Lu Li menyerahkan Perintah Administratif No.257 kepada Shen Wansan untuk dioperasikan. Rumah lelang kecil Shen Wansan akan segera diluncurkan, dibandingkan dengan auction house sistem, ia akan mengambil jalur spesialisasi barang premium.
Barang yang bisa langsung meng-upgrade serikat pekerja ke level 26 ini persis sesuai dengan permintaannya.
Tak banyak orang seperti Genhao San yang rasional dan tahan terhadap godaan. Di "Fajar", banyak anak orang kaya generasi kedua yang ingin membangun prestasi, mereka akan membayar biaya sekolah mahal untuk kekurangpengalaman mereka.
Lu Li tidak punya waktu untuk bernostalgia dengan Shen Wansan. Ia meninggalkan dua orang pengangguran yang sedang minum-minum di tavern sambil menjalin persahabatan.
Sementara dia sendiri mengajak Fat Monkey pergi ke Lembah Warsong.
Sebelum medan pertempuran resmi dan arena pertarungan dirilis, Lembah Warsong adalah satu-satunya tempat di game tempat pemain bisa mengalami pertempuran berdarah panas.
Tentu saja, jika kamu tidak takut membawa Nilai PK karena PvP liar, kamu bisa menghunus pedang kapan saja di mana saja.
“Secara teori, aku harus mencari Ice Mage.” Pembukaan percakapan Lu Li sangat blak-blakan, dia bukan tipe orang yang suka berbasa-basi, apalagi saat berdiskusi dengan orang yang tidak terlalu akrab.
“Aku juga mempelajari beberapa skill Ice Mage, beberapa skill Mage Api akan memiliki daya hancur lebih besar jika ada efek beku sebagai pembuka.” Fat Monkey tidak mau kalah.
“Ice Mage punya dua Bintang Es Baru, kamu punya? Ice Mage bisa memperlambat, kamu bisa?” tanya Lu Li.
“Baiklah, dalam hal kontrol medan pertempuran, Mage Api memang lebih lemah dibanding Ice Mage. Ini fakta yang tak terbantahkan. Tapi kenapa kamu memilihku?” Fat Monkey menyerah. Karena di fase awal game, dia menyelesaikan tugas khusus yang memberinya keunggulan tak tertandingi dalam sihir api, dengan harga berupa penurunan daya hancur sihir es dan okultisme.
“Karena kesadaranmu cukup bagus.” Setelah memberikan pukulan mental, Lu Li menghibur dengan pujian.
Ini memang alasan sebenarnya pemilihannya. Faktor penentu adalah reputasi Fat Monkey di kehidupan sebelumnya Lu Li - salah satu jagoan langka yang mendominasi arena pertarungan dengan identitas Mage Api.
"Adapun bagaimana membuat Fat Monkey mencapai puncak legenda yang diingat Lu Li, Lu Li sendiri tidak bisa membantu."
"Beberapa hal harus dipahami sendiri. Pengarahan yang diberikannya pada Hujan Maret hanya terbatas pada common sense."
"Sepertinya hari ini adalah ujian?" Fat Monkey menekan kegembiraan di hatinya, menggenggam tongkat sihirnya erat. Di hadapannya terbentang jalan lebar menuju arena pertandingan profesional.
Belum pernah ada klub yang memiliki kesempatan langsung seperti Pedang Penghakiman.
"Klub-klub lain pasti punya sekelompok orang sebagai cadangan. Untuk benar-benar bisa berdiri di arena pertandingan, harus bersaing dengan ribuan orang melalui ujian dan latihan minimal satu atau dua tahun."
"Tapi di bawah Lu Li, apapun yang terjadi tidak akan mengherankan."
Saat Fat Monkey diberitahu Lu Li bahwa dia punya kesempatan ikut turnamen "Piala Magis" yang akan datang, bahkan sempat mengira Lu Li sedang bercanda.
"Bukan ujian, kita main di Warsong sebentar, batasi satu jam, lihat bisa membunuh berapa." Lu Li sebenarnya sudah memutuskan untuk mengikutsertakan Fat Monkey di arena, hari ini hanya formalitas ujian sekaligus mengukur kekuatannya.
"Baiklah, ayo kita bertanding." Fat Monkey mengangguk, langsung menyambar ke bawah.
Seorang Ksatria Suci di depannya terkena fireball yang menghujamkan damage 200+, membuat wajah ksatria itu pucat ketakutan.
"Sayang tidak kena CRIT." Fat Monkey tidak puas dengan damagenya. Andai peralatannya sehebat Hua Di Li Qing pasti lebih keren.
Ksatria itu lari semakin kencang. Dia cuma mau mengganggu newbie, mana tahu malah ketemu penyihir level tiga puluh ke atas dengan peralatan super ini. Damage 200+ darah tanpa CRIT!
Mage Api memang kalah kontrol dibanding Ice Mage, tapi damage-nya jauh lebih tinggi.
Lu Li menyelinap di sampingnya. Dia tidak ikut merebut "monster", perhatiannya fokus pada operasional Fat Monkey.
Fat Monkey ber-kilatan cahaya mengejar Ksatria, menggunakan Cincin Es (Bintang Es Baru) untuk membekukan, kemudian mulai membaca bilah baca skill besar. Ksatria itu hanya bisa menyaksikan tanpa daya.
Skill besar memang skill besar - bilah baca panjang dengan damage tinggi. Setelah kena serangan, sepertiga HP Ksatria langsung terkuras.
Sadar kabur terus bukan solusi, dia berbalik melemparkan palu ke Fat Monkey. Fat Monkey mundur beberapa langkah, tepat menjauhkan jarak mantra Ksatria, lalu mengangkat tangan memberikan efek bakar.
Ksatria Suci terus terkuras HP-nya. Meski berhasil memberikan sedikit damage ke Fat Monkey, jumlah itu jelas tak mempengaruhi situasi pertempuran.
Saat Fat Monkey memanggil Perisai Api untuk diri sendiri, Ksatria itu segera berbalik kabur lagi.
Perisai Api memiliki pertahanan tinggi terhadap serangan fisik plus bonus CRIT mantra. Ksatria Suci yang tersisa setengah HP itu khawatir akan terkena Pembunuhan Sekejap.
Begitu lawan berbalik, Fat Monkey langsung menggunakan Ice Cone untuk mengurangi kecepatan geraknya.
Setelah itu tidak ada lagi ketegangan, Ksatria Suci di bawah level tiga puluh menghadapi Mage Api level tiga puluh yang brutal, setiap gerakan hanyalah Perjuangan Sekarat.
Waktu pertempuran sebenarnya tidak lama, total hanya lebih dari sepuluh detik. Termasuk Bintang Es Baru yang tidak melukai, Fat Monkey hanya menggunakan delapan skill untuk menghabiskan tetes darah terakhir Ksatria Suci.
"Bagaimana, cukup oke kan?" Fat Monkey berkata dengan ekspresi menikmati pembunuhan.
"Peralihan skill masih agak lambat, di akhir kamu membuang-buang satu skill ultimate. Sebenarnya satu Guncangan Api sudah bisa menyelesaikan masalah." Suara Lu Li yang tersembunyi di sisinya bergema tenang.
"Salahku." Fat Monkey merenung sejenak, menyadari perkataan Lu Li tepat mengenai titik vital.
"Pemahamanmu tentang skill profesi lain masih kurang. Kalau ada waktu, mainlah lebih sering di ruang kompetisi." Suara Lu Li beralih ke alat komunikasi, sementara tubuhnya sudah muncul di kejauhan.
Seorang penyihir yang sedang menyelesaikan kill pemain Horde merasakan bahaya. Sebelum sempat bereaksi, pisau belati lawan sudah menancap di punggungnya. Serangan mendadak ini membuatnya yang sudah penuh luka masuk ke status darah tersisa.
Respons penyembuhan rekan satu timnya sebenarnya cukup cepat, tapi tak mampu menyaingi sang penyerang. Skill penyembuhan kehilangan target di momen paling kritis, menghilang di udara.
"Ada jagoan, semua berhati-hati. Fokus pada pengganti nyawa!" Kapten mengingatkan regunya dengan keras.
Regu elit 10 orang seperti mereka biasanya tak ada yang berani ganggu. Di Lembah Warsong jarang muncul guild 100 orang, topografi wilayah ini memang tidak memungkinkan.
Hanya jagoan sejati - mereka tak akan menyerbu bertarung habis-habisan, tapi menunggu timing tepat seperti binatang buas yang menyergap. Seperti sekarang, saat masih terlibat perkelahian kacau dengan pemain Alliance, mereka menjadi sasaran empuk.
Setelah membunuh penyihir, Lu Li memanfaatkan kondisi darah prajurit yang terkuras untuk membunuhnya, lalu menyelinap diam di samping.
TKP masih ada tiga pemain Alliance yang selamat melihat ada bantuan, semangat mereka langsung bangkit. Mereka tidak berniat membunuh musuh, hanya ingin menciptakan kekacauan untuk memberi kesempatan pada jagoan di pihak mereka.
Saat Fat Monkey menyusul dan menggunakan Fireball dengan CRIT untuk membunuh pemain Horde yang tidak berpengalaman, sisa pemain Horde mulai merencanakan jalan keluar.
Sepanjang pengejaran, dari total sepuluh orang hanya tiga yang berhasil kabur.
