Lu Li sangat menyadari kemampuan diri, bahkan di dasar hatinya masih tersimpan banyak rasa inferior.
Karena itu, dia tak pernah merasa istimewa di mata NPC, apalagi dengan kehadiran "ahli tugas" di sisinya. Saat pelayan wanita mengucapkan kalimat itu, sedikit keharuan muncul dalam hatinya.
Sekeras apapun wajah Lu Li, perasaan seperti ini jarang terulang.
Dengan koordinasi pelayan wanita, Lu Li tak perlu khawatir kehilangan hak mengambil karena damage tidak mencukupi.
Sejak pertempuran dimulai, sebagian besar damage berasal dari pelayan wanita. Kebencian Yettemarth terkunci padanya, ingin menghancurkannya menjadi adonan daging.
Serangan terus-menerus Lu Li ternyata sama sekali tidak bisa menarik kebencian Yetimas.
Setelah enam tujuh menit, Yetimas mengeluarkan raungan melengking, tubuhnya yang sebesar bukit kecil itu menghantam tanah dengan dahsyat hingga mengepulkan debu.
"Terima kasih." Lu Li mengucapkan terima kasih dengan kesungguhan sambil memperhatikan batas pengalamannya yang melonjak drastis.
Sejak awal sang pelayan wanita bisa saja meninggalkannya mati begitu saja, apalagi kemudian sama sekali tidak perlu menunggu damage-nya.
"Mengapa pencuri bisa menggunakan skill Druid? Bisakah kau jelaskan?" tanya pelayan wanita.
Tanpa basa-basi, pertanyaannya langsung ke inti.
"Karena menemukan sebuah alat secara tidak sengaja, aku bisa mempelajari beberapa skill Druid yang tidak penting." Lu Li tidak berusaha menyembunyikan tapi juga tidak sepenuhnya jujur.
"Alat..." Pelayan wanita menyimpan pisau belatinya dengan ekspresi masih terkesima.
Azeroth adalah benua yang berbahaya, semua orang ingin menjadi kuat. Si pelayan wanita berlindung di Manor Ravenholdt, namun hal ini tidak cukup memberinya rasa aman yang memadai. Ia berharap bisa menjadi lebih kuat.
NPC memiliki cara upgrade tersendiri. Pada level 45, dia menghadapi hambatan kekuatan dan stagnasi selama lebih dari setengah tahun.
Transformasi Lu Li menjadi macan tutul kecil memberinya efek emosional yang sangat menggemparkan.
Pencuri yang begitu lemah - setidaknya dibandingkan dengannya - ternyata menguasai kekuatan yang begitu dahsyat.
Lu Li berjongkok meraba mayat di tanah. Dia tidak tahu apa yang dipikirkan si pelayan wanita saat ini. Bahkan dia tidak yakin apakah si pelayan berniat membunuhnya untuk mengambil perlengkapan, mengingat reaksinya yang begitu bersemangat.
Bukan berarti dia tidak khawatir, namun kekhawatiran itu sia-sia belaka.
Kesenjangan lima belas level membuat semua kemungkinan tunduk pada kekuatan mutlak.
Selain Horn Berdistorsi Yetimas yang diinginkan Lu Li, hanya ada satu palu perak level 40 khusus untuk damage Ksatria Suci. Sifatnya tidak terlalu bagus, pantas saja hampir tidak ada yang mau membunuh quasi-BOSS level 40 ini.
Benar-benar melelahkan dan tidak menghasilkan pujian. Adapun Horn Berdistorsi Yetimas, bagi yang tidak mengerti nilai barang ini, hampir sama sekali tidak berguna.
Dengan hati-hati Lu Li memasukkan Horn Berdistorsi Yetimas ke dalam tas. Volumenya terlalu besar, memenuhi tiga slot tas Lu Li. Kemudian dia mengangkat kepala dan menatap pelayan wanita.
Pelayan wanita itu juga sedang mengawasinya.
Melihat tatapan Lu Li, pelayan itu mengangguk: "Ayo, semoga bisa selesai sebelum gelap... Aduh, sudah gelap. Jika ingin melanjutkan, sepertinya kamu tidak bisa menginap di penginapan Laut Selatan hari ini."
"Aku tak sabar ingin masuk ke manor." Waktu log out Lu Li masih lebih dari empat puluh menit. Dia tahu durasi ini cukup.
Alasan petualang bersikeras log out di penginapan adalah karena mereka akan mendapatkan waktu pengalaman ganda selama satu jam keesokan harinya.
Karena Lu Li bersikeras, dua orang itu beristirahat sejenak sebelum melanjutkan perjalanan.
Di malam hari di alam liar, ancaman terbesar selain Yetimathus adalah ogre. Lu Li secara tak sengaja bertemu dua ogre yang sedang merampas beberapa rusa gunung dari sekumpulan singa.
Ogre aktif sepanjang hari dan menjadi lebih kuat di malam hari, termasuk dalam kategori elit level tiga puluh lima.
Mereka hanya bertahan beberapa putaran di tangan pelayan perempuan level 45. Lu Li bahkan tidak sempat bertindak, sehingga secara alami tidak mendapat bagian pengalaman atau peralatan.
Namun Lu Li berencana untuk mengulangi pertarungan melawan ogre jika ada waktu, karena mereka bisa menjatuhkan gambar teknik ramuan penyembuhan tingkat tinggi.
Gambar teknik ramuan penyembuhan tingkat tinggi tidak sesulit tingkat menengah untuk didapatkan, meskipun tetap bukan barang biasa. Setelah mendapatkan ramuan penyembuhan tingkat tinggi, ini akan sangat membantu baik untuk masuk dungeon maupun PK.
Sekitar dua puluh menit kemudian, mereka mendekati tujuan.
Mengenai Manor Ravenholdt, Lu Li hanya tahu lokasinya berada di dekat Kastil Dunholde, namun posisi spesifiknya sama sekali tidak diketahui - bahkan mereka yang pernah berhasil diantar masuk ke manor pun tidak bisa menjelaskan rute mengerikan tersebut.
Adapun Kastil Dunholde sendiri, tempat ini menjadi termasyhur karena pernah terkait dengan seorang tokoh besar.
Seorang sersan manusia bernama Aedelas Blackmoore menemukan bayi bangsa orc yang terlantar di alam liar. Ia tidak membunuh bayi itu, meskipun sebagian besar anggota Alliance akan melakukan hal tersebut.
Budak bangsa orc murah bertebaran dimana-mana, tak ada yang menginginkan seorang bayi.
Blackmoore menamai bayi bangsa orc tersebut sebagai Thrall - yang berarti "budak" dalam Bahasa Umum manusia - lalu membawanya kembali ke benteng penjara Dunholde.
Di sana, Blackmoore tidak hanya menyuruh keluarga pelayannya menyusui bayi itu dengan air susu, tetapi juga mempekerjakan guru untuk mendidik Thrall, menyewa instruktur untuk mengajarkannya strategi perang, serta melatihnya berbagai teknik bertarung menggunakan senjata.
Blackmoore ingin melatih Thrall menjadi pemimpin berpendidikan yang akan mengambil alih kepemimpinan suku orc, lalu menguasai seluruh dunia melalui pasukan orc.
19 tahun kemudian, Thrall tumbuh sesuai harapannya menjadi orc perkasa dengan refleks yang gesit.
Kemudian dimulailah jalan menuju kebangkitan seorang pahlawan. Dari perspektif Alliance, Lu Li sangat mengagumi Warchief Horde yang berjuang dari nol ini.
Harus diakui, kesuksesan Thrall tak lepas dari peran Blackmoore. Tanpa dia, Thrall hanyalah bayi yang mati kelaparan di padang liar.
Benteng Durnholde adalah tempat Thrall dibesarkan, namun bahkan sosok seperti Thrall pun mungkin tak menyangka bahwa di balik benteng tersebut tersembunyi sebuah organisasi rahasia di lereng gunung.
Ada yang bilang, kaburnya Thrall dari Kastil Dunholde tak lepas dari pertolongan Assassin Alliance. Sepanjang proses tumbuhnya, bayangan Assassin Alliance selalu menyertai Thrall.
Kini Kastil Dunholde telah dipenuhi arwah, sepenuhnya menjadi alam semesta para mayat. Hanya dalam alur cerita tertentu, pemain bisa menyaksikan wajah asli kastil ini dengan merunut aliran waktu.
Itu bagian dari tugas berkesulitan tinggi berjudul "Kabur dari Dunholde" - misi penyelamatan Thrall.
Baik pemain Horde maupun Alliance bisa mengerjakan tugas ini. Agak absurd memang melihat pemain Alliance menyelamatkan Thrall, tapi hadiahnya melimpah. Lu Li berencana mengajak regunya mencoba nanti.
Menyusuri pinggiran Kastil Dunholde, mereka kini berdiri di hadapan rangkaian pegunungan.
"Ikuti aku dekat-dekat, atau kau mungkin tersesat dalam labirin ini," pelayan wanita itu mengingatkan.
“Aku akan mengikuti langkah Anda dengan ketat, terima kasih atas bimbingannya selama perjalanan.” Lu Li sama sekali tidak berani lengah, terlalu banyak orang yang gagal di wilayah ini. Kemenangan sejati baru tercapai setelah bertemu Adipati Ravenholdt.
