Lu Li agak menyalahkan diri sendiri. Seharusnya setelah BOSS tewas tadi langsung memeriksa Serlade. Sentinel senior ini telah banyak membantu mereka. Bisa dikatakan tanpa Serlade, mustahil mereka bisa menaklukkan Abyss level mimpi buruk.
Dia hanya terlalu bersemangat, pusing karena hasil dungeon mimpi buruk yang ada di hadapannya.
Jadi meski terlahir kembali, dia tetap manusia biasa.
Entah Sentinel itu tewas atau tidak, tujuh serangan berturut-turut tadi benar-benar mematikan.
"Yang Mulia Serrid, apakah Anda baik-baik saja?" Lu Li mengulurkan jarinya dengan hati-hati, menyentuh punggung Sentinel.
"Hmm... sementara belum mati." Serrid bergerak-gerak membuktikan dia masih hidup.
Sungguh mengagumkan vitalitasnya. Pertama kali bertemu dia seperti sekarat, tapi setelah dua kalimat provokasi Lu Li, langsung aktif bergabung dalam pasukan pembersih Abyss.
Sepanjang perjalanan menunjukkan kekuatan yang luar biasa.
Tujuh serangan Akumel hanya membuatnya terkapar menunggu hasil akhir.
"Aku sangat curiga, begitu kita dihabisi, Serraid mungkin akan menendang BOSS lalu berlagak percaya diri kembali ke tanah asalnya untuk pura-pura mati."
Jangan pernah meremehkan nama Sentinel sebagai barang tiruan. Kenyataannya, baik dibandingkan dengan Pasukan Gabungan Arathor, Ksatria Griffin Martir Besi, Legiun Ketujuh, Pengawal Tombak Petir, maupun Ekspedisi Honor Hold dan Tangan Argus dll, Legiun Penjaga Night Elf tetaplah pasukan terkuat di Azeroth.
Di legiun ini masih ada banyak monster tua yang telah bertahan hidup selama sepuluh ribu tahun.
"Perlu kami bantu bangun?" tanya Lu Li dengan nada eksperimental.
"Tolong dukung aku, rasanya seperti aku hampir tak bisa bertahan," kata Serraid.
"Kalian benar-benar kalau sudah sekarat, mungkin kami tidak keberatan mengantarmu," Lu Li berpikir jahat dalam hati, dia dan Sesame Paste Tangyuan menopang Serraid di kiri-kanan, mendudukkannya di dinding tebing.
"Para petualang, ketegasanmu sungguh mengagumkan." Sentinel membuka percakapan demikian, berhenti sejenak lalu melanjutkan, "Masalah Abyss akhirnya terungkap, tugasku selesai."
Hadiahnya?
Lu Li dan yang lain memandangnya dengan sorot mata penuh harapan.
Jika brengsek ini tidak memberi apa-apa, pasti akan mereka bunuh.
Seolah merasakan aura maut ini, Serraid tidak bertele-tele lagi. Dia meraih bungkusan dan mengeluarkan tumpukan barang, "Ini trofi yang kukumpulkan bertahun-tahun, kalian boleh pilih satu masing-masing."
Benar-benar tumpukan! Banyak, sangat banyak!
Mereka saling pandang. Akhirnya di bawah sorotan semua orang, Lu Li maju mengambil satu.
Ternyata ini adalah cetakan perak, sayangnya untuk level 45. Benda ini bahkan tidak layak buat sok gaya. Saat mencapai level 45, peralatan emas pun mungkin sudah biasa, siapa yang masih peduli dengan perak.
Saat hendak mengambil barang lagi, Serraid menambahkan dengan datar: "Setiap orang hanya punya tiga kesempatan memilih."
"Kamu..." Kamu sialan! Lu Li hampir melontarkan umpatan.
Dia buru-buru menarik kembali tangannya. Kesempatan pertama sudah terbuang percuma, pilihan kedua harus dilakukan dengan serius.
Tumpukan barang ini setidaknya puluhan hingga ratusan item - ada peralatan, material, buku skill, bahkan beberapa benda tidak jelas lainnya. Meski punya pengalaman bermain game selama dua kehidupan, sebagian besar tetap tidak dikenali Lu Li.
Sebagian besar tidak dikenal, artinya sebenarnya masih bisa mengenali beberapa.
"Bolehkah membantu orang lain memilih?" tanya Lu Li dengan hati-hati. Dia menekan perasaan bersemangatnya, berusaha terlihat biasa saja.
“Tentu saja.” Serraid melirik beberapa orang lainnya, mengangguk: “Asalkan mereka setuju.”
Setiap orang mengambil satu barang, tiga kali kesempatan memilih, artinya Lu Li punya dua peluang eksperimen. Jika kedua barang uji coba lebih buruk dari yang dia kenal, maka dia harus memilih yang dikenal.
Sebenarnya, jika digantikan dengan pemain lain, mungkin sudah berlutut di depan Serraid.
Pada pilihan kedua, Lu Li memilih sebuah pisau belati dengan desain sangat indah. Warna keemasan pada bilah pedang membuatnya berani berhipotesis - mungkin ini adalah pisau belati emas.
Meski sudah memiliki dua senjata langka, siapa yang akan jijik memiliki lebih banyak senjata langka?
Dengan senyum, Serraid menyaksikan Lu Li mengangkat senjata itu. Seperti dugaan, dia melihat ekspresi Lu Li langsung berubah menjadi "jahat" saat mengamati sifat-sifat senjata tersebut.
Peralatan perunggu... itu pun level 40, Kakak, kau seorang Sentinel tingkat tinggi yang jalur mistis, memegang pisau belati sampah yang bahkan tak ada orang mau pungut di jalan—ini maksudnya apa sih?
"Itu pemberian gadis pujaan saat aku masih muda." Serraid mendongak ke langit dengan sudut 45 derajat, wajahnya memancarkan kesedihan yang puitis.
"Kalau begitu bernilai kenangan, lebih baik Tuan simpan saja." Lu Li melemparkan benda itu kembali seperti tersengat listrik. Hanya tersisa satu kesempatan terakhir, dia harus memilih benda yang dikenalnya.
Kau saja. Kali ini tanpa ragu Lu Li mengambil segumpal kristal biru muda dari tumpukan benda.
Kristal Terisi Sihir, material langka untuk senjata mantra. Hanya BOSS sihir kelas tinggi yang memiliki probabilitas rendah untuk menjatuhkannya. Sebelum reinkarnasi Lu Li, satu buahnya bisa terjual seharga 300 koin emas.
Peralatan emas pun belum tentu lebih berharga darinya.
Selanjutnya, Lu Li menyatakan akan memilih untuk Biru Muda Laut Angin...
Kali ini hoki juga biasa saja, dua pilihan eksperimennya tidak memuaskan, akhirnya hanya bisa memilih material berbentuk lempeng armor.
Tentu saja Biru Muda Laut Angin tidak senang.
Di mana peralatan emasku, peralatan Emas Gelapku, artefak suciku?
Tapi saat mendengar lempeng ini adalah barang langka untuk membuat perisai Emas Gelap, ketidakpuasan palsunya langsung musnah, hampir memeluk pelindung kuat Lu Li sambil menyesali kegilaan barunya.
Piao Ling langsung menyerahkan pada Lu Li, karena dia malas, enggan pusing-pusing.
Setelah melakukan pengamatan, kali ini Lu Li memutuskan mulai dari skill book, mungkin bisa dapat skill book yang bagus.
Jangan meremehkan nilai skill book, coba pikir berapa banyak uang yang mereka habiskan lewat Shen Sanwan untuk beli tiga skill book, meski faktor utama ada karena Piala Huaying.
Munculkan skill book profesional, lebih baik level haus darah itu, Lu Li meniru gaya Can Meng sambil berdoa.
Tapi saat diambil, ternyata judulnya 《Pelacakan Binatang Buas》.
Pelacakan Binatang Buas, skill book profesi pemburu, bisa menemukan unit binatang buas yang aktif dalam cakupan tertentu di sekitar.
Bagi Can Meng yang jarang bertualang solo, ini benar-benar hampir tidak berguna. Lagipula ada tugas profesi pemburu level 20 yang memberi hadiah skill book ini, akhirnya Lu Li melempar kembali skill book tersebut.
Yang kedua, 《Ritual Pemanggilan》, ritual untuk mengaktifkan pintu teleportasi pemanggilan. Membutuhkan Penyihir dan 2 sekutu untuk menyelesaikan. Pintu ini bisa memanggil anggota regu atau tim.
Tidak bisa dibilang bagus atau jelek, tapi skill book ini pasti berguna - itu hal yang afirmatif.
Asalkan penyihir gelap punya dua rekan di sisinya, dia bisa mengaktifkan ritual pemanggilan ini, mengirimkan ribuan pasukan ke lokasinya.
“Buku ini yang kubutuhkan.” Piao Ling secara naluriah mempertimbangkan kepentingan umum, dalam sekejap ia menyadari potensi besar buku ini dalam meningkatkan sinergi tim tempur.
Dalam aspek PVP, dengan menyusup ke belakang garis musuh lalu memindahkan pasukan secara tiba-tiba melalui teleportasi, kemenangan strategis dapat dijamin.
Untuk PVE, jika menemukan BOSS Liar atau target berharga lainnya, risiko terbesar adalah ketahuan serikat lain. Dengan skill ini, cukup kirim satu penyihir gelap bersama dua pencuri berpenguasaan penyamaran secara diam-diam, maka seluruh anggota serikat bisa dipindahkan sekaligus.
“Yakin? Ini kan kesempatanmu.” Lu Li bertanya.
“Malas meladenimu.” Piao Ling merebut paksa buku itu dan melemparkannya ke Sesame Paste Tangyuan.
