Pilihan Mu Qiu terhadap klub juga bukanlah omong kosong tanpa dasar.
Yang jelas-jelas tidak punya masa depan, seperti Guild Bintang Bulan, Jinyiwei, dan sejenisnya, sama sekali tidak akan dia pertimbangkan. Meski ditawari uang sebanyak apapun, tetap tidak mau pergi. Karena di hatinya masih ada harapan, ingin kembali ke arena pertandingan profesional.
Adapun Paviliun Hujan Ringan, sejak awal Mu Qiu tidak berharap Si Kaya itu akan menandatangani dirinya. Prinsip klub perempuan ini sudah diketahui umum di kalangan dalam.
Konon Xingchen Yinhuui dari Penjaga Biru Murni dulu sampai memeras otak ingin menyusup ke lingkaran cewek. Sayangnya ditolak mentah-mentah oleh sekelompok cewek Paviliun Hujan Ringan. Mereka bilang baru akan mempertimbangkannya setelah dia pergi ke Thailand, itu pun harus diperiksa dulu kebersihan potongannya...
Mu Qiu menghubungi Elf Air memang bermaksud memanfaatkan hubungannya dengan Pedang Penghakiman.
Bukannya pasangan anjing itu punya hubungan gelap? Pasti lebih mudah berkomunikasi melalui Elf Air.
Elf Air memang berhasil memainkan peran penghubung yang diharapkannya. Lu Li mengajak Mu Qiu ke kediamannya untuk berdiskusi - ini pertama kalinya dia menjamu tamu di sini. Dibandingkan tavern, sikap ini menunjukkan kehendak bulat dan ketulusannya.
Si Kaya tampaknya sedang tidak sibuk dua hari terakhir, ikut nimbrung juga.
Begitu melihat rumah apung Lu Li, kalimat pertama yang keluar darinya: "Berapa harganya?"
Lu Li menghela nafas dalam hati: Kakak, bisakah kau ganti dialog? Setiap kali begini tidak capek kah? Pendidikan keluarga seperti apa yang bisa menghasilkan bunga aneh secantik ini?
Harus diakui, kecantikan yang memesona adalah senjata pamungkas Si Kaya, sulit untuk membencinya.
Menginjak pulau kecil ini, keinginan Elf Air untuk membeli semakin menggebu. Kastil kecilnya di Stormwind yang menghabiskan enam ribu koin emas sudah terkesan mewah ala bangsawan abad pertengahan, tapi ketika dibandingkan dengan pulau ini, langsung terlihat ketinggalan beberapa level.
“Ini dibeli untuk adikku.” Kalimat Lu Li ini langsung meredam keinginan Water Elf untuk sementara.
Tak lama kemudian Water Elf bertemu sang adik yang disebut Lu Li—seorang cewek belasan tahun yang sedang berlarian sambil tertawa mengejar elf kecil yang nyaris transparan bersama sekelompok anak-anak.
Elf kecil itu adalah "harta nasional" Darnassus yang biasanya dihindari orang biasa.
Tapi elf yang dikejar ini justru terlihat tidak tersinggung, dengan lincah menghindari kepungan anak-anak, mempermainkan "manusia-manusia bodoh" itu dengan gerakan cepat-lambat yang tak terduga.
"Apa? Keluargamu punya begitu banyak saudara?" Water Elf takjub bukan main.
Sebagai anak tunggal standar—dengan orang tua bahkan kakek nenek yang juga minim saudara—baru di dalam game lah ia benar-benar merasakan keramaian seperti ini.
"Hanya yang pakai rok di depan itu saja saudara kandungku." Lu Li sendiri juga terlihat masih belum percaya.
"Pagi waktu berangkat masih baik-baik saja, suruh adik di sini baca buku dan menanam bunga, kalau capek tidur sebentar. Kok baru setengah hari tidak lihat, rumah kita jadi... panti asuhan?"
Ya, mereka memang anak yatim.
Persis seperti anak yatim yang pernah dia lihat di Stormwind, sekitar tujuh delapan orang, semuanya manusia usia sangat muda.
Sebenarnya ada satu yang sangat familiar bagi Lu Li, yaitu Becky kecil yang pernah diajak ke Kota Duri Bergerigi. Gadis itu menerjang ke depan mencoba menangkap elf kecil di semak-semak, sayangnya menghindar. Meski terjatuh, si gadis kecil tidak menangis, malah tertawa riang lalu bangkit lagi.
Lu Li pernah membicarakan anak-anak yatim ini dengan adiknya, sekedar mengungkapkan rasa iba dan keprihatinan.
Tak disangka Lu Xin malah pergi ke Stormwind dan membawa mereka main ke sini.
"Oh ternyata anak yatim NPC, adikmu benar-benar penuh kasih." Elf Air juga segera mengenali, NPC dan manusia sungguhan memang berbeda.
"Xinxin!" teriak Lu Li.
Lu Xin menoleh melihat kakaknya. Awalnya ingin langsung menerjang ke pelukan Lu Li, namun setelah melihat Elf Air dan Mu Qiu, gadis kecil itu memilih jalur gadis pemalu nan angkuh dengan berjalan anggun mendekat.
Ini pertama kalinya dia melihat kakaknya membawa teman perempuan, apalagi sampai ke rumah mereka.
"Ini Mu Qiu, ini Elf Air..." Lu Li menahan adiknya yang ekspresi penasarannya sudah terlalu jelas terpancar.
"Elf... Elf Air... Apa kalian berdua seperti yang... yang orang-orang katakan..." Lu Xin menutup mulutnya, rintihan tertekan keluar dari sela jari.
Ada apa?
Baik Lu Li maupun Elf Air sama-sama bingung. Keduanya memang memutus sebagian besar saluran komunikasi, fokus total pada permainan. Kabar angin dunia persilatan semacam ini biasanya tak sampai ke telinga mereka.
Adapun Lu Xin, waktu luangnya memang terlalu banyak.
Semangatnya bekerja di apotek telah meredup. Larangan Lu Li dan dokter untuk berinteraksi dengan orang luar membuat aktivitasnya hanya terbatas pada membaca, berkebun, dan menjelajahi forum.
"Selama itu berhubungan dengan kabar tentang Lu Li, dia pasti akan memberi perhatian penuh."
Beberapa waktu lalu karena urusan peta harta karun, isu miring tentang "pasangan anjing" bertebaran di mana-mana. Lu Xin tentu juga mengetahuinya, dia bahkan sengaja mencari tahu tentang sosok Elf Air ini. Hanya saja tak menyangka akan bertemu langsung dengan manusia hidup yang nyata di sini.
Ada apa? Tentu saja ada hubungan gelap.
Sudah dibawa pulang ke rumah? Sudah berkembang sampai tahap segitu?
"Kenapa cemberut begitu." Lu Li menjitak pipi adiknya dengan mesra: "Tolong ambilkan anggur buah untuk kakak, aku mau menjamu teman."
Barulah Lu Xin berlari ke gudang bawah tanah mengambil beberapa minuman dan kudapan. Sementara Lu Li mengajak Mu Qiu dan Elf Air ke paviliun kayu di tengah pulau kecil, tempat ini memang dia gunakan untuk menerima tamu.
"Aku sudah mendengar penjelasan detail tentang situasinya. Apakah kamu berminat bergabung dengan Pedang Penghakiman kami?"
Lu Li tidak bertele-tele. Dia bukan tipe orang yang suka berputar-putar. Yang suka berdiplomasi seperti Genhao San-lah, segala sesuatu harus melalui proses bertahap.
“Ini tergantung pada ketulusan Pedang Penghakiman. Posisi apa yang bisa kalian berikan setelah saya bergabung? Meski saya sudah 25 tahun, saya sama sekali tidak tertarik menjadi pelatih, lawan latihan, atau membimbing anggota baru.” Mu Qiu segera menyadari situasi, dengan nada sedikit angkuh menambahkan: "Kota Wushuang menawar dua juta untuk jadi lawan latihan, tapi kutolak."
Dua juta untuk merekrut pemain bintang mengorganisir pasukan latihan, tampaknya kabar suntikan dana besar ke Kota Wushuang sudah hampir pasti benar.
Mereka mungkin tidak rela dengan posisi saat ini, cepat atau lambat akan meluncurkan tantangan untuk merebut gelar juara.
"Klub kami baru didirikan, saat ini yang menikmati atlet esports hanya aku, Moonlight, dan Hujan Maret. Kami sudah merekrut dua anggota baru, posisi inti masih kosong sementara. Tapi jika Anda bergabung, setidaknya akan menjadi cadangan yang sangat kuat." Lu Li menjelaskan rencananya tanpa memberikan janji kosong.
"Hanya sekadar pengganti?"
Mu Qiu sama sekali tidak menyangka hasilnya akan seperti ini. Dalam bayangannya, Pedang Penghakiman hampir tidak memiliki jagoan.
Atas dasar apa Lu Li menganggap Hujan Maret lebih hebat dalam penyembuhan dibanding dirinya? Baiklah, Hujan Maret masih bisa dimaklumi karena pernah berdiri di panggung juara Piala Huaying. Tapi dua anggota baru itu siapa sebenarnya?
Tentu saja, terhadap Moonlight yang legendaris itu, ia menunjukkan sikap hormat yang sangat besar.
Secara generasi, Mu Qiu seangkatan dengan Moonlight. Beberapa tahun lalu mereka memulai karir di kalangan game, dan kini sama-sama telah mencapai kesuksesan.
Hanya saja Moonlight termasuk atlet esports papan atas, sedangkan dirinya hanya berada di tier kedua.
