Cincin Supreme membutuhkan dua Gigi Serigala Putih. Betapapun sulitnya, kedua item ini harus didapatkan.
Dengan harapan akan peralatan legenda, Lu Li menundukkan pinggang dan mengulurkan tangan ke BOSS. Setelah memastikan pengambilan barang, item pertama yang diperoleh adalah sebuah tongkat – Tongkat Sihir Odu.
Tongkat yang sangat bagus, kecuali menggunakan emas, sulit menemukan yang lebih baik di level tiga puluh perak.
Tapi yang diinginkan Lu Li bukan ini. Dengan tidak sadar ia menahan napas, berharap meraba sebuah Gigi Serigala Putih. Saat ini Gigi Serigala Putih terlalu penting baginya, bahkan pantas disebut "seribu emas tak bisa ditukar".
Ada hal-hal yang meskipun punya uang, belum tentu bisa dibeli.
Begitu merasakan ini bukan Gigi Serigala Putih, hati Lu Li langsung berat. Lalu ia menyindir diri sendiri: Sungguh serakah.
Ini hanya dungeon kesulitan elite, masakan bisa dapat Gigi Serigala Putih di percobaan pertama?
Borgol Rakus!
Begitu sifat barang itu terpampang di hadapannya, Lu Li membeku.
Mengapa bukan Gigi Serigala Putih melainkan Borgol Rakus? Penjaga Buta Odu pasti keliru membawa peralatan saat pergi.
Tentu saja, Lu Li sama sekali tidak menentang hasil seperti ini.
Dia sangat membutuhkan Gigi Serigala Putih, namun Borgol Rakus yang wajib untuk upgrade Cincin Supreme juga merupakan sesuatu yang tidak ditolaknya.
Dua Gigi Serigala Putih dan dua Borgol Rakus semuanya mungkin di-drop di Kastil Bayangan Taring. Karena itulah dia bertekad mati-matian mendapatkan gulungan perkamen kastil ini, awalnya berpikir solo farming memiliki tingkat drop lebih tinggi, langsung menyelam ke dungeon sendirian hingga hampir tewas di tangan Putra Arugal di jalan.
Selama ini dia mengira Borgol Rakus adalah spesialisasi Arugal, tak menyangka Penjaga Buta Odu juga memiliki probabilitas drop - BOSS ini benar-benar layak untuk ditaklukkan.
BOSS di dungeon ini relatif "miskin", dengan kesulitan elite, hasil drop umumnya sekitar dua-tiga item. Di bawah mayat hanya bisa ditemukan Tongkat Sihir Odu dan Borgol Rakus, sama sekali tidak ada barang lain yang bisa diraba.
Sebenarnya satu Borgol Rakus saja sudah cukup bagus, dungeon kali ini tidak sia-sia didatangi, apalagi ada Lambang Keluarga Shivanas yang merupakan barang bernilai tinggi.
Keluar dari ruang penyimpanan adalah bagian tembok benteng lagi, monster di sini dapat melumpuhkan sihir sehingga profesi sihir tidak bisa menggunakan skill, cukup menjengkelkan.
Tapi Lu Li bukan penyihir, di atas tembok benteng juga tidak ada kelelawar, dia melewati proses membersihkan monster kecil di jalan dan langsung menuju persembunyian BOSS berikutnya - ruang bawah tanah kastil.
Dalam perjalanan ini akan bertemu dengan kenalan lama Lu Li, Anak-anak Arugal.
Tidak perlu takut, Anak-anak Arugal ini hanya memiliki bentuk yang mirip, sebenarnya mereka hanyalah monster kecil yang sangat berbeda dengan beberapa pembunuh akun baru yang berkeliaran di Hutan Perak.
Melalui koridor sempit menuju laboratorium alkimia, Lu Li akhirnya menyaksikan Fenrus si Penelan.
BOSS ini memiliki kekuatan yang relatif biasa, namun merupakan monster yang paling mungkin menjatuhkan Gigi Serigala Putih. Dalam kehidupan sebelumnya, Lu Li pernah membaca biografi novel bertema perjalanan yang memperkenalkan Gigi Serigala Putih sebagai "gigi yang dijatuhkan oleh Sang Penelan Raksasa".
Sang Penelan Fenruss bukanlah manusia serigala, melainkan seekor serigala liar berukuran raksasa.
Fenruss, atau Fenrir, wujud aslinya berasal dari mitos Nordik tentang serigala besar mengerikan - anak dari dewa jahat Loki dan raksasa wanita Angrboða.
Para dewa ketakutan akan ramalan "Dia akan membinasakan ras dewa", kemudian memutuskan untuk mengikatnya. Mereka memanggil tukang kurcaci untuk membuat "Gleipnir", yang ditempa dari enam material "tiada": langkah kaki kucing, janggut wanita, akar gunung, kelopak mata ikan, urat beruang, dan air liur burung.
Setelah Dewa Perang Tyr mengorbankan satu tangannya sendiri, para dewa akhirnya berhasil mengikat makhluk itu.
Dalam "Ragnarok", Fenrir yang telah melepaskan diri dari ikatan telah berkembang hingga mampu membuka mulutnya untuk menelan langit dan bumi. Setelah menelan "Bapak Para Dewa - Odin", dia dibunuh oleh Vidar, Dewa Alam.
Fenrir memiliki dua anak, Hati dan Skoll. Hati mengejar bulan, sementara Skoll mengejar matahari. Keduanya terus menerus mengejar kereta kuda yang membawa matahari dan bulan, baru pada Ragnarok mereka akhirnya berhasil menelannya.
Fenris Si Penelan di dungeon ini ketika memasuki Tahap dua akan terbelah menjadi dua serigala raksasa. Jika ada pemburu yang menyukainya, mereka bisa menangkap salah satunya tanpa mempengaruhi kelanjutan pertarungan melawan BOSS.
Karena itu para pemburu sangat tertarik dengan dungeon ini, terutama karena mengincar anak serigala (baby wolf) yang bisa didapatkan.
Lu Li tidak bisa menangkap baby, akhirnya langsung membunuh Si Penelan Fenruth. Pada percobaan pertama, HP-nya terkuras habis, terpaksa menggunakan Langkah Angin untuk kabur dari pertempuran. Ketika kembali, darah BOSS sudah pulih penuh, harus mulai dari awal lagi.
Barulah pada percobaan kedua berhasil mengalahkan BOSS ini.
Si Penelan Fenruth tidak menjatuhkan Gigi Serigala Putih, juga tidak ada barang bagus lainnya.
Jika melanjutkan ke dalam, akan memasuki wilayah Raja Serigala Nandus yang juga seekor serigala besar. Lu Li tidak memprovokasinya, dengan patuh berputar mengelilingi area tersebut.
BOSS ini bahkan tidak bisa diatasi regu biasa, apalagi oleh pencuri solo seperti dirinya.
Xiao Ba Jiang, Piao Ling, Can Meng, dan Sesame Paste Tangyuan sudah datang. Gulungan Dungeon berikutnya milik Lu Li tidak akan di-solo farming lagi, benar-benar membuang-buang waktu.
Berjalan sampai akhir, adalah sarang Arugal, BOSS akhir Mage Agung Arugal yang telah menduduki Kastil Bayangan Taring lalu menjulang seperti elang hitam di sini.
Setelah mengalahkan tiga elite monster di dalam, Lu Li mulai mempersiapkan diri untuk melawan BOSS akhir Arugal.
Taktik utama Arugal adalah memanggil panah bayangan. Ketika merasa menerima kerusakan berlebihan, dia akan segera mengubah pemain dengan nilai kebencian tertinggi menjadi manusia serigala untuk menyerang pemain lain...
Dalam kondisi normal, ini cukup merepotkan dan bisa menyebabkan efek besar bahkan kematian pada pemain lain.
Tapi Lu Li sendirian, justru membuat jurus pamungkas Arugal kehilangan sasaran.
Makanya beberapa guide menyebut Arugal adalah BOSS yang cocok untuk solo, asalkan bisa tahan serangannya.
Kombinasi terbaik adalah satu healer plus DPS kuat. Tim yang ditemui Lu Li biasanya memakai strategi pengurangan anggota tim, lebih baik sedikit personel daripada risiko saling bunuh.
Saat HP Arugal sangat rendah, dia akan menggunakan teleportasi untuk kabur ke mana-mana.
Ruang bawah tanah ini memiliki tiga platform, dia akan berpindah secara acak ke salah satu platform tersebut.
Beruntung anggota ini sudah dikorupsi oleh makhluk sihir Worgen, entah di mana masalahnya - selain menelan mayat pemain, dirinya sendiri tidak akan memulihkan HP sama sekali.
Dengan begini, meskipun Arugal teleportasi kabur, Lu Li tak perlu khawatir HP-nya pulih.
Dia bahkan bisa duduk untuk mempercepat regenerasi HP sendiri, menunggu Arugal teleportasi ke sisinya lalu berdiri kembali untuk melanjutkan serangan.
Setengah jam kemudian, penyihir lemah ini akhirnya mengakhiri kehidupan pendosanya.
Jangan anggap remeh Arugal, ini hanya kesulitan elite. Jika Lu Li memilih dungeon tingkat kesulitan sulit sendirian, mungkin sudah tewas sejak lama.
Arugal tingkat mimpi buruk belum pernah dilihat Lu Li, konon regu lima orang level 35 pun bisa terus-menerus gagal total.
Pedang Penghakiman tidak bisa mendapatkan gulungan perkamen dungeon kesulitan mimpi buruk, serikat besar sekalipun punya tidak akan menjualnya.
Setelah Lu Li membunuh Arugal, tidak ada pengumuman Pembunuhan Pertama dari Sistem, dungeon ini sudah lama ditaklukkan orang. Untuk dungeon privat harus melihat gulungan perkamen, tanpa gulungan sehebat apa pun tidak akan bisa mendapatkan Pembunuhan Pertama, berbeda dengan dungeon publik.
Arugal menjatuhkan sebuah skill book untuk Mage: 《Counterpell》, termasuk skill book yang cukup bagus. Sayang material langkanya bukan Gigi Serigala Putih atau Borgol Rakus, melainkan Darah Serigala Sihir.
Benda ini meski tergolong material langka, bahkan setelah game dirilis bertahun-tahun pemain tetap belum berhasil menemukan kegunaannya.
Begitu anggota tim datang, dungeon yang bahkan Lu Li bisa selesaikan sendirian dihabisi secepat angin musim gugur menyapu daun. Setelah tiga gulungan dungeon kesulitan elite terkuras, selain Borgol Rakus yang didapat sebelumnya, berkat keahlian Can Meng si jago meraba mayat, mereka juga memperoleh Gigi Serigala Putih.
Ini sudah termasuk hoki yang lumayan, setidaknya semakin mendekati Cincin Agung tingkat legenda.
Babak 481 Peralatan Legenda
Menyusul segera pertandingan 16 besar Piala Magis, sementara gulungan dungeon belum juga terkumpul, Lu Li terpaksa mendesak Genhao San untuk meningkatkan pengumpulan material.
Genhao San tetap tak paham tujuan pengumpulan material langka ini, tapi dia mengerti betul sifat kikir Lu Li yang sudah mendarah daging. Karena perintahnya "tidak peduli apapun harganya", terpaksa dia mengerahkan segala cara untuk mengumpulkannya.
Seluruh lembaga tentara bayaran memasang penawaran hadiah untuk material-material ini.
Harta menggerakkan hati manusia, namun bukan berarti tidak ada hasil sama sekali. Pertama, Gigi Serigala Putih akhirnya terkumpul semua. Bagaimanapun juga tingkat kesulitan Kastil Bayangan Taring tidak terlalu tinggi, bahkan pemain soliter sekalipun asal mendapatkan Gulungan Dungeon bisa masuk untuk mencoba bertarung.
Jika keberuntungan sedang baik, meski sangat langka tetap ada syarat untuk meraihnya.
Jika serikat besar lain memilikinya, Genhao San akan berusaha menjalin persahabatan dan membangun hubungan. Paling-pingin kita menukar dua dengan satu, sedikit merugi juga tidak masalah.
Sejujurnya, dibandingkan dengan Guild Bintang Bulan di masa lalu, Genhao San bekerja lebih keras di Pedang Penghakiman.
Menurut perkataannya sendiri, sekarang ini kelelahan seperti anjing.
Tapi sama sekali tidak ada penolakan dalam dirinya, malah merasa penuh semangat.
Dengan cara memaksa selama kurang lebih dua hari, akhirnya berhasil mengumpulkan beberapa barang.
Pertama menukar tiga material langka dengan dua Taring Penghisap Darah dari Surga Ketujuh, lalu membeli belasan material langka termasuk Darah Sihir Racun yang dibutuhkan untuk Cincin Level Provinsi Lu Li seharga 1700 koin emas dari Armada Donghai.
Armada Laut Timur berada di peringkat ke-18 Papan Peringkat Guild, dalam beberapa tahun terakhir terus merosot. Bos mereka adalah seorang penjudi, belakangan ini sepertinya kalah banyak uang dan ingin menjual armada tersebut.
Petinggi Armada Laut Timur tentu tidak rela. Mereka sedang mengumpulkan dana untuk membeli guild mereka sendiri.
Untuk mengumpulkan uang tunai, mereka menjual sebagian aset guild termasuk ratusan material langka. Genhao San membeli sebagian di antaranya.
Ada juga Air Mata Air Wabah, ini bukan hasil kerja Genhao San.
Di tangan Lu Li sudah ada satu botol Air Mata Air Wabah, diberikan Elf Air minggu lalu. Tentu bukan hadiah gratis - dia membayarnya dengan senjata emas Abyss Fang.
Saat ini senjata emas sangat langka di pasaran. Jarang ada yang menjual peralatan level setinggi itu, apalagi komponen penting seperti senjata. Jika Lu Li menjual Abyss Fang miliknya, pasti ada Si Kaya yang rela menghamburkan uang.
Yang kedua masih berasal dari Paviliun Hujan Ringan, mungkin mereka telah menemukan strategi melawan BOSS ini dan bisa diam-diam menyerangnya sekali setiap minggu.
Kali ini Si Kaya tidak meminta apapun, hanya meninggalkan ucapan santai "kau berhutang budi padaku".
Berhutang budi pun tak apa, bahkan rela bekerja keras seperti kuda, Lu Li sekarang sudah benar-benar terobsesi.
Di kehidupan sebelumnya bermain selama dua tahun, bermimpi ingin memiliki peralatan legenda. Tapi dia tak punya tim tetap, juga tak punya hoki luar biasa, beberapa barang Dark Gold dengan atribut biasa saja sudah bagus, mana mungkin dapat legenda?
Peralatan legenda itu seolah menjulurkan tangan memanggilnya di depan mata.
Di "Fajar" banyak orang berbakat, dia tak bisa menjamin apakah pemain lain sudah punya peralatan legenda sekarang. Tapi setelah Cincin Supreme muncul, dia yakin cincinnya adalah peralatan legenda terhebat di seluruh game.
Tentu saja, semua ini masih belum cukup.
Selain itu, dia masih membutuhkan satu Taring Ketakutan dan satu Mata Magis Kuno.
Adapun media mantra level emas, tasnya sendiri sudah ada, karena sifatnya terlalu buruk, Perpisahan di Bunga dan Sesame Paste Tangyuan tidak tertarik, pas untuk upgrade peralatan.
Empat puluh jenis darah BOSS sudah terkumpul sebagian besar, semuanya mini BOSS yang tidak layak ditampilkan, yang berasal dari Burning Legion malah lebih sedikit lagi.
Tapi Lu Li sepanjang hidupnya selalu menganut prinsip "Lebih baik burung di tangan daripada seribu di hutan", daripada muluk-muluk ingin mengalahkan Sargeras dan Kil'jaeden, lebih baik tingkatkan cincinnya lebih cepat.
Sayangnya, Taring Ketakutan masih bisa diurus karena sudah kontak dengan penjual, tapi Mata magis kuno benar-benar masalah besar.
Lu Li mengunjungi beberapa NPC night elf di Darnassus, plus menukarkan reputasi di Manor Ravenholdt untuk mendapatkan data, hasilnya hanya ras troll yang bisa menghasilkan barang seperti ini.
Dungeon troll dengan level terendah - Zul'Farrak.
Kabar baiknya, dungeon ini termasuk dungeon publik, tidak perlu Gulungan Dungeon untuk masuk. Kabar buruknya, level Lu Li belum mencukupi, harus menunggu hingga level tiga puluh lima.
Level tiga puluh lima sendirian saja tidak cukup, ini adalah dungeon sepuluh orang.
Dungeon publik di "Fajar" dirancang untuk melayani mayoritas pemain. Kesulitannya tidak mungkin terlalu ekstrim, tapi juga tidak terlalu sederhana. Karena itu, sebelumnya Lu Li harus memimpin pasukan menyelesaikan beberapa dungeon privat yang bisa mengeluarkan peralatan level tiga puluh lima, mengumpulkan sedikit perlengkapan sebelum menuju Zul'Farrak.
Dari perhitungan waktu, sebelum turnamen Piala Magis ini berakhir, dia tidak punya kesempatan untuk sukses meningkatkan level cincin.
"Pedang Penghakiman" sebagai juara Piala Huaying langsung mendapatkan kualifikasi untuk pertandingan 16 besar. Yang juga mendapatkan hak ini secara bersamaan adalah "Ibu Kota Kejayaan" dan "Paviliun Hujan Ringan".
Setelah pembaruan sistem terbaru, Arena Besar sekarang sudah jauh berbeda dari sebelumnya.
Tidak hanya penonton di area penonton yang bisa melihat atlet esports, para atlet juga bisa berinteraksi tatap muka dengan penonton selama proses PENAMPAKAN, hingga masuk ke peta pertandingan.
Arena pertandingan reguler menampung 100.000 penonton, sedangkan arena besar mampu menampung hingga satu juta orang.
Selain itu ada sesi tanpa batas jumlah penonton, kecuali untuk pertandingan final turnamen top atau acara perayaan resmi pihak pengembang, kedepannya jarang akan muncul lagi.
Tim Lu Li sama sekali tidak kekurangan penonton, hanya dari serikat mereka sendiri saja sudah lebih dari sepuluh ribu orang yang masuk ke dalam arena.
Mereka tetap harus membeli tiket, namun perusahaan akan mereimburse harga tiket.
Menonton pertandingan memang membuang-buang waktu leveling, tapi kesempatan emas untuk melatih rasa kebanggaan (kejayaan keluarga) dan rasa memiliki terhadap serikat ini jarang dimanfaatkan oleh guild lain yang terlalu kaku.
Peta Piala Magis memiliki karakteristik unik, sebagian besar berupa hutan dengan monster di dalamnya.
Monster di arena pertandingan bisa dibunuh atau diabaikan, tapi sebagian besar pemain memilih membunuh monster yang ditemui - pertama karena monster bisa mengganggu performa, kedua karena membunuh mereka memberi bonus sifat acak.
Yang biasa misalnya membunuh monster, sementara mendapatkan kekuatan +3. Sedikit lebih berharga seperti peningkatan kecepatan gerak +2%. Yang benar-benar langka bahkan bisa mempengaruhi hasil pertarungan adalah properti legendaris seperti kecepatan mantra sihir +3%, kecepatan serangan +5%, bahkan mungkin serangan +20%.
Semua status ini memiliki batasan waktu dengan durasi yang singkat.
Lawan pertama Lu Li dan timnya adalah Serikat Sukacita. Dalam peringkat serikat terbaru, mereka menempati posisi ke-26 dan selalu bersikap rendah hati.
Kali ini performa mereka luar biasa, langsung berhasil masuk 16 besar.
Sayangnya begitu masuk babak 16 besar, mereka langsung bertemu Pedang Penghakiman - juara Piala Huaying. Ketua serikat mereka hampir menangis bengkak matanya saat mendengar hasil acak Sistem.
Protes tidak berguna, Sistem tidak peduli adil atau tidak.
Pertandingan ini penuh dalam 37 detik. 100.000 penonton memadati aula virtual yang luas, enam layar raksasa menampilkan detail pertandingan dari berbagai sudut ke mata para pemain.
Kalah pun harus tetap elegan!
Ini adalah slogan yang diusung Serikat Suyuan, dan berhasil meraih cukup banyak poin simpati.
