"Ngapain pada ngeliatin? Ada monster yang terlewat, dasar orang bodoh." Lu Li merasa tidak nyaman ditatap, menuding Biru Muda Laut Angin yang mudah diganggu untuk mengalihkan pandangan.
"Bohong! Monster kecil aja dianggap terlewat. Lu Li, jujur deh, cara apa yang kau pakai sampai Paviliun Hujan Ringan mau bersekutu dengan kita? Syarat kejam apa yang kau setujui?" Biru Muda Laut Angin sangat ingin bergosip.
"Nggak kok. Elf Air bilang 'ayo bersekutu', aku jawab 'oke', ya langsung sepakat." Lu Li menjawab jujur.
"Pergi sejauh mungkin!" Sekelompok orang mengacungkan jari tengah padanya.
"Di guild semua bilang dia menjual pesona." Xiao Ba Jiang sangat setuju dengan pendapat itu.
“Pergi main sana, gadis kecil tahu apa tentang pesona fisik.” Piao Ling menepuk kepala gadis itu, "Dengan wajah biasa seperti Lu Li mana bisa dipamerkan, setidaknya harus separuh tampan seperti aku baru layak."
“Nanti kalau kita kehabisan uang, kami akan jual kamu. Karena kamu cantik, pasti disukai pria maupun wanita.” Xiao Ba Jiang menutupi otaknya sambil berbisik kutukan.
“Cukup! Sebentar lagi sampai di pintu BOSS, semua siapkan diri!” Lu Li yang tak tahan dengan kelakuan konyol mereka akhirnya bermuka masam menghentikan percakapan.
Gelombang kontroversi bergulir di internal, sementara di luar situasi semakin memanas bagai angin topan.
Tidak ada rahasia di jaringan. Petinggi Paviliun Hujan Ringan dan Pedang Penghakiman memang tidak berniat merahasiakan aliansi ini. Hanya beberapa menit setelah keputusan, seluruh saluran dunia sudah mengetahui kabar ini.
Aliansi dua serikat besar yang sedang naik daun ini bagi pemain biasa hanya tontonan spektakuler, namun bagi serikat-serikat besar lain menjadi pengaruh yang harus segera ditanggapi serius.
"Mengapa kita tidak terpikir untuk bersekutu?" Ini adalah pikiran yang langsung muncul di benak banyak serikat. Bukan berarti mereka siap hidup mati bersama Pedang Penghakiman, sorot mata mereka tertuju pada panduan dungeon.
Tidak diragukan lagi, pasti ada perundingan tentang strategi dungeon dalam aliansi ini.
Bukan hanya Elf Air yang kaya, sayangnya uang mereka tidak bisa dihabiskan.
Untuk sementara, Pedang Penghakiman tidak mungkin bersekutu dengan terlalu banyak serikat. Siapa yang tidak ingin menjadi satu-satunya yang unggul?
Namun serikat besar punya harga diri. Mereka tidak akan merasa tertinggal hanya karena Paviliun Hujan Ringan memiliki panduan Lu Li, paling-paling hanya meningkatkan investasi ke kelompok panduan.
"Inikah Gereja Besar Berdarah?" Semua agak terkejut melihat bayangan bangunan megah di hadapan mereka.
Saat baru tadi, semua pernah melihat dari kejauhan bangunan yang menjulang di pusat Biara Berdarah ini. Tapi baru dari jarak dekat bisa merasakan kesan kuno dan kemegahannya.
“Ada berapa BOSS di dalam ini?” Ekspresi Piao Ling terlihat muram.
“Dua.” Lu Li mengacungkan dua jarinya.
“Lumayan.” Para pelaku lainnya menghela napas lega.
Dengan bangunan sebesar ini, bahkan jika ada tujuh delapan BOSS di dalamnya pun bukan hal mustahil.
Bermain game, meski dungeon tak terhindarkan, tapi selamanya bukan arus utama.
Mereka bukan pemain profesional teknis, satu dua hari di dungeon masih oke, tapi begitu waktu dungeon kontinu terlalu lama, pasti akan gelisah.
“Seret monster-monster ini dan bunuh, perhatikan jangan sampai menarik anggota yang ada garis biru di kerah bajunya, itu pelatih.” Lu Li menggelengkan kepala tak peduli, nanti kalian akan tahu betapa hebatnya "Pasangan anjing" itu, nanti lihat apakah kalian masih semangat bilang dua BOSS mudah dikalahkan.
Di depan Gereja Besar Berdarah terdapat sekelompok monster bertanda Rekrut Berdarah, dengan seorang Pelatih Berdarah yang sedang melatih mereka.
Jumlah Rekrut Berdarah agak banyak, tapi kekuatannya tidak seberapa, tarik dan bertarung bersama tidak masalah. Tapi Pelatih adalah quasi-BOSS, jika ditarik sekaligus tanpa dibedakan, pasukan bisa dihabisi.
Pelatih tidak hanya ofensif tinggi dan darah tebal, tapi juga bisa menyemangati tim, meningkatkan serangan Rekrut Berdarah sebesar 200%.
Ini murni jebakan yang dibuat perancang game. Banyak tim pertama kali yang terjebak, siapa sangka seragam Pelatih Nima hampir sama persis dengan rekrut.
Biru Muda Laut Angin patuh menarik belasan monster kecil. Semua langsung menyerbu dan membersihkannya dengan cepat.
Setelah dua-tiga kali seperti ini, di luar Gereja Besar Berdarah hanya tersisa seorang pelatih.
"Lho, pasukanku mana?" Pelatih Berdarah seperti baru bangun tidur, merintih tertekan: "Pasti ulah para penjajah ini, bersiaplah mati!"
Kemudian Dia terbunuh. Quasi-BOSS tanpa pasukan masih bisa melakukan apa lagi?
Sebagai quasi-BOSS, pelatih ini juga tidak menghasilkan barang bagus, hanya bisa mengambil kunci untuk membuka Gereja Besar dari tubuhnya.
Pintu ini tidak rumit, sebenarnya pencuri juga bisa membukanya.
"Jangan buka dulu, semua orang duduk dan pulihkan tenaga, minum ramuan yang perlu diminum. Setelah pintu dibuka, akan ada Ksatria Suci Berdarah yang terus bermunculan," Lu Li menghentikan Biru Muda Laut Angin yang hendak membuka pintu setelah mengambil kunci.
"Waduh, jadi mirip dengan Tambang Maut ya," gerutu Biru Muda Laut Angin.
"Lebih merepotkan dari itu. Waktu itu yang keluar dari ruang kargo hanya monster biasa, sedangkan Ksatria Suci Berdarah semuanya elit guild. Sedikit lengah bisa karam," Lu Li mengolesi racun pada pisau belati sambil meminum ramuan peningkat kelincahan.
"Ini benar-benar ingin menyiksa pemain sampai mati. Mereka tidak takut game ini ditinggalkan pemain?" keluh Moonlight.
Di tim yang didominasi remaja ini, dia adalah satu-satunya pemain game. Dalam game-game yang pernah dilihat sebelumnya, bagaimanapun muluknya janji, pada praktiknya selalu berusaha memanjakan pemain.
Membuka dungeon baru butuh beberapa hari dengan puluhan bahkan ratusan kematian - hal yang tak terbayangkan di masa lalu.
"Hanya di tingkat kesulitan dan mimpi buruk monster akan terus bermunculan, bukan di elite." Lu Li menjelaskan. Dia sama sekali tidak khawatir game ini akan kehilangan pemain. Hanya dalam tiga tahun kehidupan sebelumnya, "Fajar" sudah mendominasi seluruh industri game.
Banyak perusahaan game bangkrut, talenta-talenta industri terpaksa beralih profesi atau bergantung pada "Fajar" untuk mencari nafkah.
"Bisakah kita taklukkan dungeon ini hari ini?" tanya Hujan Maret dengan cemas. Jurang antara elite dan mimpi buruk begitu lebar, namun Lu Li selalu memilih yang terakhir.
"Bisa." Jawab Lu Li penuh keyakinan.
Saat gerbang berat Gereja Besar perlahan mengeluarkan suara kreek yang parau.
“Jangan masuk ke dalam, bertahan di sini di pintu. Feng Shao, perhatikan jemput monster.”
Sepatu besi menginjak-injak tanah, langkah kaki berat semakin mendekat. Biru Muda Laut Angin sedikit membungkukkan punggungnya, mengangkat perisai besi.
Pedang menghantam perisai besi menyemburkan percikan api, menandai dimulainya pertempuran. Badai salju, hujan api, menembak acak, berbagai skill dilancarkan. Angka-angka kerusakan bertebaran.
“Jangan panik saat dikejar monster, ingat aktifkan keringanan damage.” Lu Li memberikan damage gila-gilaan, di sisi lain juga tidak lupa mengingatkan yang lain.
Monster yang keluar dari dalam terlalu banyak, semuanya elit guild. Sulit dibersihkan dalam waktu singkat. Untungnya Biru Muda Laut Angin mengikuti saran Lu Li, memblokir pintu. Yang harus dihadapi tidak sebanyak yang dibayangkan.
Yang lolos tak terhindarkan, Lu Li bertugas membersihkan monster semacam ini.
“Huahua, masuk dan bekukan monster di belakang.” Melihat monster semakin banyak, Lu Li terpaksa mencari cara untuk meringankan tekanan pada Biru Muda Laut Angin.
Hua Di Li Qing langsung berkilauan masuk ke kerumunan monster, langsung melepaskan Bintang Es Baru.
Monster dalam radius dua belas yard langsung membeku di tempat, bertahan selama delapan detik. Tekanan di depan berkurang drastis, cukup bagi damage dealer untuk menguras gelombang monster ini.
Hua Di Li Qing yang terjebak di tengah monster menjadi korban. Semua monster yang bisa mencapainya menyerang tanpa ampun. Untungnya dia punya Penghalang Es – skill yang dijuluki "kulkas" ini memberinya waktu kebal yang cukup panjang.
Waktu ini cukup bagi rekan tim untuk mendorong garis pertahanan maju.
Kepadatan monster seperti ini akan membuat tim biasa langsung kacau balau.
Bahkan nanti ketika level semua orang sudah tinggi, tim 10 orang dengan rata-rata level 35 pun enggan memilih kesulitan mimpi buruk.
