“Kamu di mana?”
Baru saja mengambil persediaan yang sudah dipersiapkan sebelumnya dari surat dalam game, Lu Li langsung menerima pesan dari Elf Air sebelum sempat berangkat.
Gadis, kamu terlalu buru-buru ya.
Lu Li menunduk melihat Abyss Fang di tangannya, dengan senyum pahit memberitahu Elf Air arahnya.
Si Kaya itu mengenakan cadar dengan sulaman kupu-kupu ungu yang seolah siap terbang, jelas bukan alat biasa. Entah berapa uang yang dihujamkannya untuk ini.
"Bagaimana dengan pisau belati?"
Ucapan pertamanya langsung merusak aura surgawinya. Hanya memikirkan peralatan bagus, cewek seperti ini pantas tidak jadi juara Daftar Kecantikan.
"Ini untukmu." Lu Li langsung mentransaksikan pisau belati itu.
"Wah, pisau ini cantik sekali! Sifatnya juga sangat kuat." Elf Air ternyata tetap memperhatikan estetika.
"Pinjamkan pisau belati lama yang kamu ganti." Dua pisau hasil dungeon yang dulu sudah dilempar ke Gudang serikat. Entah masih ada atau sudah ditukar pencuri dengan poin.
Sebagai pendiri serikat, dia tidak bisa melakukannya - meminta pengembalian peralatan dari anggota biasa.
“Kamu ternyata tidak punya persiapan cadangan.” Mata berair Elf Air memancarkan sedikit kegembiraan jahat.
“Bukan tidak punya, hanya sementara belum bisa dipasang.” kata Lu Li.
“Rupanya batu pengurang kebutuhan peralatan itu untuk menyematkan senjata.” Elf Air tersadar, berhenti sejenak lalu berkedip: “Boleh kutlihat senjata cadanganmu?”
“……” Lu Li menyapu pandangannya ke arahnya tanpa bicara.
Meski sudah akrab, tapi belum sampai level berbagi sifat peralatan tanpa alasan.
Tadi mengirim sifat dua pisau belati itu semata-mata untuk transaksi.
“Levelmu sekarang 31, peralatan cadangan tidak mungkin menunggu lama. Artinya peralatan itu sebenarnya untuk level 40, setelah dipasang batu pengurang 20% kebutuhan baru bisa dipakai di level 32. Aku sangat penasaran, tunjukkanlah.” Aura dinginnya memang bawaan lahir, terlahir dengan sendok emas dan selalu dikelilingi orang sejak kecil.
Tapi di depan Lu Li kali ini, nada bicaranya bahkan mengandung unsur manja.
Dia sendiri tidak menyadari, Lu Li juga tidak merasakan apa-apa. Jika diganti dengan orang yang dikenalnya, pasti tak percaya.
Mungkin karena Lu Li di dalam game terlalu kuat, tanpa disadari dia sudah menjadi sosok yang di hatinya mampu setara bahkan sedikit lebih unggul darinya.
"Tidak akan jauh lebih bagus dari yang ada di tanganmu." Lu Li dengan kebiasaannya mengabaikan dengan santai.
"Lu Li, kamu tahu tidak kalau kamu sangat menyebalkan? Asal-asalan mengabaikan gadis, dan itu terlihat sangat jelas! Kamu tahu kutukan hidup selamanya sendiri?" Elf Air kesal tapi tak berdaya.
"Siapa Zhu Gusheng? Tidak kenal." Lu Li memasang pisau belati dari Elf Air, "Kalau tidak ada urusan lain, aku mau lanjut leveling."
"Aku ikut." Elf Air menyodorkan permohonan masuk party, "Level tiga puluh, tidak akan jadi beban."
Lu Li ragu sejenak, mengingat konsekuensi dari dua kali menolak cewek ini sebelumnya, akhirnya menerima aplikasi dengan setengah hati. Dia tak lupa menekankan: "Aku tidak suka bicara saat grinding, efisiensi adalah prioritas utama. Harapanku kau benar-benar tidak akan jadi beban."
"Kutukan hidup selamanya sendiri, terkutuklah kau hidup selamanya sendiri!" Elf Air mengikutinya dari belakang, keduanya keluar dari zona aman secara berurutan.
Waktu grinding terasa membosankan, performa Elf Air di luar dugaan Lu Li. Cewek ini tidak hanya mahir bertarung, tapi juga sangat pendiam. Koordinasi mereka menunjukkan keharmonisan yang mengagumkan.
Begitu monster kecil muncul, Elf Air langsung menyergap dan membuatnya pingsan. Keduanya masing-masing menyerang 2-3 kali, monster level 32 itu langsung tumbang menjadi XP.
Seluruh proses tak sampai lima detik.
Bahkan termasuk waktu mencari monster, rata-rata bisa membunuh satu monster dalam lima detik.
Lebih mudah dibanding grinding solo Lu Li.
Tiga setengah jam kemudian, saat misi Lu Li akan dimulai, dia hanya butuh 12% XP lagi untuk naik ke level 32.
Saat ini, peringkat kedua di papan peringkat Hua Di Li Qing masih belum mencapai level 31.
"Aku tahu tempat yang lebih cepat untuk naik level, besok kita pergi bersama?" Elf Air yang juga nyaman berburu monster, tak tahan mengajak proposal.
"Tempat mana?" tanya Lu Li.
"Dustwallow Marsh."
Lu Li memandang Si Kaya wanita dengan terkejut. Nama wilayah ini benar-benar di luar dugaan.
Dia tentu tahu monster lumpur di Dustwallow Marsh, level 35 dengan XP super tinggi, satu ekor setara dengan tujuh delapan monster selevel.
Tapi monster jenis ini sulit dilawan, respawn terlalu banyak dan cepat, umumnya pemain tak sanggup bertahan. Saat hampir mati, mereka memiliki probabilitas tertentu untuk terbelah menjadi serombongan serangga eksplosif yang bisa melukai pemain dengan sangat menyakitkan.
Yang lebih penting, monster ini berlumuran lumpur menjijikkan dengan bau busuk. Bagaimana seorang cewek secantik Elf Air bisa berpikir untuk memburu monster semacam ini.
"Mau ikut atau tidak? Kalau tidak, aku cari orang lain." Elf Air mulai kehilangan kesabaran.
"Pergi, panggil aku besok pagi, sekarang aku harus menyelesaikan tugasku dulu." Lu Li tidak menolak, di Pedang Penghakiman sulit baginya menemukan pencuri yang bisa berkoordinasi selaras dengannya.
Hanya pencuri yang bisa mengulangi monster lumpur di Dustwallow Marsh.
Butuh dua pencuri yang terkoordinasi untuk memukul hingga pingsan target dari awal sampai akhir, sehingga target tidak akan terbelah dan meledak.
Dengan Elf Air yang penuh rasa penasaran, Lu Li mendekati wilayah yang disebutkan dalam deskripsi tugas - reruntuhan Kastil Durnholde di tenggara Tarren Mill - tempat Warchief Thrall dibesarkan, kini telah menjadi rusak parah.
"Penyamaran." Lu Li memberi isyarat pada Elf Air untuk menyembunyikan jejak.
Mereka saling mengaktifkan visibilitas saat tak kasat mata, fungsi yang hanya tersedia dalam kondisi berparty.
"Apa yang harus kita lakukan?" Elf Air mendekat ke sisi Lu Li, rasa penasarannya meluap terhadap tugas ini. Bahkan anggota ini sampai mencari sekutu, pasti tidak sederhana.
"Sebentar lagi kita akan menemukan beberapa kekuatan Sindikat, ada penjaga, ada penyihir, mungkin juga pencuri. Koordinasi denganku untuk membunuh mereka secara diam-diam." Lu Li menambahkan dengan khidmat: "Tugas ini sangat penting bagiku, jangan sampai gagal total."
"Mereka akan memanggil bantuan rekan?" Water Elf langsung menangkap poin pentingnya.
"Sangat mungkin." Lu Li di kehidupan sebelumnya tidak pernah bergabung dengan Assassin Alliance, sebenarnya dia juga buta tentang misi hari ini. Bahkan dia tidak tahu template seperti apa target-target ini.
Musuh biasa lebih baik, kalau elit bakal merepotkan.
Elit level tiga puluh lima, empat level lebih tinggi dari Lu Li, harus ada yang berkoordinasi dengannya.
Keduanya bergerak cepat dan tersembunyi di antara reruntuhan, segera menemukan target - kelompok besar berjumlah ratusan orang yang sedang mendirikan kemah, tampaknya tidak akan pergi dalam waktu dekat.
Setelah melihat markas, mereka dengan keharmonisan tak terucap berhenti bergerak maju, karena Lu Li tadi mengatakan mungkin ada pencuri.
Hanya pencuri yang memahami betapa mengerikannya pencuri.
“Aku di depan, kamu di belakang.” Elf Air mengirim pesan teks.
Obrolan tertulis ini untuk mencegah adanya pencuri yang sedang menyamar di sekitar. Berbicara dengan volume kecil sekalipun di lingkungan seperti ini sama saja mencari mati.
“Kenapa kamu yang di depan? Levelku lebih tinggi darimu.” Lu Li merasa tidak nyaman.
“Cuma beda satu level saja. Peralatanku lebih baik daripadamu.” Elf Air cukup keras kepala. Dia tidak bisa menerima posisi di belakang sebagai pendamping dalam misi ini.
“Jangan ngaco. Yakin peralatanmu lebih baik?” Lu Li menghela napas.
