Tombak Es normal seharusnya tidak bisa memperlambat. Kalau tidak, penyihir biasa akan jadi dewa sihir.
Tombak Es Mo Wangfeng bisa memperlambat karena tongkat sihirnya - Tongkat Ilusi, senjata Emas Gelap yang diupgrade dari level Emas. Perlengkapan langka tingkat SSS.
Tongkat Ilusi berasal dari Perpustakaan Berdarah di kesulitan mimpi buruk, dengan drop rate yang sangat rendah hingga bisa diabaikan. Saat first kill di perpustakaan, Lu Li bahkan tidak memikirkan equipment ini.
Mo Wangfeng baru berhasil mengupgrade tongkatnya kemarin. Efek tambahan yang didapat adalah Tombak Es Perlambatan selama 60 detik. Meski damage-nya kecil, kecepatan tembakannya yang biubiu ini bisa menghabisi nyawa lawan dalam 60 detik.
Tentu saja, premis ini adalah bahwa orang yang ditembak tidak akan kabur.
Dia baru menggunakannya sekarang karena yakin Lu Li sudah tidak memiliki kemampuan untuk kabur, dan bahkan jika kabur, dia punya kendali untuk mengejar. Saat ini, Lu Li di matanya hanyalah seorang atlet esports yang performanya buruk.
Tertembak Tombak Es, kecepatan yang berkurang setidaknya 30%. Lu Li bergerak dengan susah payah beberapa langkah...
Rupanya inilah senjata pamungkas Mo Wangfeng. Lu Li mengamati wajah Mo Wangfeng yang berbangga diri, setelah ragu sejenak—dia mengaktifkan efek tambahan kedua pada sepatunya.
Sepatu Palsu White digunakan, melonjak delapan yard ke depan atau belakang, Waktu Tunggu 120 detik.
Seluruh tubuh Lu Li seperti dipasangi pegas, "whoosh" melonjak tepat di depan Mo Wangfeng. Mo Wangfeng gemetar ketakutan, hampir menjatuhkan tongkat sihirnya.
Pukulan Pahat!
Setelah memukul pingsan Mo Wangfeng, Lu Li menyeringai ke arahnya lalu berputar ke belakangnya.
Yang Mulia Dewa Sihir yang masih agak bingung terus mengayunkan tongkat sihir secara kebiasaan, namun tangannya sama sekali tidak mau menurut.
Serangan Bayangan + penyamaran, langsung menggunakan Pra-Meditasi + penyergapan setelah mendapatkan efek penyamaran. Begitulah gaya pencuri saat memiliki inisiatif serangan, apalagi sang penyihir di hadapannya juga sudah kehabisan skill kabur.
Lu Li tidak percaya dia masih punya!
Mo Wangfeng merasa sedang bermain permainan kucing dan tikus, di mana dia menguras skill kabur Lu Li. Tapi Lu Li sebenarnya juga sedang menguras miliknya.
Hanya saja Lu Li selalu berpura-pura tidak fokus, tujuannya agar Mo Wangfeng berani meninggalkan pasukan untuk bertarung solo dengannya. Setelah solo, dia sengaja memberikan dua kali kesempatan kontrol pada Mo Wangfeng.
Demikianlah dua orang ini saling menukar skill kendali dan skill pembatalan kendali.
Penonton di bawah panggung terhipnotis, mereka akhirnya menyaksikan esensi saling menipu skill dan menukar skill antara pencuri vs penyihir dalam PK. Sayangnya Lu Li kurang jujur.
Sekarang tidak ada yang masih mengira status Lu Li buruk.
Mo Wangfeng yang dikendalikannya ragu sejenak, akhirnya tidak berani memanggil orang untuk membantu, di sana juga sedang terjadi pertempuran sengit.
Baru sekarang dia menyadari, Lu Li memanggil orang bukan untuk menyelamatkan diri sendiri, melainkan untuk menghentikan rekan satu timnya menyelamatkannya. Sekarang dia hanya bisa berdoa satu set skill Lu Li tidak cukup untuk membunuhnya.
Polusi Mendalam, efek tambahan pada Fragmen Penyakit, digunakan Lu Li tepat saat Mo Wangfeng lepas dari efek pukulan pingsan.
Polusi Mendalam, penggunaan: mengurangi 25% Armor dan 25% Kecepatan Gerak target selama enam detik, Waktu Tunggu 360 detik.
Enam detik Perlambatan dan penetrasi zirah membuat Mo Wangfeng geram. Saat gilirannya diperlambat, barulah dia tahu betapa menyiksanya efek ini. Serangan Lu Li juga sering menyebabkan efek diam-diam dan interupsi.
Untuk mempertahankan serangan terus-menerus, Lu Li akhirnya mengaktifkan tudung jubahnya.
Setidaknya dalam waktu dekat, skill ini membuatnya kebal efek sihir, secara alami juga kebal terhadap efek kontrol.
Seorang mage yang dikeroyok pencuri jarak dekat, Mo Wangfeng hanya bisa berusaha maksimal melakukan blokir dan pergerakan. HP-nya jauh lebih banyak dibanding Lu Li, memberikannya secercah "Fajar Harapan": asal bisa bertahan sampai cooldown kilatan cahaya-nya selesai.
Lu Li tak peduli apakah bisa membunuh Mo Wangfeng atau tidak, fokusnya hanya memberikan damage sebanyak mungkin.
Hanya ketika Mo Wangfeng mencoba menggunakan skill domba, barulah ia memberikan skill serangan tendangan ke lawannya.
"Aku ingin lihat siapa yang lebih dulu mati." Mo Wangfeng bersama baby air-nya terus menggempur Lu Li, mengikis sisa HP yang sudah tinggal sedikit.
Setelah pertempuran panjang, HP keduanya sama-sama sudah di ambang batas.
"Aku bisa menyembuhkan, kamu bisa?" Lu Li menyeringai. Kalung pemberian Pamela di lehernya memancarkan efek tambahan penyembuhan, memulihkan 20% HP-nya seketika.
Rasio pemulihan seperti itu hanya mungkin ada di peralatan Emas Gelap.
"Kamu sialan, curang!" Mo Wangfeng bergumam dalam hati, lalu memutar badan dan melakukan kilatan cahaya untuk menjauh dari lawan.
Skill kilatan cahayanya telah selesai pendinginannya. Kabur sebenarnya cukup mudah. Dia berencana menjaga jarak dari Lu Li sambil berputar-putar mengelilingi Baby Air-nya.
Biarkan Baby Air secara perlahan menguras HP Lu Li. Tunggu sampai skill kendali-nya selesai pendinginan...
Tiba-tiba Mo Wangfeng merasa ada yang aneh. Dia melirik ke arah Lu Li yang sedang mundur ke arah berlawanan.
Jangan-jangan anggota ini mau cari tempat memulihkan HP dulu, lalu mulai lagi dari awal. Jika begitu, semua usaha selama ini akan sia-sia!
"Lho, kok HP-ku masih terkuras?"
Mo Wangfeng kaget dan marah saat menyadari HP-nya melonjak turun 100 point—HP-nya memang sudah tinggal sedikit.
Lu Li tersenyum sinis ke arahnya, lalu mempercepat langkah keluar dari jarak serangan Baby Air.
Hadiah dari Keponakan Arugal, penggunaan: Mengutuk target, menyebabkan target kehilangan 100 HP setiap 5 detik, berlangsung selama 300 detik, Waktu Tunggu 30 menit. Ini adalah efek tambahan di celananya yang berasal dari peralatan legendaris yang dihasilkan oleh Anak-anak Arugal.
Kutukan selama 300 detik penuh, Mo Wangfeng menoleh melihat rekan satu tim mereka.
Jarak terlalu jauh, dan Lu Li juga diperkirakan tidak akan membiarkannya mencari bantuan. Dia mengingat skill dan efek tambahan yang masih bisa digunakan, dengan sedih menyadari hanya duduk makan Roti yang bisa menyelamatkan nyawanya.
Tapi akankah Lu Li memberinya kesempatan untuk makan Roti?
Tidak, mustahil terjadi secara mutlak. Mo Wangfeng menggerutu melihat Lu Li mengeluarkan busur silang Emas Gelap-nya yang konon memiliki daya hancur sangat tinggi.
Pencuri dan pejuang sulit menunjukkan kemampuan dengan busur silang, tapi Lu Li sepertinya juga tidak perlu menunjukkan kemampuan apapun. Cukup sesekali menembakkan panah agar Mo Wangfeng tidak bisa lepas dari pertempuran untuk duduk makan Roti.
"Dia benar-benar bertekad untuk menyeret Mo Wangfeng sampai mati."
Tanpa ragu, Mo Wangfeng mengerahkan tekad baja dengan memasang perisai pada dirinya sendiri, lalu berlari mati-matian ke arah timnya.
Lu Li membuntuti dari belakang sambil terus menembakkan busur silang Emas Gelap-nya, menggerogoti HP Mo Wangfeng tak henti-henti - bahkan efek Robekan pada senjata itu terus terpicu.
Pertempuran di ujung jembatan semakin memanas. Meski empat atlet esports dari Ordo Ksatria Suci Dewa Sihir kalah secara keseluruhan dibanding anggota Moonlight, formasi bertahan yang mereka susun di posisi strategis berhasil menahan serangan dengan cukup baik.
Kedua kubu sama-sama memiliki penyembuh dan kelas tank yang tangguh, membuat pertarungan ini cenderung imbang.
"Sudah terlambat! Tinggal 70 yard lagi - lebih baik tetap di sini dan bertarung denganku!" canda Lu Li sambil terus mengejar.
“Kamu benar-benar menyebalkan.” Mo Wangfeng mengatupkan bibirnya rapat-rapat, sambil menghindar dari tembakan Lu Li ia berlari ke arah regu penyembuh timnya. Ia tak berani memanggil penyembuh untuk datang membantu, khawatir formasi pertahanan mereka akan anjlok.
“Hehe, tadi begitu sombong, sekarang giliranku untuk pamer sedikit.” Kata-kata provokatif Lu Li ini sengaja digunakan sebagai strategi psikologis untuk memancing kemarahan lawan.
“Dari awal kau sudah mengkalkulasiku.” Mo Wangfeng mendengus keras.
“Oh, maksudmu dua lingkaran hitam ini? Aku melukiskannya cukup bagus kan?” Lu Li hampir tertawa terbahak-bahak.
Anggota Ordo Ksatria Suci Dewa Sihir telah menyadari situasi mereka. Sang bos sedang dikejar-kejar si raja iblis Lu Li, padahal tadi jelas-jelas bos mereka yang unggul.
Dengan kehadiran Lu Li yang seperti permen karet yang lengket di belakangnya, ditambah celotehannya yang tak henti, akhirnya Mo Wangfeng gagal kembali ke pasukan besar mereka.
Setelah satu orang tewas, Lu Li dan rekan satu tim menjepit ujung jembatan. Meski dia sendiri tidak bertahan sampai akhir, setidaknya berhasil memberikan keunggulan besar bagi tim. Moonlight menghancurkan lawan dalam satu gelombang serangan, memenangkan pertandingan ini.
Kota Wushuang, Legiun Angin Kencang, Surga Ketujuh, dan Pedang Penghakiman lolos ke babak empat besar.
