"Maafkan aku yang terlalu lama terperangkap di sini. Petualang itu barang apa? Bisa dimakan?" Cro mendongak, berkedip dengan mata besar nan polos, bertanya penuh rasa ingin tahu.
“Tidak bisa, Pelancong Waktu yang terhormat. Aku datang ke sini untuk meminta bantuanmu.” Lu Li benar-benar tak tahu harus berkata apa lagi pada naga perunggu yang gemar bertingkah manja ini. Sudah lama dia dengar kabar bahwa Chromie tak pernah melewatkan kesempatan untuk bertingkah manja.
Dia bahkan sudah menyebutnya sebagai Penjaga Waktu, Chromie, dan gelar-gelar lainnya. Jelas-jelas dia sangat memahami identitasnya, tapi si naga ini masih berpura-pura bodoh.
“Baiklah, bagaimana kabar Tyrande?” Chromie paling tidak suka dengan orang-orang yang kaku.
“Maaf, aku belum pernah bertemu dengan Nyonya Tyrande.” Lu Li jujur. Dalam mengerjakan misi, tidak semua hal bisa diumbar sembarangan.
“Hah, aku sangat merindukan kaki panjang Tyrande.” Kurcaci kecil itu melompat-lompat di tanah: “Dasar anggota tim yang membosankan, katakanlah, Chromie yang agung bisa melakukan apa untukmu, mengingat kau sudah membebaskanku.”
Lu Li dengan sengaja mengabaikan kalimat terakhir. Dia mulai menjelaskan maksud kedatangannya secara detail.
“Dia tidak tahu dirinya sudah mati?” Ekspresi Chromie muram setelah mendengar cerita Lu Li, setidaknya dia berhenti bertingkah manja.
Naga Perunggu yang menguasai waktu telah menyaksikan segala liku hidup, namun nasib Pamela kecil benar-benar menggemparkan.
"Benar, Tuan Kromdor. Pamela bahkan belum genap lima tahun saat meninggal. Dia terus menunggu kakak dan ayahnya, ingin mereka kembali menemaninya." Lu Li menyerahkan cincin Joseph sambil memandang penuh harap pada naga perunggu perkasa ini: "Adakah cara untuk menolongnya?"
"Apa ini? Cincin pernikahan? Biar kulihat... Cincin ini pernah dikenakan prajurit pemberani di tangannya. Inikah ayah Pamela? Tapi dia telah merosot, bahkan jiwanya terkontaminasi polusi." Kurcaci kecil itu mengerutkan alis.
"Justru karena itu kami butuh pertolonganmu." Lu Li menyiratkan maksud tertentu.
“Apakah kamu berencana kembali ke masa lalu untuk menyelamatkannya?” tanya Chromie.
“Jika diperlukan.” kata Lu Li: “Dalam perjalanan waktu, aku akan berusaha maksimal untuk mengubah segalanya.”
“Mengubah segalanya.” si kurcaci kecil menguap lesu: “Kamu bahkan tidak tahu apa yang terjadi di masa lalu, berani-beraninya bicara mengubah sejarah.”
“Karena sudah bertemu dengan ini, harus melakukan sesuatu agar tenang.” Lu Li tidak menggebu-gebu dalam pidatonya, tapi semua orang bisa merasakan ketegasan dalam ucapannya.
Saat ini, di dalam otak Lu Li terus terbayang gambaran seperti ini:
Di bawah langit yang menangis darah, dalam reruntuhan gelap, siluet kecil berdiri sendirian. Ia memeluk boneka sambil memandang jauh ke horizon: Ayah akan kembali, kebahagiaan akan kembali, mungkin mereka hanya terlambat...
Sebagai seseorang yang terlahir kembali, Lu Li mengalami keputusasaan menyayat hati dari kehidupan sebelumnya, juga harapan memulai dari awal. Namun luka di hatinya tidak akan sembuh hanya karena memperoleh harapan. Di dasar hatinya selalu ada sesuatu seperti setan yang terus-menerus mengingatkannya: Seluruh misimu adalah untuk mengubah.
Dalam proses perubahan ini, Lu Li memperoleh banyak hal, tapi juga kehilangan sebagian hal-hal paling polos.
Di dungeon, semuanya untuk Pembunuhan Pertama. Saat leveling, ganggu aku berarti mati. Di arena pertandingan, gelar juara adalah satu-satunya tujuan... Dalam pertempuran darah dan api, Lu Li menemukan dirinya mulai menjadi tumpul dan kejam demi menghasilkan uang.
Pamela menyentuh hal paling lembut di dasar hatinya. Itu tidak terkait kelahiran kembali, tidak terkait adik perempuan. Itu adalah jati dirinya.
"Kamu pasti orang yang punya banyak kisah hidup." Gumam Chromie: "Aku setuju, tapi menyelamatkan Joseph Redpath tidak mudah. Pertama kita harus memahami masa lalunya secara detail. Di pusat reruntuhan kota Andorhal ada buku berjudul 《Sejarah Kampung Darrow》 yang bisa memberi tahu kita hal penting. Bawa buku itu padaku, lalu kita bisa memahami takdir Joseph. Jika beruntung... kita bahkan bisa mengubahnya!"
Lu Li mengangguk, kembali memasuki reruntuhan Andorhal yang dipenuhi monster.
Tempat ini sangat berbahaya. Lu Li hanya bisa mengandalkan peralatannya yang cukup bagus dan skill kabur untuk lolos dengan tergesa-gesa.
Levelnya masih terlalu rendah.
Di "Fajar" ada beberapa penyair pengembara. Saat berhenti, mereka akan mengumpulkan sejarah dan legenda lokal, mencatatnya dalam bentuk literasi.
Pondok yang masih relatif utuh ini mungkin tempat persinggahan para penyair pengembara tersebut.
Di atas meja berserakan beberapa karya, sebagian besar sudah berjamur dan membusuk. Lu Li dengan sabar membalik-balik halaman, menghabiskan waktu cukup lama sebelum akhirnya menemukan apa yang dicari.
Volume pertama buku ini mencatat sejarah Kampung Darrow. Lu Li buru-buru membalik halamannya.
Barulah volume kedua yang berisi Pertempuran di Kampung Darrow, ditulis dengan sangat detail seolah sang penulis menyaksikan langsung.
Pertempuran di Kampung Darrow terjadi di tengah Perang Iblis Kedua. Saat itu, kekuatan Bencana Mayat Hidup merajalela di tanah Lordaeron. Milisi lokal yang dipimpin Joseph Redpath bertempur melawan pasukan Bencana pimpinan Hogger, Raja Mayat Hidup.
Seiring berlanjutnya perang, hubungan antara Kampung Darrow dengan pasukan inti Alliance terputus.
Kata "sengit" sudah tak cukup untuk menggambarkan pertempuran itu. Hanya kata "Sengit" yang bisa dipakai.
Saat itu datanglah pasukan Ksatria Tangan Perak memberikan bantuan. Pemimpin pasukan ksatria Davi Croford adalah penduduk asli Kampung Darrow. Setelah mengetahui kota kecil itu akan diserang, ia memimpin pengikutnya ke kota dan bersama pasukan pengawal bertahan melawan pasukan Hogger.
Ketika Hogger sendiri turun ke medan perang, Davi Croford menghadapinya secara frontal. Pertarungan mereka berlangsung sangat lama, akhirnya Davi menang namun mengalami luka berat. Tak lama setelah mengalahkan Raja Mayat Hidup, ia meninggal.
Pertempuran terus berkecamuk. Kapten Redpath memimpin milisi bertempur dengan gagah berani.
Dalam pertempuran, Ksatria Kematian Marduk menyergap Redpath. Ia menggunakan sihir hitam untuk mengoyak kehendak Redpath, memutar-balikkan jiwanya menjadi bayangan jahat.
Kapten Redpath yang merosot menyebarkan kekuatan jahatnya kepada pasukan penjaga Kampung Darrow. Para pasukan terinfeksi itu langsung berkhianat terhadap rekan mereka dan mulai membunuh mereka. Akhirnya mereka berbalik ke dalam Kampung Darrow, membantai rakyat yang bersembunyi di rumah-rumah.
Sisa pasukan mayat hidup dan Kapten Redpath yang merosot meninggalkan Kampung Darrow yang telah menjadi reruntuhan, lalu terjun ke medan pertempuran Lordaeron.
Tentang Joseph Redpath hanya ada ini: pengalaman pertempurannya, serta hasil akhirnya.
Lu Li membawa booklet kecil ini kepada Chromie.
Chromie mempelajarinya, lalu mengangguk: "Bagus, ini pasti dia. Sungguh kisah yang membuat berkesedihan. Jika memungkinkan, kita harus mengubahnya, setuju? Mari selidiki detail sejarahnya. Ini butuh penggunaan beberapa sihir..."
Melihat kurcaci kecil itu fokus penuh melakukan mantra di hadapannya, pikiran Lu Li melayang-layang.
"Dia ingat ada kalimat dalam booklet yang mengatakan——akhirnya mereka menyerang ke dalam Kampung Darrow, membantai rakyat yang bersembunyi di rumah——lalu, Siapa yang membunuh Pamela? Anak itu bahkan belum genap lima tahun."
"Dia sama sekali tidak tahu apa yang akan dilakukan orang yang mendekatinya."
"Mungkin masih berseru dengan suara kekanakan: 'Paman, mau main petak umpet dengan Pamela?'"
