"Stormwind... lah." Lu Li tak segera menyadari pertanyaan tiba-tiba ini, terpaksa mengarang jawaban.
"Stormwind? Hmph! Omong kosong!" Suara celaan dingin bergema dari belakang. Ketika Lu Li menoleh, dia melihat seorang wanita manusia berbaju zirah lengkap berdiri di belakangnya.
“Halo, saya tidak mengerti maksud Anda.” Lu Li tidak panik.
“Stormwind telah menarik pasukan mereka yang berjaga di sini. Sekarang kita hanya bisa mengandalkan diri sendiri.” Wanita itu berkata dengan marah: “Mengapa mereka bisa mengeluarkan penawaran hadiah untuk Momoram?”
Orgnar Goldmine memperkenalkan wanita ini kepada Lu Li: “Ini adalah Althea Ebonlocke, Komandan Night Watchers, seorang wanita pemberani dan cantik.”
“Prajurit terhormat, saya menyampaikan penghormatan tertinggi kepada Anda.” Postur Lu Li tidak terlihat sembrono meski profesinya, ia berkata dengan tulus: “Tugas saya memang berasal dari Stormwind. Konon seorang putra pedagang dibunuh di Hutan Twilight, pedagang yang kehilangan satu-satunya anak kesayangan itu mengeluarkan perintah penawaran hadiah.”
Tingkat tertinggi berbohong dengan mata terbuka adalah ketika membohongi diri sendiri. Pada detik ini, Lu Li sepenuhnya percaya ucapannya adalah kebenaran.
Mungkin memang ada seseorang yang, karena kehilangan orang tercinta, melalui suatu cara mengeluarkan perintah pembunuhan ke Assassin Alliance untuk menawarkan hadiah atas kepala Momoram.
Tidak ada hal yang lebih menyedihkan di dunia ini daripada kehilangan keluarga, tidak peduli itu orang baik maupun jahat.
Althea memang cantik, tapi aura yang dipancarkannya lebih condong ke kesan dingin dan tajam, terutama sepasang matanya yang gelap itu yang seakan bisa melihat langsung ke hati manusia. Untungnya dia tidak melanjutkan keraguan pada perkataan Lu Li, dia mengangguk: "Baik, aku percaya padamu."
"Bisakah kamu memberitahuku lokasi Momoram sekarang?" tanya Lu Li penuh harapan.
Wanita di hadapannya ini jelas yang paling mengenal medan di Kota Malam. Jika dia saja tidak tahu, Lu Li hanya bisa berharap keajaiban muncul dan membuatnya langsung bertemu Momoram saat keluar.
"Kamu sama sekali tidak mengerti makhluk seperti apa yang akan kamu hadapi." Althea ragu sejenak, lalu menggeleng: "Remaja, lebih baik kembalilah ke wilayah elf-mu. Ini bukan medan pertempuranmu."
"Maafkan kelancanganku." Lu Li berkata dengan tegas: "Aku harus membunuh Mormomlam, apapun harga yang harus dibayar."
Ini adalah tugas dari Assassin Alliance, tugas kubu kecil tidak bisa dianggap remeh. Lu Li sangat serius menanganinya, sama sekali tidak mempertimbangkan konsekuensi jika gagal.
"Hanya kamu sendiri?" Althea tidak sependapat dengan keteguhan Lu Li.
"Ya. Bagaimanapun juga, ini akan berakhir dengan kematiannya." Lu Li berpikir paling-paling itu cuma BOSS, dia bisa menyuruh orang menguras HP-nya 99% lalu masuk ke pertempuran untuk mengambil keuntungan.
Tentu saja, ucapan tidak bermoral seperti ini tidak akan diketahui orang luar.
Keteguhan hati dan kelicikan si kecil, kontradiktif namun harmonis termanifestasi dalam diri Lu Li.
"Berakhir dengan kematian? Baiklah, ikuti aku." Mungkin perkataan Lu Li tadi telah menyentuh Althea, dia berbalik dan berjalan keluar, memanggil Lu Li untuk mengikuti.
Lu Li memberi hormat kepada kurcaci tua di penginapan itu, lalu segera menyusul.
Di alun-alun luar Desa Malam, sekelompok NPC hitam legam sedang bepergian, menunggu kedatangan komandan.
"Persoalan sebenarnya tidak sesederhana yang dikatakan Aurina, tapi sebelumnya aku perlu menguji kelayakanmu untuk terlibat." Altaya menegakkan punggungnya: "Pergi ke Taman Sunyi di selatan Desa Malam, bunuh 8 prajurit kerangka dan 6 penyihir kerangka. Waktumu lima belas menit."
Lu Li mengangguk, tanpa bicara langsung berlari ke arah luar Desa Malam.
Lokasi Taman Sunyi memang dia ketahui, terletak di bagian selatan Desa Malam yang menjadi garis depan serbuan mayat hidup. Bahkan dalam wujud macan tutul dengan kecepatan penuh, Lu Li butuh dua menit untuk sampai. Dengan memperhitungkan waktu pulang-pergi, tersisa sepuluh menit untuk membunuh monster.
Di kegelapan malam, mayat hidup level tiga puluh lima ini sulit dibunuh, kecuali jika Lu Li adalah Ksatria Suci.
Kerusakan suci Ksatria Suci adalah musuh bebuyutan mayat hidup liar ini, tidak hanya memberikan bonus kerusakan, tetapi juga probabilitas lebih tinggi untuk menghasilkan CRIT. Jadi wilayah Kota Malam sebenarnya sangat cocok untuk aktivitas Ksatria Suci.
Dua menit kemudian, Lu Li menemukan mayat hidup pertama, seorang prajurit kerangka yang membawa pedang besar.
Dia memiliki beberapa skill sederhana seperti maju ke medan tempur, tebasan miring, dan skill status yang meningkatkan status serangannya sendiri. Dengan satu set skill Lu Li ditambah dua tebasan tambahan, musuh ini berhasil diselesaikan dengan rapi.
Gelang Penghancur Mayat Hidup yang dikenakan di pergelangan tangan Lu Li adalah perak langka, meningkatkan kerusakan terhadap mayat hidup sebesar 18%, memberikan keunggulan alami.
Pencuri lebih mudah melawan penyihir kerangka yang defensif lemah - bahkan tanpa menggunakan satu set skill pun, satu musuh bisa dijatuhkan.
Dengan cepat, 8 prajurit kerangka dan 6 penyihir kerangka yang dibutuhkan sudah terkumpul. Lu Li tidak lama-lawan, bahkan mengabaikan belasan keping tembaga di tanah dan langsung berlari secepatnya kembali. Semakin cepat kembali, semakin menunjukkan dirinya layak, bukan?
Saat dia kembali, para penjaga Malam di Kota Malam sedang berlutut satu kaki di tanah, dengan sebuah panji besar berdiri di tengah.
Mereka berseru: "Malam yang panjang akan tiba. Mulai malam ini aku akan berjaga, berakhir dengan kematianku. Aku takkan menikah, takkan menguasai wilayah, takkan punya keturunan. Takkan memakai mahkota, takkan merebut kejayaan. Akan kujalankan tugasku, hidup dan mati di sini. Aku adalah pedang tajam dalam kegelapan, penjaga Kota Malam, nyala api penahan dingin, cahaya fajar, terompet pembangun tidur, perisai kerajaan. Kuserahkan nyawa dan kejayaan untuk Night Watchers. Malam ini, dan semua malam yang akan datang."
Angin dingin menggelitik tulang punggungnya membuat gemetar. Lu Li membuka mulut, tapi malu ikut berteriak.
Merasakan ini adalah polusi duniawi terhadap kemurnian, orang-orang inilah prajurit sejati.
"Sepertinya kau lebih kuat dari yang kuperkirakan." Althea menyela perenungan Lu Li: "Jika kau tidak takut mati, malam ini kau akan ikut dalam kegiatan perburuan."
Setelah terkontaminasi oleh penyebaran wabah, Yese Zhen selamanya terperangkap dalam malam hari.
"Tenang saja, aku rela menyumbangkan tenaga kecilku, bahkan mengorbankan nyawaku sekalipun." Lu Li menjawab dengan tegas.
Dengan bantuan NPC, itu sungguh keuntungan besar. Tugas tunggal sebenarnya tidak melarang partisipasi NPC, namun nyaris tidak ada NPC yang mau membantu pemain. Alur cerita adegan khusus membutuhkan pemicu spesifik.
Bisa dibilang Lu Li sangat beruntung bertemu Althea.
Althea menunjuk ke padang liar kosong di luar kota: "Intelijenku melaporkan Mor'ladim berkeliaran di Hutan Musim Senja melalui jalan kecil melengkung dan aneh yang melewati pemakaman. Kami pernah mengubur mayatnya di belakang pondok di atas bukit itu, mungkin dia masih menyimpan sedikit kesadaran."
"Musuh yang masih berkesadaran justru lebih menakutkan." desah Lu Li.
"Kau benar, tapi tidak sepenuhnya." Althea melambaikan tangan, seorang Night Watcher berlari mendekat. Kerudung menutupi kepalanya, tapi dari postur tubuh masih terlihat bahwa ini adalah perempuan.
"Ini adalah..." Lu Li tampak bingung.
"Morgan mengira seluruh keluarganya telah mati. Tapi sebenarnya putrinya, Sara Ladimore, masih hidup. Kini dia juga anggota Night Watchers. Dia terus tertekan karena... hal-hal yang terjadi setelah kematian ayahnya." Suara Althea terdengar samar di akhir kalimat, seolah enggan menjelaskan lebih detail.
“Ayahku membunuh orang-orang polos, mereka semua adalah orang baik, salah satunya bahkan pernah menyelamatkanku, seorang dermawan bagiku...” Sara Radimer berkata dengan kesakitan.
Inilah yang disebut takdir yang tak terduga.
Seberapa besar pengaruh putri yang tak pernah mati ini terhadap Ksatria Suci yang telah merosot?
