Xiao Ba Jiang sepertinya lelah memeluk, langsung menaruh bayi naga di tanah.
Cahaya keemasan dan hijau saling menjalin, menyertai musik yang melayang-layang. Bayi Naga Peri itu limbung berdiri di tanah, lalu terduduk kembali dengan suara "plok!".
Dia juga mengeluarkan suara mengoceh yang kekanakan, jauh kalah dibandingkan...
Seluruh adegan berlangsung sekitar sepuluh menit, jauh lebih lama dari ingatan Lu Li yang empat puluh detik. Di akhir, Dia hampir mengira proses ini takkan berhenti.
Sepuluh menit kemudian, siluet-siluet naga peri semakin samar, akhirnya menghilang di udara.
"Apa naga kamu jadi lebih besar?" Lu Li mendekat, berjongkok di sisi bayi naga itu. Jarinya mencolek-colek tubuh kecil yang menggerutu kesal.
"Nggak juga kali." Xiao Ba Jiang mengukur dengan telapak tangan, ragu-ragu: "Kayaknya... jadi lebih gemuk deh."
Benar. Sangat gemuk.
“Awalnya masih ada sedikit garis-garis, sekarang benar-benar berubah menjadi bola daging.”
Bayi naga yang berubah menjadi bola daging ini tampaknya belum beradaptasi dengan bentuk barunya. Ia bangkit dari tanah, menggeliatkan tubuh bulatnya, lalu berjalan terhuyung-huyung menuju tuannya.
“Dengan bentuk seperti ini, semakin tidak mungkin untuk terbang,” Lu Li menghela napas, merasa tujuan perjalanan ini justru bertolak belakang.
“Jangan bicara seperti itu! Suatu hari bayi nagaku pasti bisa terbang. Aduh, berat sekali!” Xiao Ba Jiang membungkuk mengangkat bayi naga, namun tiba-tiba terjatuh di tengah langit.
Setelah terjatuh, bayi naga itu langsung terkuras ke bawah.
Lu Li tidak panik. Bagaimanapun juga, dengan segumpal daging sebanyak ini, terjatuh sekali pun takkan mati.
Rasa gembira menertawakan nasib orang lain baru saja muncul, tiba-tiba ia terkejut melihat pemandangan di hadapannya: Bayi naga yang hampir terjatuh itu ternyata mengepakkan sayap kecilnya yang tidak sebanding dengan tubuhnya, lalu terbang!
Meski terlihat memukau, tapi dia justru terbang dengan sangat stabil, jauh lebih stabil dibandingkan tuannya.
"Bisa terbang, ha, bisa terbang!" Xiao Ba Jiang berseru dengan bersemangat.
"Jangan girang dulu, bisa terbang pun takkan sanggup mengangkut orang." Lu Li mengguyurkan air dingin.
"Aku sendiri juga bisa terbang, tak perlu diangkut." Sambil berkata, Xiao Ba Jiang telah berubah menjadi kupu-kupu. Awalnya hendak menari-nari mengelilingi Naga Peri, nyaris terjatuh ke mulut sang naga dan menjadi "tuan" pertama dalam sejarah game 'Fajar' yang dimakan hewan peliharaannya sendiri...
"Kalau memang efektif dan perjalanan ini tak berbahaya, Kamu bisa datang sendiri ke sini kapanpun ada waktu." Ujar Lu Li.
"Itu..." Xiao Ba Jiang mengingatkan dengan malu-malu: "Arahku... kurang bagus."
"Oh iya." Lu Li menghela nafas: "Bukan sekadar arahmu buruk, tapi Kamu benar-benar tak bisa mengingat jalan. Sudahlah, nanti kubawakan ke sini kalau ada waktu. Sekarang kembali ke kota, aku masih harus ikut pertandingan."
Pertandingan adalah hal terpenting, membantu cewek-cewek menyelesaikan tugas hanyalah penyegar kehidupan.
Pertarungan melawan Lan Yu pagi ini, Lan Yu konon adalah cabang Paviliun Hujan Ringan dengan pemodal di balik layar yaitu Elf Air.
Keabsahan klaim ini tak terverifikasi, Elf Air tak pernah mengakui secara terbuka, Paviliun Hujan Ringan juga tak pernah memanfaatkan kekuatan Lan Yu, Lan Yu sama sekali tak menunjukkan sikap mengemis, mereka merangsek dalam Piala Magis murni mengandalkan kekuatan sejati.
Empat kandidat guild terpanas di turnamen kali ini: Kota Wushuang, Surga Ketujuh, Legiun Angin Kencang, dan yang terakhir tentu saja Pedang Penghakiman.
Namun Pedang Penghakiman merusak diri sendiri dengan absennya Lu Li di banyak laga, membuat poin mereka langsung ketinggalan dua angka.
Kota Wushuang dan Legiun Angin Kencang belum pernah kalah, total poin mereka sejajar di peringkat pertama. Surga Ketujuh kalah sekali dari Kota Wushuang, berada di peringkat ketiga. Di bawahnya adalah tim-tim yang sudah kalah dua kali, termasuk Xuese Zhanqi, Pedang Penghakiman, Ordo Ksatria Suci Dewa Sihir, Blue Rain, dan Bangsawan Jiangnan.
Xuese Zhanqi dan Bangsawan Jiangnan hanya mengirimkan pasukan pemain baru, sehingga tidak bisa dianggap sebagai tim kuat.
Blue Rain menjadi Kuda Hitam Piala Magis edisi ini. Kapten mereka Wu Ai Feiyu, seorang atlet esports bertubuh gendut yang cukup populer di lingkungan atlet esports. Dua tahun lalu ia sempat menghilang dari pandangan kompetisi profesional karena sakit parah, kini kembali dengan penampilan epik "Sang Raja Kembali" di "Fajar".
Mereka juga pernah menghadapi tim kuat seperti Bangsawan Jiangnan yang dipimpin Tongyan Wuji, berisi bintang-bintang baru game yang direkrut dengan biaya besar oleh Bangsawan Jiangnan. Kekuatan komprehensif mereka tidak kalah dari tim kuat serikat besar. Namun karena ada celah dalam koordinasi, Kakak Feiyu berhasil mengenali dengan presisi, memanfaatkan kesempatan itu untuk menghancurkan mereka sepenuhnya.
Bahkan dalam pertarungan yang kalah dari Legiun Angin Kencang, performa Lan Yu tetap sangat baik. Rasio akhir personil 1:2, bertahan sampai waktu pertandingan habis dan dinyatakan kalah oleh sistem.
Tentu saja, ketika berhadapan dengan Pedang Penghakiman, para penonton masih merasa deg-degan untuk mereka.
"Houzi kendalikan Shaman mereka, Kenangan aktifkan Haus Darah, kita bertiga serang terpusat Mage mereka." Setelah melakukan pengamatan, Lu Li memberikan strategi tersebut.
Ini adalah peta aula bundar dengan empat pilar besar, meski sebenarnya ruangnya tidak terlalu luas, semua tim bisa saling melihat.
"Kenapa tidak serang healer?" tanya Fat Monkey.
"Pastor wanita bernama Xian Naier itu - pernahkah kalian dengar dia terbunuh di arena?" balas Lu Li dengan pertanyaan balik.
Fat Monkey membeku sejenak, lalu menggeleng: "Aku mana tahu? Aku tidak nonton pertandingan mereka. Apa Xian Naier ini benar-benar abadi? Ada orang seperti itu?"
"Sering nonton pertandingan orang lain ada manfaatnya." Lu Li menjelaskan sambil menunggu puluhan detik persiapan: "Xiannai'er ini bukan tidak bisa dibunuh, tapi sangat sulit. Dia mengorbankan intelejensia tertinggi untuk healing, fokus ke konstitusi fisik, peralatannya prioritas menambah HP, ditambah mungkin ada efek pengurangan damage dan skill..."
"Ini bonus untuk healer kecil?" Fat Monkey menyeringai sambil bersiul ke arah lawan.
"Intinya nanti jangan salah sasaran. Jika bisa kumpulkan satu gelombang habisi mage mereka, pertarungan ini kita taklukkan." Lu Li tak pernah meremehkan lawan, meski Peringkat Guild Blueyu cuma di luar 30 besar.
Tim Blueyu jelas sedang menyusun strategi melawan Pedang Penghakiman. Mereka pusing karena Lu Li menggantikan Mu Qiu lebih awal.
Kehadiran Lu Li selalu memberi tekanan bagi siapapun.
"Serang siapa dulu?" tanya seseorang.
"Wu'ai Feiyu" ragu sejenak, kemudian menggertakkan gigi: "Bunuh Fat Monkey dulu, Mage harus di-sheep Hujan Maret."
Lu Li terlalu sulit dibunuh. Jika menunggu sampai dia mati, pihak kita diperkirakan akan kehilangan setidaknya 2-3 orang. Mana ada untungnya? Sekarang kita hanya bisa berdoa agar Lu Li dkk menyerang Pastor kita terlebih dahulu.
Hitungan mundur dimulai, kedua tim bersama-sama menerobos masuk ke aula.
"Hujan Maret, ambil posisi di belakang pilar!" Begitu melihat formasi Mage lawan, Lu Li langsung memahami strategi mereka. Tanpa jeda dia memerintahkan Fat Monkey: "Houzi, ini giliranmu. Maju dan bersama-sama kita berpura-pura akan membunuh Pastor..."
"Siap!" Fat Monkey terkekeh, memasang perisai sebelum menerjang ke depan.
Menyaksikan Fat Monkey yang garang menuju Pastor, Wu'ai Feiyu dan kawan-kawan justru lega bukannya panik.
Karena March Rain berlindung di balik pilar, penyihir Blue Rain tidak bisa melakukan apa-apa dan akhirnya menggunakan skill domba pada Moonlight. Meski Fat Monkey selalu maju paling depan, tak ada yang mengabaikan ancaman mematikan Moonlight ini.
Kerjasama klasik Fat Monkey dan Moonlight adalah kombinasi Cincin Es dengan Whirlwind.
