"Sama sekali tidak ada tantangannya," keluh Huzi Zhazha (Kumis Tajam) dengan geram.
Sebagai seseorang yang mampu solo BOSS Liar tanpa ketahuan oleh serikat-serikat besar, memang dia layak bicara seperti itu.
Di dunia ini selalu ada orang-orang yang suka menantang diri sendiri, yang paling tidak mereka takuti adalah kesulitan.
"Iya, disentuh sedikit langsung mati," kata Biru Muda Laut Angin tiba-tiba, merasa cara sok ala Huzi Zhazha ini terkesan sangat profesional, tak tahan ikut-ikutan menirunya.
Lalu dua remaja kekanak-kanakan saling berpandangan, bersama-sama tertawa terbahak-bahak, menunjukkan kecocokan gaya yang memalukan layaknya sahabat sejati.
Piao Ling menyepak bokong Biru Muda Laut Angin dari belakang, "Jangan mempermalukan diri, kemarin siapa yang terus mengeluh dungeon mimpi buruk terlalu sulit? Dasar pengecut, sok jagoan macam serigala berekor besar."
"Dasar kau Piao Ling! Apa kau harus selalu membongkar aibku?" Sedikit lagi mendapat anak buah baru, tapi segalanya hancur karena satu kalimat.
"Ini semua bentuk kasih sayang. Siapa suruh kau mesra-mesraan dengan Si Kumis itu?" Kenangan Bunga Sakura yang Jatuh mulai terkorupsi.
Para pelaku lainnya menyaksikan adegan ini tak kuasa menahan tawa, merasakan bahwa tim juara ternyata tidak terlalu angkuh - setidaknya dalam beberapa aspek masih memberi ruang bagi anggota baru untuk merasa superior.
Setelah serikat mencapai level enam, periode perkembangan pesat kembali terulang.
Batas maksimal anggota guild meningkat, tugas serikat yang bisa dikerjakan semakin banyak, membentuk siklus positif yang sempurna.
“Apakah ada yang masih punya CD rintihan di sini? Ikut Piao Ling untuk membersihkan rintihan minggu ini, aku tidak ikut.” Lu Li menganggap dungeon non-Pembunuhan Pertama tidak layak, bahkan jika bisa merefresh rekor dungeon pun tidak menarik baginya.
Probabilitas drop skill point memang sudah rendah, kalau bukan Pembunuhan Pertama, nilainya akan menyedihkan.
Lu Li memiliki persoalan yang jauh lebih penting untuk dikerjakan, dungeon-dungeon seperti ini tidak masuk hitungan.
"Aku belum pernah turun dungeon!" Huzi Zhazha (Kumis Tajam) melompat berdiri.
Beberapa anggota lain sudah menyelesaikannya kemarin, hanya bisa memandanginya dengan iri.
Saat bergabung, level Huzi Zhazha terlalu rendah. Dengan usaha mati-matian upgrade bahkan monopoli EXP BOSS sendirian, baru nyaris mencapai level 20. Wajar dia tidak ikut dungeon kemarin.
"Sudah, Piao Ling yang jadi dirigen." Lu Li dengan tegas memilih untuk tidak mau ikut campur. Soal apakah mereka bisa menaklukkan dungeon atau tidak, itu di luar kendalinya.
Mustahil baginya jadi pengasuh di setiap dungeon. Keunggulan kelas pencuri memang tidak terletak di dungeon.
Dia percaya pada kemampuan komando Piao Ling, juga yakin dengan kekuatan rekan satu tim saat ini. Bahkan menjalani kesulitan mimpi buruk di Gua Rintihan bukanlah masalah. Dibandingkan pertama kali masuk ke gua itu, peralatan mereka kini telah mengalami lompatan kualitas.
Setelah pergi, dia menuju ke Moonlight Clearing.
Moonlight Clearing masih memesona seperti biasa. Sesaat, Lu Li bahkan ingin menetap di sini - tinggal di tepi Danau Dewi Bulan yang hijau zamrud. Fajar menyambut pagi, senja mengantar petang, malam ditemani cahaya rembulan.
Tak terpengaruh oleh pujian atau hinaan, memandang bunga bermekaran dan gugur di halaman; Tak memusingkan pergi atau tinggal, menatap awan bergulung-gulung di langit.
Perasaan ini disebut penyatuan diri.
Tapi ini hanya sesaat. Pikirannya sama sekali tidak berlama-lama dalam perasaan itu.
Karena di hatinya ada keluarga, teman, dan Pedang Penghakiman.
"Petualang muda, tak kusangka bisa melihatmu begitu cepat, ada kesulitan apa?" Sang Penjaga Remulos masih berbaring di rerumputan dengan malas, Keeper of the Grove membuka matanya dan bertanya dengan santai.
Puji Dewi Bulan, kali ini tidak membuatku menunggu lama.
Lu Li memberi penghormatan, berkata: "Sesuai kehendak-Mu, aku telah membawa sekelompok partner pemberani membersihkan hingga tuntas para Penista dari Abyss."
"Sudah... dibersihkan tuntas, Aku' Mair, setan itu akhirnya diakhiri." Entah mengapa, Lu Li justru mendengar nada kekecewaan dalam perkataan Keeper of the Grove ini.
"Benar, kami telah menghancurkan kepalanya." Lu Li menegaskan dengan yakin.
"Satu?" Remulos bertanya.
"Satu." Lu Li mengangguk.
“Hmm, jadi seperti ini, bisa dibilang kamu sudah menyelesaikannya.” Remulos tidak mempersulit meskipun Lu Li hanya menghancurkan satu kepala Aku' Mair. Fakta bahwa mereka mampu membersihkan dungeon Abyss pada tahap ini sudah jauh melebihi ekspektasinya.
“Apakah ada hal lain yang bisa saya bantu?” tanya Lu Li.
Kita tidak seperti anak kesayangan Sistem yang tugas aktif datang sendiri. Jika ingin menerima misi, kita harus memicu efek pemicu sendiri. Melihat suasana hati Remulos yang tampak baik, ada harapan dia akan memberikan tugas tambahan.
“Jangan buru-buru, hadiah tugas belum diberikan.” ujar Keeper of the Grove.
“Pembersihan Abyss kali ini sudah menghasilkan banyak barang, mana mungkin kami berani berilusi belaka meminta lebih.” Pengalaman Lu Li mengajarkan: Di hadapan NPC transendental seperti ini, semakin kamu menunjukkan keserakahan, semakin mereka akan menganggapmu vulgar.
Benar saja, sikap Remulos terhadap Lu Li semakin membaik. Bahkan dengan senyum penuh keramahan dia berkata: “Barang ini sudah tidak berguna bagiku, tapi pasti sangat berguna untukmu.”
"Sambil berkata demikian, dia mengulurkan tangan, di telapak tangan tergenggam sebuah barang."
Bentuknya berupa belah ketupat sempurna, seluruhnya berwarna merah api, seolah ada zat cair mengalir di dalamnya.
"Apakah ini... fragmen-fragmen api?" Lu Li bertanya dengan ragu.
"Tepat. Kukira kau pasti sangat menyukainya."
"Benar, terima kasih, Yang Mulia Penjaga. Hadiahmu sungguh sangat kuhargai." Fragmen api ini adalah material yang harus dimiliki untuk upgrade Cincin Supreme-nya, sama sekali tak tahu di mana bisa mendapatkannya.
Sungguh tak disangka Remulos memberi hadiah seperti ini padanya.
"Senang kau menyukainya. Keberanianmu layak mendapat penghargaan ini." Remulos berkata dengan ketulusan.
"Terima kasih banyak! Ada lagi yang bisa kulakukan?" Biarkan misi berdatangan lebih deras! Lu Li memandangi Keeper of the Grove dengan sorot mata fanatik layaknya Grandet menggenggam koin emas.
“Tidak ada yang perlu kamu lakukan di sini, untuk sementara tidak ada.” Perkataan Remulos membuat hati Lu Li mendadak berat, baru merasa lebih baik setelah menambahkan kalimat berikutnya.
Sebenarnya dia juga paham, tugas yang memberikan hadiah material langka seperti ini sangat sulit ditemui.
Kali ini berhasil menyelesaikan kesulitan mimpi buruk di Abyss, dari segi tingkat kesulitan, bahkan jika diberikan ke tim mana pun di "Fajar" saat ini, mustahil bisa mereka selesaikan.
"Jika ada kebutuhan apapun, siap menerima panggilan Anda kapan saja." Lu Li tidak berani menunjukkan ketidakpuasan.
Tidak ada tugas ya sudah, dirinya adalah yang terlahir kembali, masih banyak cara untuk meningkatkan kekuatan, sementara material yang dibutuhkan cincin juga akan terkumpul perlahan, tidak ada yang benar-benar bisa menghalangi langkah kakinya.
“Aku tidak membutuhkan pertolongan, namun salah satu jemaatku sedang berdoa kepada-Ku, berharap aku dapat membantu putrinya yang sakit.” Remulos berkata: "Ikuti jalan keenam dari Gerbang Utara Astranaar ke timur, kamu akan melihat gang dengan lonceng angin ungu tergantung di pintu. Mereka tinggal di pondok kedua di gang itu."
"Aku segera pergi." Terlepas dari ada tidaknya hadiah untuk tugas ini, Lu Li harus meninggalkan kesan baik pada Keeper of the Grove.
"Dewi Bulan memberkati umat yang bersemangat. Usahamu pasti akan mendapat balasan." Remulos berkata dengan kepuasan.
Lu Li langsung menggunakan bilah baca untuk kembali ke Astranaar. Mengikuti petunjuk arah Remulos, ia cepat menemukan rumah kecil itu.
Ada firasat buruk dalam hatinya bahwa ini mungkin ujian dari Remulos. Hanya dengan menyelesaikan tugas ini dengan lancar, barulah ia bisa menerima misi yang lebih tinggi.
