Mungkin hujan membuat pikiran kacau, entah kapan mencuri skill book ini, Lu Li ternyata tak menyadarinya sama sekali, membuang-buang banyak waktu percuma.
Akhirnya bisa meninggalkan Lembah Duri yang pemandangannya indah tapi sama sekali tidak disukai Lu Li.
Setiap orang punya hal yang dibenci. Dua hal paling tidak disukai Lu Li: miskin dan hujan. Mungkin justru karena miskin, dia membenci hari hujan.
Dengan Kipas Pisau diperoleh, rencana Lu Li sudah selesai. Beberapa skema cadangan tersisa tak perlu dilanjutkan, toh keuntungannya tidak tinggi.
Selama dua hari berikutnya, Dia sibuk melakukan leveling. Strategi utamanya adalah memancing monster, lalu empat penyihir bersama-sama melemparkan badai salju secara berkelompok. Setika HP monster sudah hampir habis, Lu Li langsung menerjang ke kerumunan monster menggunakan kipas pisau.
Serangan kipas pisau terlalu lemah. Dalam satu gelombang 20 monster, bisa dapat 10 pukulan terakhir saja sudah bagus.
Sebenarnya efisiensi ini sudah sangat memuaskan bagi Lu Li. Tanpa kipas pisau, mati-matian pun hanya dapat 4-5 pukulan terakhir.
Para penyihir tidak akan mengalah untuk memberikannya pukulan terakhir.
Setelah proses grinding yang membosankan, Lu Li akhirnya naik ke level 37 dan perlahan mendekati angka 38. Levelnya sebenarnya sudah memenuhi syarat untuk Zul'Farrak, tapi level rekan timnya belum mencukupi.
Dia menyuruh Genhao San mengumpulkan perlengkapan menahan racun berkualitas legendaris di pasar. Sudah beberapa hari berlalu, hampir tidak ada perkembangan.
Entah bisa menahan racun, tetapi sifat-sifat lainnya kurang memuaskan, mempengaruhi damage dan pertahanan, atau efek anti racun yang biasa-biasa saja, sama seperti tidak ada, lebih baik pakai peralatan yang sudah dimiliki anggota tim.
Tanpa peralatan anti racun, level harus lebih tinggi.
Level tiga puluh lima adalah batas minimum, kalau tidak sama sekali tidak bisa bertahan menghadapi berbagai racun mematikan warisan troll purba.
Sebenarnya dungeon Zul'Farrak bukan tidak ada yang mencoba, harus dikatakan sekarang banyak orang bertarung sengit di dalamnya, bahkan beberapa pasukan berhasil mengalahkan BOSS pertama di kesulitan elite.
Konon hasilnya sangat melimpah, tim liar yang berhasil meraih Pembunuhan Pertama itu ternyata mendapatkan peralatan emas level 35.
Kesulitan elite mengeluarkan emas, ini hampir tidak terbayangkan oleh pemain biasa.
Dengan preseden seperti ini di depan mata, ribuan pemain terus berganti memasuki reruntuhan troll ini.
Bahkan serikat-serikat besar pun mulai tidak bisa diam, masing-masing mengerahkan pasukan pembukaan lahan baru mereka, secara resmi mengumumkan Zul'Farrak sebagai target strategis utama saat ini.
Hanya Pedang Penghakiman yang tetap tidak bergerak, semua anggota sibuk meningkatkan level.
Menurut pernyataan Lu Li kepada Genhao San, siapa pun yang belum mencapai level 35 jangan berpikir untuk masuk ke dungeon ini, kecuali memiliki satu set peralatan dengan resistansi racun yang memadai.
Di waktu senggang, Lu Li juga sering mengunjungi papan tugas tentara bayaran.
Mengingat bos pertama Zul'Farrak sudah dikalahkan, mungkin ada tim yang bisa mendapatkan material langka Mata Magis Kuno. Ia berharap bisa meningkatkan cincinnya ke Empat Cincin Agung sebelum eksplorasi dungeon dimulai.
Material untuk upgrade kali ini luar biasa langka. Jika dihitung, persiapan material yang dikumpulkan Lu Li mungkin bernilai hingga satu dua juta.
Meski satu dua juta saat ini bahkan tidak bisa membeli tempat berteduh di area orang kaya, bagi rakyat jelata maupun warga biasa, uang sebanyak ini sudah bisa mengubah hidup mereka secara total.
Papan tugas tentara bayaran adalah tempat paling ramai di dalam game.
Di kehidupan sebelumnya, Lu Li juga paling suka menyusup di sini, sama seperti para tentara bayaran yang berjongkok di sudut-sudut aula.
Kedua matanya memancarkan cahaya ilahi berkilauan, mengamati setiap orang yang masuk ke aula, mencari domba gemuk yang sesuai dengan prasyaratnya, lalu mempromosikan diri mati-matian demi mendapatkan bayaran sewa.
Game ini bagaikan masyarakat, karena berbagai alasan, selalu ada individu yang hidup di Lapisan Terbawah.
"Saudara, mau cari orang untuk bantu upgrade level kan? Regu kami berempat, tiga penyihir satu prajurit, bakal bantu kamu upgrade non-stop sambil minum ramuan, pasti cepat nyusul pasukan besar!" Seorang prajurit menyergap, menarik lengan Lu Li.
Para pelaku lainnya yang kalah cepat larinya hanya bisa mundur sambil menyesali diri.
Jarang terjadi situasi di mana orang langsung menghunus pedang hanya karena kalah berebut klien, karena ini adalah "area aman" - sebagian besar orang paham prinsip "keharmonisan mendatangkan rezeki". Para "majikan" umumnya adalah "Si Kaya" yang lebih menyukai transaksi damai.
"Maaf, aku tidak butuh jasa Pekerjaan Leveling." Lu Li menggelengkan kepala, menolak dengan sopan.
Melihat mereka sekarang, ia masih akan merasakan kehangatan - semua orang keluar mencari nafkah, sama-sama menjalani hidup yang tak mudah.
"Kalau... apakah ingin mencari tim untuk tugas?" Prajurit itu tampak sedikit kecewa. Regunya lebih fokus pada Pekerjaan Leveling - cukup gabung dalam tim lalu grinding level, "keamanan tanpa risiko" sekaligus tetap bisa naik level sendiri.
"Sistem tugas" Fajar terlalu rumit, menyelesaikannya saja sudah merupakan masalah besar.
Jika bertemu "majikan" yang tidak rasional, selain tidak mendapat "imbalan", mereka juga akan memberi ulasan buruk di "Asosiasi tentara bayaran".
Pemain bisa melihat riwayat penyewaan sebelumnya di sini. Kecuali kamu menawarkan harga lebih rendah, jarang ada yang mau menyewa tentara bayaran dengan reputasi buruk. Soal menurunkan harga, kumohon—pekerjaan leveling sudah sulit, kalau terlalu murah bahkan biaya obat pun tidak bisa kembali.
"Bukan, beberapa waktu lalu aku memasang tugas, ingin lihat apakah ada yang mengambil." Lu Li menunjuk ke dalam.
Prajurit itu menghela napas dan minggir, melanjutkan pencarian target berikutnya. Orang yang rela menghabiskan dua puluh koin emas untuk mempublikasikan tugas di layar aula penyewaan, pemain biasa seperti mereka tidak sanggup melayaninya.
Lu Li masuk ke aula, memandang layar penyewaan di depannya.
Layar itu dipenuhi informasi berjejal. Lu Li menunggu lebih dari satu menit sebelum melihat informasinya muncul. Awalnya tidak berharap banyak, tapi ia terkejut menemukan simbol sayap kecil keemasan di belakang informasi tugas.
Itu pertanda ada yang meninggalkan Pesan.
Apakah benar-benar ada yang memiliki Mata Magis Kuno semacam itu?!
Tidak semua orang bisa meninggalkan pesan. Kamu harus memiliki barang yang dibutuhkan majikan, atau informasi berguna. Setelah diperiksa oleh petugas Asosiasi Tentara Bayaran, baru boleh meninggalkan pesan dan menunggu kontak dari majikan.
Berdasarkan tingkat kebenaran informasi, dibagi menjadi tiga warna: merah menyala, kelabu, dan keemasan.
Merah berarti kredibilitas rendah, kelabu berarti memiliki kredibilitas tertentu tapi belum terkonfirmasi, sedangkan keemasan menunjukkan bahwa orang yang menyerahkan tugas memegang barang yang dibutuhkan majikan.
Lu Li menemukan mesin pencari mandiri. Setelah verifikasi identitas, dia langsung melihat pesan tersebut.
"Yu Beige Xiao Jiu Tian", nama yang sangat aneh. Lu Li mengernyit sebentar, lalu langsung membuka chat pribadi. Yang penting dia memegang barang yang kubicarakan, nama aneh atau bukan urusan belakangan.
Sistem: Maaf, pengguna ini menolak pesan dari orang asing.
Glek! Lu Li langsung terdiam. Sudah lama dia tidak mengalami penolakan pesan. Perasaan asing ini membuatnya penasaran: Orang macam apa ini? Mainnya cukup profesional.
