"Level yang tidak memenuhi standar, mengerjakan tugas yang melampaui kemampuannya sendiri." Dia mengusap kalung batu di tangannya, berbicara pada dirinya sendiri.
Bagaimana jika mengerjakan tugas ini saat sudah mencapai level 50?
Tapi setelah dipikir-pikir, perasaan ini terasa sangat menggelikan. Kalau NPC memberikan tugas di level ini, artinya pasti bisa diselesaikan di level yang sesuai. Kehadiran Ksatria Carlin sebagai sekutu juga membuktikan hal itu.
Mungkin, bagi Pamela, bertemu Ayah adalah hal paling membahagiakan.
Saat dirinya menghilang, Lu Li bisa merasakan kebahagiaannya.
Dari awal sampai akhir, dia tak pernah memahami arti maut. Kehidupan singkatnya dijalani dengan menunggu penuh harap.
Di sinilah Kampung Darrow, medan pertempuran para pahlawan masa lalu. Banyak orang pernah bertempur dan gugur di sini. Pernah ada gadis kecil yang duduk di depan rumah, menunggu kedatangan Ayahnya hari demi hari.
Di sinilah Tanah Wabah, wilayah yang dikuasai Legiun Bencana.
Di sinilah Fajar, sebuah game yang sangat menarik.
Setelah merapikan pikiran, Lu Li pun meninggalkan tempat ini. Kampung Darrow segera kembali menjadi tempat arwah berkeliaran.
Saat sinar matahari terakhir menghilang di cakrawala nan jauh, Lu Li duduk di kursi dekat jendela penginapan Southshore Town. Sorot matanya mengambang di hamparan laut yang megah, membiarkan pikiran beterbangan membentuk legenda game yang terjalin antara Bencana Mayat Hidup dan prajurit Darrow, gadis kecil dengan boneka, semuanya menyatu.
"Hari ini masih pesan satu bir gandum?" Suara malas yang dalam bergema di telinganya.
Ketika Lu Li menoleh, pelayan wanita itu sudah duduk di kursi seberangnya. Sebuah gelas bir gandum telah berdiri di hadapannya.
"Aku ingin bercerita tentang petualangan, ada gadis kecil dan boneka..."
Sebenarnya ceritanya sederhana. Bir gandum Lu Li belum habis, tapi ia menyadari sudah menyelesaikan semua detail. Perasaan kompleks dalam hatinya mustahil diungkapkan dengan kata-kata, apalagi diteruskan ke orang lain.
Dia sangat haus agar ada yang mengetahui kisah ini, dan sama-sama tersentuh karenanya.
"Dibandingkan cerita petualang lain, ceritamu lebih monoton, dan aku kurang suka akhirnya." Pelayan wanita tersenyum manis sambil berdiri: "Hari ini bir gandumnya saya yang traktir, semoga lain kali bisa cerita yang lebih menyenangkan."
Setelah dia pergi, di tempat duduk seberang tertinggal sebuah busur silang kecil yang rumit.
Kemudian, sistem memberi tahu Lu Li telah menyelesaikan tugas, hadiah pengalaman beberapa poin, reputasi beberapa poin, dan satu skill point.
Level Lu Li dengan lancar mencapai 33, dua level lebih tinggi dari peringkat kedua.
Busur silang itu kecil tapi sangat indah, atributnya juga luar biasa kuat, suasana hati muram Lu Li akhirnya membaik sedikit.
Busur Silang Penjaga Kristal (Emas Gelap): Damage 32-42, Kelincahan+20, Tenaga+8, Efek Tambahan 1: CRIT+15%, Efek Tambahan 2: Kecepatan Serangan Jarak Jauh+25%, Efek Tambahan: Robekan 3, probabilitas tertentu menyebabkan efek perdarahan, maksimal superposisi 5 lapis, Membutuhkan Level 30, Daya Tahan 72/72.
Di bagian paling bawah atribut senjata ada tulisan kecil: Kamu memiliki hati yang murah hati.
Bisa dibilang ini adalah busur silang yang sangat bagus, setidaknya jauh lebih baik dari yang sedang dipegang Lu Li. Sudah lama dia tidak membuat pencapaian berarti dalam serangan jarak jauh.
Hati yang murah hati, Lu Li hanya bisa menggelengkan kepala: Setiap teman yang pernah bertemu Pamela mungkin akan diam-diam bersumpah: Mulai sekarang akan melindungi setiap senyum manis kecil, menjaga harapan kecil mereka...
Baru sekarang dia teringat, Pamela juga mengirimkan sebuah kalung untuknya.
Lu Li belum pernah melihat barang ini dengan saksama. Benda ini mengingatkannya pada seseorang, wajah kecil gadis itu seolah kembali berkeliaran di hadapannya.
Hadiah Pamela (Emas Gelap): Mengenai +30%, Kerusakan +10%, Efek: Teh Manis Pamela, Penggunaan: Langsung memulihkan 20% HP, dalam 5 detik berikutnya memulihkan 2% per detik, Interupsi gagal, Tidak dapat digunakan pada target selain diri sendiri, Waktu Tunggu 30 menit, Membutuhkan Level 30, Daya Tahan 72/72.
Di bagian paling bawah properti juga ada tulisan kecil: Aku sangat merindukanmu, Ayah!
Kalung ini terbuat dari batu-batu kecil yang tidak mencolok, dengan liontin transparan di ujungnya yang memuat wajah berkilauan saat tersenyum bahagia dalam pelukan sang Ayah.
Lu Li menatap gadis kecil dalam liontin itu, lalu menyentuhkannya perlahan ke bibirnya.
Semoga di alam lain yang ditemani sang Ayah, bisa tumbuh bahagia dalam kebiasaan yang sederhana.
Tanpa mata berapi-api peperangan, tanpa Bencana Mayat Hidup.
Selain itu ada tumpukan barang dari Raja Mayat Hidup yang dijatuhkan: seluruhnya peralatan level 45 - satu Emas Gelap, dua emas - yang belum bisa digunakan pada tahap ini.
Meski peralatan Emas Gelap memiliki slot, tapi mencari Batu Sintetis yang memenuhi persyaratan level pengambilan peralatan ibarat mencari jarum dalam jerami.
Lagipula ini peralatan Ksatria Suci penyembuh. Saat ini Pedang Penghakiman tidak memiliki kebutuhan yang kuat, hanya malam dari tim elit guild Ibu Kota Kejayaan yang mungkin membutuhkan. Tapi karena hubungannya yang rumit dengan pihak guild tersebut, Lu Li belum bisa merasa nyaman sepenuhnya.
Tiga buah Emas Gelap, dua buah emas, inilah peralatan yang berhasil diperoleh Lu Li kali ini.
Raja Mayat Hidup menjatuhkan sebuah buku skill Ksatria Kematian, bahkan sulit terpikir siapa yang membutuhkannya saat ini, terpaksa harus dilempar ke gudang untuk sementara waktu sebagai pemanis.
Selain peralatan, hasil terbesar ekspedisi ini adalah material langka yang dijatuhkan Raja Mayat Hidup.
Salah satu material wajib untuk meningkatkan Cincin Supreme milik Lu Li - Taring Ketakutan, barang yang hanya bisa dijatuhkan monster BOSS dari Legiun Bencana, kini terbaring diam di dalam tasnya.
Astranaar memiliki pusat komersial termakmur dalam game saat ini, serikat-serikat besar semua memiliki toko di sini, entah itu milik pemodal di balik layar maupun investasi serikat sendiri untuk membuka jalan di masa depan.
Pedang Penghakiman tidak terkecuali, toko hasil kolaborasi tiga tuan tanah perempuan dengan serikat tersebut terletak di lokasi yang tidak mencolok tapi strategis.
Hanya beberapa langkah dari titik teleportasi, Lu Li sudah sampai di depan toko.
“Total 26.35 koin emas. Toko kami masih dalam periode promo pembukaan, jadi kami bulatkan menjadi 26 koin emas saja.” Lu Xin yang berdandan seperti Putri kecil sedang melayani pembayaran pelanggan yang membeli ramuan.
“Xinxin, kapanpun kamu ingin berburu monster, pasti datanglah ke kami. Aku akan menyisakan tempat duduk untukmu.” Pelanggan A membayar tapi enggan pergi, berusaha mencari cara untuk mendekati.
Banyak pemain seperti ini. Beberapa cewek di belakang konter masing-masing memiliki ciri khas, semuanya punya banyak pengagum.
Jika ini terjadi di masa lalu, Lu Li pasti langsung menghajar tanpa basa-basi setiap ada yang mendekati adik perempuannya, lalu melarang mereka mendekati Xinxin dalam radius tiga chi selamanya.
Tapi hari ini hatinya sangat lembut, sama sekali tidak marah. Ia hanya memandang diam-diam.
Hal-hal yang sudah hilang dan terlewatkan, bahkan jika bisa memutar aliran waktu pun sulit ditemukan kembali. Jadi yang terpenting adalah menghargai saat ini. Dalam hati ia berbisik: Aku sangat merindukanmu, adik!
