan tingkat tinggi ini, Xiao Ba Jiang berjasa besar.
Pantas disebut skill yang selalu siap digunakan, saat cahaya sihir penjinakan menyinari Pabura, ternyata dia perlahan menjadi tenang, beberapa detik kemudian Sistem memberi notifikasi Can Meng berhasil mendapatkan hewan peliharaan Pabura.
Setelah menjadi hewan peliharaan, ukuran Pabula mengecil lagi, sekarang hanya sebesar telapak tangan.
Penampilannya sangat menggemaskan, membuat para gadis meleleh dan bergantian mengajaknya bermain.
Lu Li meminta Can Meng membagikan statistiknya. Berbeda dengan para cewek yang fokus di dimensi berbeda, dia jelas lebih memperhatikan sifat dan skill anggota kecil ini.
Can Meng membagikan statistiknya.
Seperti Ayahnya, darah tinggi dan pertahanan tebal, ofensifnya juga bagus - tidak kalah dari hewan peliharaan biasa. Tapi khusus untuk serangan, Pabula jelas kalah dengan bayi harimau langka Cakar Bayangan milik Can Meng.
Pabula dan Cakar Bayangan sama-sama memiliki empat skill, masuk kategori barang langka kelas atas.
Memukul, skill serangan grup.
Perisai Duri Cangkang: Memantulkan 20% kerusakan yang diterima. Saat HP di bawah 40%, pertahanan meningkat 100% selama 10 detik.
Ini adalah skill hewan peliharaan yang sangat hebat. Kura-kura biasa memiliki probabilitas sangat kecil untuk memiliki skill Perisai Cangkang. Perbedaan satu karakter saja membuatnya kehilangan efek dampak balik dari Perisai Duri Cangkang, dan pertahanan darah rendahnya juga separuh dari Perisai Duri Cangkang.
Hanya dari satu skill ini saja, Pabula sudah pantas menyandang gelar keturunan Penjaga Kuil.
Skill ketiga adalah Menginjak-injak, skill kontrol area! Semua sudah melihat bagaimana Gamora menggunakan skill ini tadi - itu sangat keren tanpa teman.
Skill keempat bernama Pesta Berputar, yaitu skill yang digunakan Gamora di awal untuk membunuh Twilight Stormcaller. Tentu saja Pabula tidak bisa meminjam kekuatan ilahi, efek skillnya jelas tidak sehebat ayahnya. Tapi sebagai skill serangan grup, skill ini sudah membuat Lu Li sangat puas.
Hewan peliharaan ini tidak kalah dari Cakar Bayangan.
Tapi jangan berharap Can Meng bisa menguasai segalanya hanya dengan memiliki hewan peliharaan ini.
Pabla memiliki kekurangan fatal, yaitu Kecepatan Gerak yang sangat rendah, sampai-sampai menyedihkan. Membawa hewan peliharaan ini untuk PK dengan pemain lain adalah murni cari mati, hanya bisa digunakan untuk berburu monster atau menjelajahi dungeon.
Namun, Can Meng sangat puas dengan baby ini karena penampilannya yang cantik dan volume kecil yang memungkinkannya untuk dipeluk.
Cakar Bayangan awalnya cukup mini, namun seiring naiknya level, postur tubuhnya semakin membesar. Kini Can Meng sudah sangat kelelahan saat menggendongnya.
Setelah menangkap baby, barulah semua ingat bahwa mereka belum meraba peralatan yang dihasilkan Gamora. Sebenarnya Lu Li tahu Gamora tidak akan menghasilkan barang bagus, karena Pabla juga termasuk dalam trofi.
Selama pasukan memiliki pemburu, baby yang terperangkap ini mudah ditangkap. Hanya saja setiap individu akan mendapatkan sifat yang berbeda.
Sifat Pembunuhan Pertama akan lebih baik, dungeon dengan kesulitan mimpi buruk juga memberikan sifat lebih baik. Kombinasi dua syarat ini membuat baby kura-kura Can Meng menjadi barang langka.
Gamora hanya menghasilkan satu barang: Tali Gamora, sebuah ikat pinggang armor kain.
Perak level 25 dengan atribut yang cukup biasa. Setidaknya tim Lu Li tidak membutuhkan peralatan ini. Setelah kembali, mereka akan meletakkannya di gudang serikat - cukup dengan itu bisa menambah motivasi tiga kali lipat bagi anggota serikat yang sedang mengerjakan tugas.
Berangkat menuju BOSS kedua - Dominia.
