Nama raja ular derik gurun adalah Tania, terdengar feminin. Tubuhnya pendek dengan penampilan yang agak membuatku sampai berdarah.
Tapi tak ada yang meremehkannya. Kabut racunnya termasuk skill tingkat tinggi yang tidak bisa dinetralisir ramuan penawar racun. Hingga saat Lu Li melintas ke dunia ini, mengalahkan Tania tetap harus mengandalkan kekuatan murni.
Untuk saat ini, sama sekali tidak ada MT yang bisa menahannya, damage dealer yang bisa bertahan, apalagi healer yang cukup besar.
Kabut racun terus menyebar dan ditumpuk, satu per satu anggota tim mulai tewas.
Komandan dengan bingung membagi lagi kelompok 100 orang, dan meminta mereka menyerang Raja Ular dengan kegilaan apapun harganya untuk membeli waktu evakuasi pasukan besar.
Informasi menentukan takdir, mana mungkin Dia tahu Raja Ular akan mengejar gelombang orang terbanyak.
"Gimana? Berhasil memancing Raja Ular ke sana?" Lu Li menghitung waktu, terkuras habis mengirim pesan ke Young Scarlet Moon.
"Sudah dipancing." Young Scarlet Moon masih terpaku oleh efek Pembunuhan Sekejap tadi.
Sebenarnya bukan benar-benar sekarat instan, dia tewas saat efek racun kedua menyentuh tubuhnya. Setelah memeriksa rekaman sistem, tercatat kerusakan racun 1.200 point.
Kabut racun memberikan kerusakan 1.000 per detik, durasinya mengikuti prinsip ketidakpastian...
"Bagaimana situasi di sana?" Lu Li penasaran. Ide mengumpulkan monster untuk menjebak orang itu, konsekuensi seperti apa yang akan muncul sama sekali tak bisa dia prediksi.
“Aku tidak tahu, Bos. Aku tumbang, langsung tumbang. Di pemakaman sudah banyak yang kembali.” Xian Hong Youyue yang sudah mekanis memandangi semakin banyak pemain yang melakukan regenerasi di pemakaman.
Pertempuran di sana pasti sangat timpang. Kalau tidak, mereka tidak akan memilih regenerasi di pemakaman daripada menunggu skill menyembuhkan dari rekan.
Regenerasi di pemakaman mengurangi 10% pengalaman, sedangkan dengan Mantra Kebangkitan dari rekan hanya 5%.
Garis pertempuran Aliansi Serikat Besar terbentang panjang. Raja Ular Derik Gurun Tanya sambil mengejar sambil membunuh, bahkan banyak monster kecil tak bersalah yang ikut terkuras racun di sepanjang jalur.
Elf Air sama sekali tidak menyadari kejadian di gurun.
Setelah beberapa saat mengumpat, dia memutuskan untuk berbicara baik-baik dengan perwakilan serikat besar, mencoba mencari jalan damai.
Maka Jinse Wushang menerima komunikasinya. Ketua Bangsawan Jiangnan memang sering melihat Elf Air di berbagai acara, tapi kesempatan berdialog langsung sangat langka - dia adalah konglomerat besar, sementara dirinya hanyalah karyawan.
"Shui... Jie Shui ya, kenapa tiba-tiba ingat menghubungi saya?" Panggilan "Jie Shui" ini terasa sangat dipaksakan. Masuk akal, orang berusia tiga puluhan memanggil "kakak" seorang cewek yang baru dua puluh sekian tahun dan katanya belum lulus kampus, bisa nyaman baru aneh.
Tapi begitulah masyarakat. Banyak orang berusia tiga hingga lima puluh tahun memanggil pemimpin muda dengan sapaan "kakak", bahkan ada yang menyebut gelar seperti "XXye".
Shui Jingling termasuk orang yang terlahir menggenggam sendok emas. Keluarganya punya bisnis besar. Jinse Wushang pun tidak berani memastikan kapan dia tidak akan membutuhkan bantuannya, jadi ikut-ikutan memanggil "Jie Shui".
"Jangan panggil saya tua begitu, Ketua Jinse... Kudengar kalian mengorganisir orang untuk membuat masalah bagi Pedang Penghakiman." Shui Jingling dengan tanggap menangkap keraguan dalam sapaan itu, menusuk halus sang lawan bicara.
"Terkekeh, mana mungkin." Jinse Wushang tidak bodoh, tentu tidak akan mengaku.
“Kami Paviliun Hujan Ringan juga merupakan serikat besar. Sebelumnya setiap operasi selalu bersama, kenapa kali ini kami diabaikan?” Water Fairy mengabaikan dalih lawannya.
“Ahem...” Jinse Wushuang tersedak.
Dia sangat ingin membanting meja, dunia Nima ini, beraninya kalian semakin semena-mena!
Kalian sudah bersekutu, hanya orang gila yang mau terus bekerja sama. Lagi pula pasangan anjing itu sudah berkali-kali mengelabui semua orang, jangan pikir kami benar-benar idiot!
“Semua biaya operasi kali ini akan kureimburse. Mari kita selesaikan masalah ini.” Water Fairy berbicara dengan khidmat.
“Tidak mungkin...” Jinse Wushuang langsung menolak tanpa berpikir. Dia tak ingin berselisih dengan Water Fairy, tapi juga tak mau meninggalkan prinsip bertindaknya.
Melemahkan Pedang Penghakiman jelas menguntungkan lingkungan bertahan hidup serikat mereka.
"Kalian hanya mengerahkan tiga belas kelompok 100 orang, itupun dengan kualitas campur aduk. Biar aku hitung berapa pasukan yang diperlukan untuk menghancurkannya." Suara merdu Water Fairy terdengar menusuk dingin, seolah tak merasa bersalah berdiri berseberangan dengan Alliance serikat besar.
Pavilion Hujan Ringan memang kuat, tapi peringkat ketujuh mereka masih beberapa level di bawah Bangsawan Jiangnan.
Tentu saja, Water Fairy bukan berbicara tanpa dasar. Dia punya uang untuk menyewa tentara bayaran, dan tidak memiliki keraguan sebanyak serikat besar lain.
"Haha, aku yakin Pavilion Hujan Ringan punya kekuatan itu." Jinse Wushang terkekeh kikuk, nada agak berbangga: "Tapi sepertinya sudah terlambat. Kurasa mereka sudah mulai bentrok."
Lebih dari seribu orang membersihkan monster sepanjang jalan dari Gadgetzan ke Teluk Layar Runtuh, jarak tempuhnya sekitar dua tiga puluh menit saja.
“Sebenarnya.” Elf Air berhenti sejenak, dia sama sekali tidak terlihat marah: “Aku selalu merasa persoalannya tidak akan sesederhana ini. Lu Li bukan tipe orang yang mau dirugikan. Selama mengenalnya, belum pernah kulihat dia mengalami kerugian.”
Ya, kecuali Kodo putih. Pokoknya uangnya tidak akan dikembalikan, biar dia mati kesal.
“Tidak ada yang mau dirugikan.” Jinse Wushang menyeringai penuh cibir.
Dalam hati dia menggerutu, hubungan Pasangan anjing ini ternyata cukup dalam. Bukan cuma saling membela, sekarang sudah mulai saling percaya.
Sayang, sehelai bunga indah diperkirakan akan tertancap di kotoran sapi. Berapa banyak pecinta anime yang akan patah hati. Terlalu banyak anggota lingkaran game yang menganggap Elf Air sebagai pria impian mereka.
Entah mengapa, di dalam hati terasa agak asam.
Saat itu, ada orang lain yang mengirim permintaan panggilan. Sebagai ketua guild, hal seperti ini lumrah. Ketika melihat pemohonnya adalah Komandan operasi kali ini, Wangyu, dia berkata pada Elf Air dengan sedikit niat jahat: "Membicarakan setan, setan pun datang. Perkiraanku ada kabar dari Tanaris. Maukah kau mendengarkan juga? Kurasa kau cukup peduli..."
"Tidak ada salahnya mendengarkan," kata Elf Air.
"Ini aku, Jinsè Wúshāng. Bagaimana perkembangan urusannya?"
"Aku malu padamu, Saudara Jinsè. Kali ini kami gagal. Takkan kuambil bayaran sepeser pun. Nanti akan kudatang langsung untuk meminta maaf." Suara Wangyu terdengar serak, seolah baru memimpin pertempuran sengit.
"Apa?" Jinsè Wúshāng merasa salah dengar. Gaya bicaranya agak tidak biasa.
"Hampir dihabisi total. Hanya lima enam ratus orang yang berhasil keluar dari pertarungan. Sekarang sudah mundur ke Gadgetzan." Sebenarnya Wangyu juga tewas sekali. Setelah regenerasi, dia langsung memerintahkan kabur secara berkelompok.
Raja Ular Derik Gurun memang hebat, tapi tidak mudah baginya untuk membunuh hampir seribu pemain sekaligus.
Justru kelompok yang diperintahkan Komandan Wangyu untuk menjadi barisan belakang bertahan hidup cukup banyak. Mereka menemukan sang Raja Ular sama sekali tidak berhenti menyerang mereka, wajar saja mereka kabur secepatnya.
Tidak ada yang benar-benar rela kehilangan pengalaman mereka.
"Bagaimana bisa kehilangan separuh pasukan? Pedang Penghakiman hanya punya satu kelompok 100 orang." Jinse Wushang sama sekali tidak paham bagaimana pasukan gabungan besar yang mereka kerahkan bisa lenyap.
1.300 orang melawan 100 orang, meskipun asal melempar beberapa skill saja tidak akan kalah!
