Ada jeda satu hari di antara babak semifinal. Lu Li menyadari betapa berharganya status transformasi magis. Saat log out, dia memaksa diri untuk beristirahat cukup. Sebenarnya yang membuatnya bisa tidur tenang adalah dokter.
Kepala bagian Rumah Sakit yang sedang menopause datang mendesak kakak-beradik Keluarga Lu untuk segera pergi dari ruang perawatan isolasi.
Menurut kepala bagian yang berkata kasar tapi berhati lembut ini, "Adikmu sudah pulih dengan baik, masih betah menganggur di ruang isolasi? Cepat pindah ke ruang perawatan biasa saja!"
Lu Li dengan tegas menolak tawaran baik mereka, bersikeras hanya akan bersedia meninggalkan tempat itu setelah adiknya bisa turun dari tempat tidur dan berlarian.
Sebenarnya direktur Rumah Sakit itu juga mempertimbangkan Lu Li, biaya rawat inap puluhan ribu yuan per hari bukanlah hal yang bisa ditanggung orang biasa, apalagi kakak adik Lu ini konon tidak berasal dari keluarga kaya.
Setelah jeda satu hari, tepatnya di hari kedua setelah pertandingan dengan Ordo Ksatria Suci Dewa Sihir, tugas Elf Air akhirnya selesai juga.
Ketika menerima kabar itu, Lu Li sedang leveling. Untuk mendukungnya, Pedang Penghakiman mengerahkan delapan penyihir dengan damage terhebat. Mereka dibagi menjadi dua regu dan terus-menerus memberikan experience ke Lu Li tanpa henti.
Bukan berarti Lu Li mengelak kerja, hampir semua atlet esports mendapat seperti ini.
Selain itu Lu Li juga tidak diam saja. Ia harus melatih Tingkat Penyelesaian Skill-nya sekaligus mempelajari ciri khas profesi lain. Di serikat selalu ada beberapa maniak PK yang skill-nya mungkin kalah dari pemain bintang, tapi tetap lebih baik dari pemain biasa. Mereka akan datang untuk berlatih bersama Lu Li.
Artinya, untuk satu orang ini saja setidaknya ada belasan orang yang sibuk melayaninya.
Mungkin ada yang merasa orang terpilih tersinggung, tapi fakta justru sebaliknya. Belasan slot ini diperebutkan gila-gilaan oleh pemain serikat, bahkan harus antrean berhari-hari.
Pertama, delapan penyihir yang bertanggung jawab membawa Lu Li naik level. Saat membimbing Lu Li, mereka sendiri tetap mendapat EXP. Selain itu, semua ramuan leveling dan biaya perbaikan peralatan bisa direimburse ke serikat, setara bermain game tanpa pengeluaran sama sekali.
Sedangkan para penggemar PK, meski tidak masuk grup untuk EXP, mereka mendapat pengajaran langsung yang sangat berharga.
Berlatih bersama pemain bintang esports? Perlakuan seperti ini mimpi pun tak berani diharapkan orang biasa.
Lu Li mungkin tidak menguasai semua profesi, tapi dia punya wawasan unik yang bisa membuka mata untuk setiap kelas. Terkadang satu kalimat yang tak sengaja terucap darinya, bisa membuat dia dan partner latihan mengalami kemajuan pesat.
"Terima kasih banyak ya!" Elf Air terlihat sangat bersemangat, terus-menerus mengucapkan kata syukur.
“Sepertinya tugasmu sudah selesai.” Jika ada hal yang layak membuat Si Kaya ini berterima kasih, pastilah itu terkait misi Assassin Alliance.
“Benar, berkat Lencana Garis Darah yang kamu sebutkan itu.” Elf Air menggerutu: "Jaina memang cantik, tapi terlalu dingin. Kalau bukan karena surat rekomendasi Medivh, aku pasti tidak bisa bicara dengannya. Pasti dia iri karena aku lebih cantik..."
Lu Li berkeringat dingin. Mengapa topiknya selalu tentang ini? Saat dua makhluk betina bertemu, apakah hal pertama yang diukur adalah siapa yang lebih cantik?
“Theramore sama sekali tidak memperbolehkan orang asing masuk. Harus mulai dari tugas penjaga...” Elf Air masih mengeluh.
Siapa sangka figur level dewi seperti Elf Air bisa mengolok habis-habisan. Dari kondisi Dustwallow Marsh yang buruk hingga kesombongan pasukan Theramore, bahkan keangkuhan Jaina...
“Ini hal yang normal, ini kan game. Kalau reputasi tidak mencapai tingkat tertentu, NPC umumnya tidak akan menghiraukan kita.” Lu Li mencoba menenangkan dengan suara lemah.
“Kamu malah membela mereka?” Elf Air membentak marah.
Apa anggota ini tahu cara berkoordinasi saat bicara dengan gadis? Pantas lajang seumur hidup.
“Ehem, lalu bagaimana kamu menyelesaikannya?” Lu Li dengan putus asa mengalihkan topik, sambil berbicara dia juga terus memblokir serangan ganas seorang pencuri dari serikat.
Sejak kemarin mengalami Jubu Tanhan, Lu Li mulai serius memperhatikan skill pasif Blokir ini.
Skill ini tidak bisa diupgrade dengan skill point, bahkan tidak ada konsep upgrade. Tapi jika ingin aktif di Mode Bebas, satu-satunya cara adalah banyak berlatih, bahkan harus memiliki kesadaran untuk memblokir.
Begitu tingkat kemampuan blokir meningkat, pencuri baru memiliki dasar untuk tak terkalahkan dalam pertempuran jarak dekat.
Pertempuran jarak dekat, terutama mengacu pada pertarungan internal antar pencuri, juga mencakup profesi lain seperti prajurit dan ksatria. Jika blokir berhasil, kerusakan yang diterima akan berkurang drastis, bahkan ada probabilitas efek skill kontrol lawan berkurang.
"Berkat Lencana Garis Darahmu, aku pergi ke wilayah 'itu' yang kau sebutkan dan bertemu seorang orang tua..." Elf Air baru mulai berterima kasih pada Lu Li.
Orang tua…
Lu Li merenung dalam hati: Medivh memang seorang orang tua—jika kita mengabaikan MP seluas samudra miliknya.
"Maaf." Elf Air tiba-tiba teringat sesuatu, suaranya langsung melemah.
"Ada apa? Kau melakukan hal buruk apa terhadapku?" Lu Li langsung waspada. Dia tak pernah berniat mengeruk uang dari urusan Si Kaya ini, tapi jangan sampai malah terjerat.
"Lencana itu disita Medivh. Di masa depan akan kuganti dengan yang lebih baik." Elf Air menepuk dada untuk memastikan.
“Hah…” Bilang tidak sakit hati itu pasti bohong. Lencana itu bukan sekadar lencana biasa, itu adalah tanda buka gudang untuk menemui Medivh. Tak disangka orang tua itu begitu kikir, hanya dengan sepucuk surat pengantar langsung menyelesaikan urusan dengan kita.
《Buku Enchant Aegwynn》itu adalah peninggalan ibunya.
“Medivh itu orang apa sih, kenapa Jaina sangat menghargai suratnya? Dia sendiri yang menjemputku masuk. Saat kukatakan ingin menaklukkan Raja Buaya, dia langsung mengirimkan satu pasukan kuda untuk membantu…” Elf Air tidak terlalu paham seberapa besar kerugian Lu Li, masih asyik menikmati sensasi membuat Jaina menyerah. Wanita ya…
“Medivh adalah Sang Nabi Agung. Kamu bisa membayangkannya setara dengan Tyrande dan Malfurion. Dia punya jasa membimbing Jaina.” Kejadian sudah terjadi, Lu Li hanya bisa berusaha tenang.
Tentu saja, dalam hatinya agak kesal.
"Kerugian ini cepat atau lambat akan kukembalikan dari Si Kaya itu," pikir Lu Li sambil melirik ke arah water elf. "Dan Medivh, hanya dengan bantuan kecil ingin melunasi semua? Orang tua berusia ratusan tahun (dewa?) ini benar-benar naif. Menghancurkannya takkan sulit. Nanti kita lihat."
"Ternyata orang tua itu sekuat itu." Water Elf berkata dengan gemetar.
"Apa yang dapat setelah membunuh Reptile Skull?" tanya Lu Li penasaran. "Buat monster buaya yang semula BOSS level 45, meski kekuatannya turun 10 level, seharusnya loot-nya tidak terlalu memalukan."
"Sayangnya tidak dapat experience dari last hit." Water Elf menghela nafas.
"Aku tanya barang apa yang dapat!" Lu Li kesal dengan nada sombongnya. Baginya, experience itu tak ada artinya dibanding info tentang loot.
