Lagi mimpi buruk?
Wei Lan Hai Feng dan yang lain agak terdiam, memandang Lu Li dengan ekspresi membeku.
Baru saja mereka sedang berdiskusi tentang hadiah Pembunuhan Pertama, memamerkan betapa bagusnya barang yang mereka dapat dari hadiah sistem, tak ada yang menduga Lu Li tiba-tiba ingin menantang kesulitan mimpi buruk.
Bukan mereka tidak percaya pasukan mereka tidak bisa melewatinya, tapi merasa tidak perlu.
Ini periode apa sekarang?
Ini periode dimana Pembunuhan Pertama lebih penting dari segalanya!
Saat pengumuman dunia tentang Pembunuhan Pertama menyala, seluruh alam semesta tenggelam dalam keheningan, sementara di Serikat Pedang Penghakiman justru penuh sorak-sorai.
Perasaan diakui seperti ini sungguh menyenangkan, setidaknya beberapa anggota Unit Tentara Bayaran Xinxin sebelumnya tidak punya kesempatan mengalaminya. Unit tentara bayaran berisi sepuluh orang, mana mungkin saling puji-memuji.
Dungeon elit saja sudah bisa ikut bersaing berebut Pembunuhan Pertama, bertarung di tingkat kesulitan sulit saja sudah luar biasa, mengapa harus memilih kesulitan mimpi buruk?
Jangan-jangan Lu Li ini sudah kelebihan ekspansi diri, sekarang jadi sombong dan arogan?
"Haha, mimpi buruk ya mimpi buruk, tidak ada yang perlu ditakuti." Justru Biru Muda Laut Angin yang sering mengeluh duluan bicara, "Ibu Kota Kejayaan sudah mulai membuka lahan baru di Pemakaman Berdarah sejak kemarin, tapi kita masih unggul. Apa sih legenda game atau pemain bintang itu? Di mata paman, semuanya benar-benar calon target yang bisa dijual kepalanya!"
"Hehe." Piao Ling memandangnya dengan tatapan merendahkan.
Namun usulan tingkat kesulitan mimpi buruk justru disetujui bulat. Meski dalam hati agak keberatan, setidaknya tidak ada yang menentang keputusan Lu Li.
Lu Li adalah inti mereka, pemimpin mutlak pasukan ini. Status ini bahkan tidak pernah diragukan oleh karakter-karakter sombong seperti Piao Ling, Moonlight, dan Hua Di Li Qing.
"Perpustakaan dijaga ketat oleh senjata berat, memang sulit dilawan. Tapi aku tahu beberapa rahasia tentang Biara Berdarah yang bisa menghemat banyak usaha kita," Lu Li menenangkan semua orang. Dia bukan orang gila yang akan memilih tingkat kesulitan mustahil untuk diselesaikan.
Perpustakaan Berdarah memiliki dua BOSS, atau bisa dibilang dua setengah.
Pertama yang akan kita hadapi adalah Linton, Pelatih Linton - yang disebut sebagai setengah BOSS. Dia adalah tentara profesional yang melayani Tentara Salib Berdarah, membantu melatih prajurit dan pemanah hebat.
Pemanah-pemanah Tentara Salib Berdarah sebagian besar adalah hasil didikannya.
Kemampuan individu ini sebenarnya biasa saja, tapi dua tim berisi dua puluh pemanah di bawah komandonya benar-benar dashyat banget. Di antara elit level tiga puluh, tidak akan ditemukan serangan yang lebih tinggi dari mereka.
"Tim yang seperti ini, begitu melepaskan panah secara kolektif, semua pemain di hadapan mereka akan menjadi sasaran empuk."
Lu Li mutlak tidak percaya ada yang bisa memecahkan masalah ini dalam waktu singkat, inilah alasan persiapannya memilih tingkat kesulitan mimpi buruk.
"Lu Li kamu benar-benar jijik, barang apa itu?" Biru Muda Laut Angin bertanya.
Melihat Lu Li dengan hati-hati mengumpulkan sesuatu yang kotor mirip kotoran, anggota tim lainnya langsung menjauh darinya.
"Semua harus mengumpulkan ini. Ini umpan anjing berperisa. Nanti saat lihat anjing pemburu, lempar ke mereka." Lu Li tenang sambil menyimpan umpan ke dalam tasnya.
"Baunya menyengat. Tidak bolehkah? Saya masih anak-anak lho." Xiao Ba Jiang mengerutkan hidung mungilnya dengan jijik.
"Kan bukan buat kamu makan..."
"Huek." Cewek itu langsung muntah.
“Sudah, jangan ribut, barang ini benar-benar penting, apakah kita bisa melewati mimpi buruk dengan mudah tergantung padanya.” Lu Li membuat wajah serius, berkata dengan khidmat.
Para pelaku lainnya begitu mendengar perkataannya, terpaksa dengan patuh mengumpulkan apa yang disebut makanan anjing ini.
Sebenarnya dalam makanan anjing ini tercampur mayat korban bencana, bau tak sedap adalah hal yang normal. Orang biasa pasti menghindar, siapa sangka ini bisa digunakan untuk melawan Loksi Penjinak Anjing.
Loksi Penjinak Anjing adalah BOSS kedua, Lu Li sedang bersiap-siap dari awal.
Monster pertama yang ditemui adalah Penjaga Kewaspadaan, dia membawa empat anjing lapar. Konon anjing-anjing ini tidak boleh diberi makan terlalu kenyang, jika kenyang mereka tidak mau bekerja.
“Meng Meng, kau duluan, lempar makanan anjing dari tas ke jalan yang pasti dilalui gerombolan monster ini. Setelah melempar, sembunyilah!” perintah Lu Li.
Ini sangat sederhana, Can Meng dengan patuh melemparkan makanan anjing. Dia sudah lama ingin melakukan ini, mengingat ada barang sebau itu di tasnya membuat hatinya merasa tidak nyaman.
Semua orang bersembunyi di kejauhan mengamati, melihat Sang Penjaga dan anjing-anjing pemburu mendekat.
Sang Penjaga berjalan di depan tanpa menyadari ada makanan anjing di tanah, juga tak melihat anjingnya sudah berhenti untuk melahap makanan itu. Ini ditakdirkan menjadi tragedinya. Saat empat anjing lapar yang mengamuk menerjang dari belakang, pengintai Tentara Salib Berdarah ini sama sekali tak berkutik dan langsung tewas.
Anjing-anjing itu langsung tertidur pulas setelah menjatuhkan Sang Penjaga.
"Gelombang berikutnya, giliran Ba Jiang yang melempar." Lu Li menghela napas lega, menghindari anjing-anjing yang tertidur itu dan melanjutkan perjalanan.
“Penjaga Waspada darah hanya punya HP dua ribu lebih, anjing pemburu bahkan cuma seribu lebih. Monster-monster ini bisa asal dibunuh, kenapa harus repot seperti ini?” Piao Ling bertanya, dia benar-benar tak mengerti maksud Lu Li.
Namun yang pasti, tindakan Lu Li pasti punya makna mendalam, bukan sekadar iseng.
“Nanti kalian akan paham.” Lu Li memberi teka-teki.
Di sepanjang jalan tentu tak hanya ada satu gelombang monster kecil. Penjaga Waspada Berdarah ditambah empat anjing pemburu lapar - semua kombinasi seperti ini.
Sepuluh orang bergiliran melempar makanan anjing, total sepuluh kali lemparan membuat empat puluh anjing membunuh penjaga lalu tertidur panjang.
“Anjing-anjing ini nanti akan membantu kita lawan BOSS?” Piao Ling semakin ragu selama pertarungan, sebuah pikiran mengejutkan tiba-tiba muncul di kepalanya hingga tak bisa menahan diri berseru.
Bercanda apa? Cuma lempar makanan anjing bisa bikin anjing orang lain mengkhianati tuannya?
“Makanan anjing ini adalah produk eksperimen gagal dengan efek samping besar, Tentara Salib Berdarah membuangnya.” Lu Li menjelaskan sekilas, tentang prinsip ilmiah atau teori biologis yang terkandung - dia sama sekali tidak mengerti.
Tiba di sebuah halaman, di bawah sorot mata terlihat seorang pemimpin berbaju zirah darah sedang mengajari anak-anak buah memanah.
Lu Li tidak langsung menantang wibawa Pelatih Linton, itu murni cari mati.
Dia membawa pasukan ke ruangan kecil di kedua sisi halaman, beberapa kosong, beberapa berisi makhluk level tiga puluh elit guild.
Setelah membersihkan beberapa ruangan, Lu Li menemukan barang yang diinginkannya.
Sebuah perisai jerami raksasa terbuat dari rotan tak dikenal, setinggi orang dan selebar satu meter, bahkan mengangkat perisai jerami pun terasa melelahkan.
"Aku tahu, ini bisa digunakan untuk melawan pemanah." Biru Muda Laut Angin pantas disebut jagoan perisai, langsung tahu rencana Lu Li.
Saat jumlah pemanah terlalu banyak, perisai ukuran sedang yang digunakan MT menjadi tidak efektif. Hanya perisai besar seukuran tubuh ini yang bisa memberikan pertahanan efektif. Mengapa tidak menggunakan perisai besi besar? Kumohon, perisai jenis itu biasanya dipasang di kereta perang, tidak ada manusia yang mampu mengangkatnya.
"Benar, tapi satu perisai belum cukup. Mari cari lagi." Lu Li mengangguk.
Setelah membersihkan belasan ruangan lagi, mereka berhasil mengumpulkan empat perisai. Mungkin masih ada lebih banyak, tapi Lu Li merasa ini sudah cukup dan tidak ingin membuang-buang waktu.
Berdiri di ujung halaman, Biru Muda Laut Angin mengangkat perisai rumput. Yang lain membungkuk bersembunyi di belakangnya.
Lin Dun tentu saja melihat mereka. Dengan senyum dingin, dia berteriak keras: "Penyusup tak tahu diri! Kalian bahkan tidak menyadari apa yang akan dihadapi! Pemanah, lepaskan panah!"
