Setiap game yang ingin bertahan lama, tidak boleh membiarkan upgrade dan mencari peralatan menjadi konten arus utama.
"Fajar" dalam hal ini sangat unik, berbagai jenis manusia bisa menemukan kesenangan mereka sendiri di dalam game. Yang lebih penting, kesenangan banyak orang bisa saling beririsan, bukan hanya kelompok-kelompok kecil yang bersenang-senang sendiri.
Halloween adalah festival kedua di Fajar, dengan ambisi besar ingin menyatukan seluruh alam semesta dalam kegembiraan.
Lu Li berjalan di jalanan, hampir tidak melihat pemain dengan kostum normal. Di sana ada pahlawan super Barat Iron Man, di sini karakter No-Face dari Spirited Away, hantu, Sadako, mayat hidup...
Ninja Kura-kura Suci、Tidur Panjang Sihir、Prinsip Pembunuh...
Tidak ada yang tidak bisa kamu bayangkan, tidak ada yang tidak bisa dilakukan orang-orang ini.
Dewasa maupun anak-anak, laki-laki dan perempuan, yang tua, yang muda, seolah semua telah menemukan medan pertempuran mereka sendiri.
"Fajar" menetapkan bahwa pemain dapat memodifikasi benda-benda milik mereka dan peralatan sesuka hati.
Karena itu, di luar citra bawaan sistem, lebih banyak lagi karakter buatan sendiri yang berkeliaran di jalanan. Lu Li bahkan melihat labu bulat berguling-guling.
Lu Xin sudah menunggu lama, sejak login pagi tadi dengan harapan bisa jalan-jalan bersama kakaknya.
Dia bukan tipe cewek yang suka cari gara-gara. Gadis ini tahu Kakak sedang berjuang untuk rumah mereka, tak pernah ada waktu beristirahat.
Saat Lu Li mendekat dan bertanya apakah dia menunggu terlalu lama, si gadis kecil menggelengkan kepala dengan manis, lalu menggenggam tangan kakaknya menyatu dalam kerumunan pesta Halloween.
Operasi Lu Xin bisa mulai dipersiapkan kapan saja, karena dia terus dalam kondisi beristirahat sehingga tidak boleh mendapat stimulasi berlebihan.
Tempat-tempat seperti Rumah Hantu sama sekali tidak akan dimasuki oleh kakak-beradik Keluarga Lu. Untungnya konten Festival "Fajar" Halloween sangat beragam, masih banyak hal lain yang bisa dimainkan.
Tentu saja, sebelumnya mereka lebih dulu mendatangi duta besar festival untuk mengambil satu set kostum Halloween.
Kostum yang disediakan Sistem relatif bagus, jauh lebih baik daripada buatan kasar pemain biasa. Karena Lu Li tidak sempat mempersiapkan, dia terpaksa membeli dengan koin emas di duta besar festival.
Menurut statistik tidak lengkap, selama Halloween kali ini konsumsi koin emas untuk perubahan peralatan pemain saja mencapai lebih dari 1,7 juta koin.
Saat Lu Li datang bersama adiknya, kebetulan ada dua penggemar cosplay ekstrem yang sedang berganti kostum. Diduga mereka punya obsesi kompulsif memilih - berganti set demi set, setiap pergantian menghabiskan satu koin perak.
Lu Li membayar satu koin perak ke duta besar festival. Dengan gerakan tangan NPC itu, dia pun berubah menjadi monster tanpa wajah.
No-Face dari Spirited Away, mungkin adalah makhluk paling minim teknologi di komunitas cosplay. Tampaknya sistem juga suka mengurangi porsi kerja. Gambaran ini mungkin belum terlalu umum, tapi setidaknya Lu Li hari ini sudah melihat belasan.
Tapi Lu Li tak peduli, dia benar-benar tak tertarik dengan benda ini.
Alasan menghabiskan satu koin perak untuk berganti kostum hanyalah untuk menjaga muka adiknya, menyesuaikan dengan suasana festival.
"Aku ingin berubah jadi Chihiro." Lu Xin melihat efek transformasi kakaknya, dengan penuh keyakinan bersikeras harus menjadi karakter yang cocok.
Di Area Tiongkok, karakter anime Jepang sangat populer. Karya Maestro Miyazaki selama 200 tahun terakhir melalui berbagai deduksi, tetap memancarkan vitalitas yang luar biasa.
Transformasi pertama menjadi bajak laut kecil.
Bajak laut kecil sebenarnya lucu, banyak anak kecil menyukainya. Tapi Lu Xin tak puas - bajak laut berjalan bersama No-Face itu tidak masuk akal.
Maka koin perak kedua pun berpindah ke tangan Duta Festival.
“Sebagian besar dari 1,6 juta koin emas ini datang dari cara begitu, manusia memang punya kecenderungan obsesif, harus terus mengacak sampai dapat yang disukai.”
“Kak, ini apa?”
“Kumbang Tujuh Bintang...”
“Yang ini?”
“Mungkin... Transformers... kali.”
“Badut...”
“Dua belas koin perak.” Lu Xin tanpa sadar telah mengubah beberapa citra, tapi hasilnya belum memuaskan.
“Tak apa, bisa lanjut pilih, satu kali cuma satu koin perak.” Lu Li berbagi tampilan jumlah uang di tasnya ke adiknya, penuh tujuh ratus koin emas lebih.
“Kalau gitu aku pilih delapan lagi.” Lu Xin menggerakkan tangan, wajahnya menunjukkan semangat turun.
Anak keluarga miskin, dulu sepuluh yuan saja harus berkompromi bolak-balik, mana tega menghamburkan uang di tempat begini. Kakak-beradik Keluarga Lu ini kekikirannya serupa, membuktikan pepatah 'yang bukan satu jenis takkan masuk satu pintu'.
“Apa ini, sepertinya Xiao Mei.” Lu Xin bercermin di sisi duta besar festival, tidak terlalu yakin dengan penampilan barunya. Setidaknya sekarang dia terlihat sedikit lebih besar dari anak kecil empat tahun itu.
Tapi jujur saja, dia menyukai penampilan ini. Setidaknya terlihat seperti manusia. Makhluk-makhluk aneh tadi sama sekali tidak sesuai dengan pandangan hidup gadis kecil ini.
Xiao Mei yang dimaksud di sini adalah Satsuki Kusakabe.
Satsuki Kusakabe adalah karakter utama dalam karya maestro animasi Jepang Hayao Miyazaki - "My Neighbor Totoro", adik perempuan Mei Kusakabe. Satsuki dan Mei Kusakabe pindah bersama ayah mereka dari kota ke desa, di rumah tua pedesaan mereka bertemu dengan roh hutan Totoro.
Terjemahan Tiongkok berasal dari homofon kata Inggris "may", yang kemudian menjadi Xiao Mei.
“Ini gadis kecil dari film My Neighbor Totoro, sangat cocok untukmu. Bersama No-Face dan Chihiro, semuanya merupakan karya Miyazaki.” Lu Li menjelaskan sedikit pada adiknya, padahal sebenarnya belum tentu dia lebih paham daripada sang adik.
Sekarang kondisi keluarga sudah membaik, tidak perlu khawatir tentang kehidupan. Saat senggang, Lu Xin sering menonton karya film dan televisi.
“Kakak juga merasa ini cocok untukku? Kalau begitu pilih yang ini saja.” Lu Xin mencubit lengannya sendiri, merasa tubuhnya menyusut jauh. Sudah pendek, sekarang semakin pendek.
Lalu seorang No-Face memegang tangan gadis kecil dari film Totoro itu berjalan di jalanan Astranaar.
Meski merupakan intrusi acak dengan berbagai monster tak selaras di sekeliling, citra kakak-beradik ini justru terlihat sangat harmonis. Keintiman yang lahir dari ketergantungan hidup berkepanjangan tak akan memudar karena alasan apapun.
“Besok ada pembaruan sistem, kota utama akan dibuka. Aku berencana memilih satu kota utama untuk membeli satu set rumah.” Lu Li berbicara pada adik perempuannya sambil menghadapi anak-anak yang meminta permen.
Ada juga yang secara aktif membagikan permen pada Lu Xin. Citra dirinya sekarang kecil dan menggemaskan, tingkat tatapan balik yang super tinggi di jalanan.
“Kota utama? Di sini tidak bagus?” Bagi gadis kecil itu, Astranaar saja sudah cukup besar. Dia bahkan sering tersesat di sini, harus bertanya pada penjaga baru tahu cara kembali ke apotek.
“Di sini nantinya tidak akan terlalu aman, akan ada perang.” Kata Lu Li.
Perang di Lembah Abu-abu akan semakin memanas. Legiun bangsa orc berkali-kali mengepung gerbang kota, meski akhirnya berhasil dipukul mundur, tapi beberapa kali sempat berhasil membunuh masuk ke dalam kota.
Kota utama berbeda. Di sana ada BOSS super besar yang berjaga, hampir semua kota utama adalah makhluk yang hampir mustahil ditaklukkan. Kota utama night elf tidak hanya memiliki Tyrande, tapi juga terhubung dengan sebagian mimpi giok, dilindungi oleh naga hijau.
“Semua menurutmu.” Lu Xin menggenggam tangan Kakak, dalam hatinya terasa agak semangat turun.
Jika operasi gagal, semua harapan sepertinya akan berubah menjadi lelucon. Setidaknya Kakak tidak akan bahagia lagi.
Di dunia ini, tanpa dirinya, siapa lagi yang akan menemani Dia melanjutkan perjalanan?
