“Anggota ini, benar-benar…” Genhao San duduk di tribun, sama sekali kehilangan kata-kata melihat aksi Fat Monkey di medan pertarungan.
Fat Monkey sama sekali tidak menyembunyikan sikapnya meski kalah pertandingan kemarin. Kini tak ada yang bisa mengendalikannya di pasukan, ia menjadi pemarah seperti monyet, atau seperti istilah yang tidak sempat diucapkan Genhao San - benar-benar menerapkan strategi anjing gila.
Bukan bermaksud menghina, taktik semacam ini justru dengan cara mencurigakan efektif di situasi saat ini.
Semakin ia bertarung tanpa mempedulikan nyawa, Mo Wangfeng semakin curiga bahwa Lu Li sedang menunggu di bangku cadangan untuk menghadapinya.
Peralatan Fat Monkey sedikit lebih rendah dari Mo Wangfeng, namun sebagai Mage Api yang terkenal ofensif, kerusakan yang ditimbulkannya pada Mo Wangfeng sama mematikannya dengan serangan balasan sang lawan.
Hanya saja dia sudah maju terlalu jauh, pemburu di sisi Mo Wangfeng juga menyerangnya. Alhasil kecepatan darah terkuras Fat Monkey justru semakin cepat.
Jika terus berkembang seperti ini, dua lawan satu, Fat Monkey pasti akan tumbang duluan. Tapi setelah HP Mo Wangfeng turun separuh, sang atlet esports Ordo Ksatria Suci Dewa Sihir ini malah ciut nyali.
Dia berteriak histeris meminta regrup, meminta healer untuk menyembuhkannya.
Menukar darah dengan Fat Monkey benar-benar tidak sebanding. Jika Lu Li teleportasi masuk tepat saat Fat Monkey tewas, Mo Wangfeng ragu bisa bertahan dari serbuan Lu Li.
Peta ini cukup kecil, dan lokasi pertempuran tepat di titik teleportasi Pedang Penghakiman. Pemain pengganti bisa langsung bergabung setelah masuk.
Dengan mundur ini, Fat Monkey yang tersisa 30% HP selamat. Hujan Maret dengan cepat mengisi penuh darahnya.
"Kalian benar-benar lambat, kalau bisa mengikuti, mungkin kita sudah membunuh si Feng Yatou." Fat Monkey tidak hanya tidak berterima kasih atas pertolongan menyelamatkan nyawa dari Hujan Maret, malah mengeluh ke rekan tim.
Feng Yatou adalah julukan Mo Wangfeng.
Konon dulu ada game yang bisa mengatur gender, dia memainkan akun perempuan di dalamnya dan bahkan masuk Daftar Kecantikan. Meski kemudian mendapat gelar Dewa Sihir, lawan-lawannya sering menggunakan hal ini untuk menginjak-injaknya.
Hal ini, Mo Wangfeng hari ini memang benar-benar akan terjatuh.
Lima orang mereka melawan lima orang Pedang Penghakiman, tapi mereka terus terkekang di setiap sisi.
Terutama Fat Monkey yang selalu mengejarnya, taktik mati-matian itu membuat Mo Wangfeng sangat pusing.
Fat Monkey seorang Mage Api, dalam duel satu lawan satu sama sekali tidak takut padanya. Lagi pula sama-sama jarak jauh, efek beku sederhana tidak mempengaruhi pelepasan skill.
"Mu Qiu juga bagus." Genhao San cukup mengapresiasi atlet bintang yang ditandatangani dengan 1,8 juta ini.
Bukan berarti performa Mu Qiu begitu mencolok, dibandingkan dengan sekelompok amatir, pemain bintang sendiri sudah memiliki kualitas yang tak tertandingi oleh orang biasa, mereka hampir semua pernah melalui pelatihan sistematis.
Hanya karakter seperti Moonlight yang lebih penyendiri, taktik tempur yang mengalir bebas lewat jalur nonkonvensional, justru kurang memiliki ciri khas pemain profesional.
"Mungkin akan menjadi Raja Pengasah kedua." Lu Li mengangguk setuju.
"Kenangan masih kurang, tidak berani bertarung, dia khawatir melakukan kesalahan." Genhao San menghela napas.
"Beberapa hal tak bisa dipaksakan, untuk saat ini, efek dari haus darah saja sudah membuatnya tidak sekadar numpang lewat." Lu Li sama sekali tidak memaksa, semua nasihat sudah diberikan, perkembangan selanjutnya adalah takdir.
Tujuan setiap orang bermain game berbeda, tidak semua orang seperti dirinya yang mati-matian ingin cepat menghasilkan uang.
Juga tidak semua orang bercita-cita menjadi juara di pertandingan profesional, lebih banyak yang menikmati sensasi bermain game itu sendiri, menjadikan pengalaman ini sebagai hiburan semata.
“Bagaimana dengan Moonlight?” Genhao San penasaran, apa status Moonlight di hati Lu Li.
"Dia adalah mesin perang." Lu Li mengawasi Moonlight yang menerjang ke Ordo Ksatria Suci Dewa Sihir seperti tank, dadanya lega tanpa alasan: "Pertandingan ini dimenangkan."
Gaya bertarung gila Fat Monkey mengacaukan irama Mo Wangfeng, memberi Moonlight celah untuk dimanfaatkan.
Luo Ying Hui Yi mendengar komando Moonlight, mengaktifkan skill haus darah. Semua serangan mengarah ke 'itu' pemburu malang...
Oh, tidak. Fat Monkey pengecualian, dia masih mengawasi ketat Mo Wangfeng dengan sikap "aku takkan tenang sebelum kau mati". Keunggulan serangan tinggi Mage Api-nya dimainkan sempurna.
Jika Fat Monkey adalah Ice Mage, Lu Li sama sekali tak akan menginginkannya.
Tanpa kehadiran Lu Li, Pedang Penghakiman berhasil mengalahkan Ordo Ksatria Suci Dewa Sihir, ini benar-benar di luar dugaan. Dari segi kekuatan, Ordo Ksatria Suci Dewa Sihir yang dipimpin veteran Mo Wangfeng jelas lebih sulit ditaklukkan dibanding Purple Moon Cave.
Setelah pertandingan usai, Lu Li langsung kembali melakukan leveling.
Saat ini apapun yang dilakukannya tak bisa fokus total. Hanya dengan membantai monster sistem, dengan kemampuannya tentu takkan kewalahan melawan musuh level biasa.
"Masuk game? Aku lihat statusmu online." Suara notifikasi alat komunikasi terdengar. Dari sedikit teman di daftar kontaknya, mungkin hanya segelintir orang yang berani mengganggunya seperti ini.
"Iya. Kalian bentrok dengan Guild Bintang Bulan?" jawab Lu Li santai, perhatiannya masih terbagi.
"Betul." Elf Air menjawab dengan sikap acuh: "Setelah Genhao San pergi, otak mereka langsung rusak. Berani-beraninya macam-macam denganku. Hitungan menit kubuat mereka kapok!"
Wak, perlu segitunya? Alur serangan pisau belati Lu Li sedikit kacau.
Dia mengingat-ingat, sepertinya tak pernah melakukan hal yang menyinggung Si Kaya itu. Barulah hatinya tenang.
"Lalat yang tak tahu diri, asal saja bisa diusir." Elf Air jelas tak ingin berpanjang lebar, mengalihkan topik: "Kenapa kamu tidak ikut pertandingan, kemarin tim kalian kalah."
"Ada urusan keluarga, kalah ya sudah, menang terus juga membosankan." Lu Li bercanda kecil.
Berbicara dengan orang seperti Elf Air selalu menyenangkan, tak perlu intrik. Lebih mirip teman daripada rival terberat.
Baiklah, setelah melalui banyak persoalan, saling membantu akhirnya memberi Lu Li sedikit rasa persahabatan.
"Sangat serius? Kamu hampir dua hari tidak login, hari ini juga tidak turun. Kemenangan timmu kali ini terlalu spekulatif. Gadis Feng terlalu pintar malah jadi bumerang." Elf Air melihat dengan jeli.
Atau mungkin dia lebih memahami Lu Li - tipe yang tak akan asal menggunakan pertandingan untuk melatih rekan tim.
Alasan sederhana: bonus juara pertama dan kedua berbeda. Begitu menyangkut uang, Lu Li langsung serius. Itu sebabnya dia sangat penasaran dengan absennya Lu Li dalam dua pertandingan berturut-turut.
Rasa penasarannya sampai ke level menghubungi Lu Li secara aktif meski tak ada urusan penting.
"……" Lu Li ragu sejenak. Tak perlu memberitakan urusan adiknya ke seluruh penjuru.
"Tak perlu diceritakan kalau tidak nyaman." Elf Air segera menambahkan.
Justru karena komentar itu, Lu Li tak bisa asal mengabaikan: "Adikku sakit, dirawat di Rumah Sakit. Aku sedang menemaninya……"
"Oh, Lu Xin? Terakhir ketemu masih sehat. Kok tiba-tiba sakit?" tanya Elf Air penuh perhatian. Saat membawa Mu Qiu ke rumah Lu Li dulu, dia melihat Lu Xin sedang bermain dengan sekelompok anak yatim.
Kesan saat itu sangat mendalam – terutama kecantikannya yang memesona dan aura bersih tanpa noda.
Jelas, Lu Li sangat melindungi adik perempuannya. Gadis kecil seperti itu seharusnya hidup tanpa beban, bagaimana bisa tiba-tiba jatuh sakit.
