Perjuangan Sekarat!
Lu Li menyindir diri sambil tersenyum pahit. Dia sadar mungkin salah arah.
Pepohonan di sini terlihat lebih kuno dan kekar dibanding area lain. Permukaan tanah tertutup dedaunan busuk berlapis-lapis yang mengganggu kecepatannya.
Apa lagi yang bisa diandalkan seorang pencuri jika kecepatannya hilang?
Merunduk menunggu gorila menghantam diri sendiri sampai mati?
Tapi Lu Li tidak ingin menyerah, selama bar HP-nya belum habis, dia tidak mau menyerah. Manusia yang tidak takut mati, apa lagi yang bisa membuatnya takut.
Jadi dia masih kabur mati-matian, waktu, ruang, segala hal di sekeliling seolah tiada.
Hanya satu pikiran di hati: kabur.
Sepanjang hidupku aku hanya setia pada diri sendiri, semua pilihanku adalah hasil Kehendak Bebas yang kusambut dengan sukarela.
Gorila Berbulu Biru mulai tumpul, dia sudah bosan dengan game ini. Makhluk kecil seperti kutu ini, kenapa selalu bisa kabur dari kepungannya.
Tapi mustahil baginya untuk menyerah begitu saja.
Dia adalah tuan pulau ini, sejak kapan tidak ada yang berani menodai tanah warisan dan kehormatannya.
Penjajah harus mati!
Dengan tekad seperti ini, pengejaran terus berlangsung.
Lu Li menemukan dirinya nyaris tak punya jalan keluar. Ia memasuki lorong bawah tanah sempit yang dikelilingi vegetasi semakin lebat, hanya di bawah kaki terhampar jalan batu yang seolah berusaha menyelamatkannya.
"Dewa game, kami sudah di kapal. Kau bisa bergabung sekarang." Setelah memancing BOSS pergi, Yu Bege Xiao Jiu Tian akhirnya berhasil membawa Putri Kurcaci naik ke kapal.
Masuk ke kapal berarti misi praktis sudah terselesaikan.
Mereka tak sadar, dalam arti tertentu, hanya dengan dua-tiga orang ini mereka telah menyelesaikan tugas super sulit level 45 yang seharusnya baru bisa ditaklukkan di tingkat itu.
"Kalian..." Lu Li terhenti sejenak, menggigit gigi: "Berangkatlah sekarang. Segera, sebelum ada perubahan situasi."
"Ah..." Yu Bege Xiao Jiu Tian merintih tertekan: "Lalu bagaimana denganmu?"
"Aku akan cari cara kabur. Begitu ada kesempatan akan kubaca teleportasi kembali ke kota." Dalam hati Lu Li menambahkan: Sekalipun tewas, hanya 10% pengalaman yang terkuras.
Hanya saja tak tahu apakah peralatannya akan ikut hilang.
Kecuali cincin, semua peralatan di tubuhnya memiliki probabilitas untuk terjatuh.
"Baiklah, kami pergi dulu." Yu Beige Xiao Jiu Tian juga tidak bisa berbuat apa-apa. Bukan berarti dia tidak punya solidaritas, dalam situasi saat ini jelas menyelesaikan tugas harus menjadi prioritas utama.
Di belakang diikuti gerombolan besar ratusan gorila berbagai ukuran, Lu Li terpaksa terus berjalan maju.
Dia tidak tahu apa yang ada di depan, tapi pasti lebih mudah dihadapi daripada gerombolan gorila di belakang yang mustahil dikalahkan. Dengan begitu dia terus lari kencang sampai ke ujung jalan.
Benar, jalan sepanjang apapun pasti ada ujungnya.
Andai tidak ada ujung, Lu Li pasti tidak akan bisa bertahan. Gorila-gorila sialan itu telah melukai semangat dan raganya dengan parah. Untunglah kecepatannya tinggi, ditambah efek tambahan, skill, dan ramuan.
Di ujung terdapat altar berbentuk segi delapan, sesuatu yang mirip pintu berdiri tegak di sana.
Tidak ada bangunan, tidak ada apapun, tapi anehnya ada sebuah pintu.
Dari sudut pandang efek visual, ini lebih menyerupai bingkai pintu yang polos. Sebuah energi sihir berwarna "biru pucat" membentuk subjek utama pintu, terus berotasi seperti pusaran air yang deras. Lu Li merasakan ilusi seolah seluruh jiwanya akan tersedot.
Kemungkinan ini adalah pintu teleportasi, hanya saja tidak diketahui akan dikirim ke wilayah mana.
Persis di saat ini, Lu Li mendengar petunjuk khusus dari Sistem yang datang terlambat.
Sistem: Misteri Pulau Haguiro ditemukan, sesuai syarat masuk. Apakah akan menggunakan Permata Misteri untuk memasuki dungeon?
Butir mutiara yang disimpan Lu Li di tas mulai berkilauan ketika mendekati pintu ini. Akhirnya dia paham fungsi sebenarnya dari barang ini.
Misteri!
Berbeda dengan dungeon, keberadaan misteri jauh lebih mistis. Setiap misteri bersifat esa dan sangat sulit untuk dideteksi.
Ternyata di sinilah Pulau Haguiro, pulau mistis legendaris yang selalu diselimuti kabut tebal. Di kehidupan sebelumnya, Lu Li pernah ingin ke sini untuk mengulang perburuan bayi gorila peliharaan untuk dijual. Bersama sekelompok tentara bayaran, mereka mencari jejak di perairan ini selama beberapa jam tapi tak mendapat hasil.
Seharusnya sudah menyadari ini dari awal.
Sebuah Batu Raksasa meluncur ke arah Lu Li. Dia tahu tak ada waktu untuk berpikir lagi, hanya bisa memilih masuk ke dimensi rahasia. Di luar pasti mati, di dalam mungkin mati - pilihan ini tidak perlu dipertimbangkan dua kali.
Kesan pertama adalah kegelapan.
Di dalam dimensi ini sepertinya malam hari, gelap gulita tak tembus pandang. Lu Li diam-diam mengaktifkan penyamaran, berjongkok di tanah tanpa bergerak. Matanya perlahan beradaptasi dengan kegelapan, akhirnya memiliki jarak pandang yang sangat pendek - hanya beberapa yard di sekelilingnya yang terlihat samar-samar.
Permukaan tanahnya seperti struktur tanah gosong. Lu Li mencium bau belerang yang sangat menyengat.
Yang melegakan adalah akhirnya bisa melepaskan diri dari gerombolan gorila itu, setidaknya mereka tidak bisa memasuki dimensi rahasia ini.
Yang perlu diputuskan sekarang adalah segera mengaktifkan portal kembali ke kota atau mengeksplorasi isi tempat ini - toh ini sebuah dimensi rahasia, meninggalkannya tanpa melihat sama sekali pasti tindakan Sabi.
Lu Li juga sulit menolak godaan ini. Meski tahu dimensi rahasia adalah wilayah berbahaya, ia tetap memutuskan untuk menyelidiki lebih dalam.
Dengan hati-hati ia menggeser tubuhnya, berusaha tidak membuat suara apapun di ruang sunyi senyap ini. Kemampuan penyamaran membantunya meminimalisir risiko terekspos.
Setelah beberapa saat mencari, monster pertama muncul dalam pandangannya.
Seekor serigala neraka berkepala dua.
Lu Li akhirnya paham mengapa saat tiba di pulau ini ia melihat gerombolan gorila mengeroyok serigala neraka berkepala dua - rupanya monster yang tak sengaja kabur dari dimensi rahasia.
Jadi, sebenarnya tempat apakah dunia misterius ini?
Dia telah membaca banyak buku tentang latar belakang game, dan segera mengunci dua kemungkinan di pikirannya.
Pertama adalah penjara, mungkin memenjarakan seorang iblis. Jika demikian, Lu Li akan sulit mendapatkan keuntungan besar di sini. Iblis yang perlu dipenjara dan tidak bisa langsung dibunuh - bahkan sehelai bulu pun bisa mencekiknya.
Kedua mungkin juga merupakan dunia kecil yang terbengkalai.
Dalam perjalanan alam semesta, bukan hanya Azeroth satu-satunya dunia. Ada banyak sekali dunia dan spesies, beberapa di antaranya memiliki kekuatan yang sangat besar dan jahat.
Mereka memiliki kekuatan yang sangat mengerikan, gemar melakukan pembunuhan, terbuai dalam kesenangan penghancuran dan perusakan. Dalam keinginan merusak yang tak terbatas, makhluk-makhluk kejam ini telah menghancurkan planet demi planet di berbagai dunia, hingga Titan Perunggu Sargeras menghadapi mereka secara frontal.
Pada saat itu, Sargeras belum menjadi musuh terbesar Azeroth.
Atau lebih tepatnya, saat itu Dia adalah orang baik - anggota Titan Perunggu, prajurit terkuat di Pantheon yang bertanggung jawab atas ekspedisi militer melawan ras-ras pendosa ini.
Meski ras pendosa ini kuat, mereka tetap bukan tandingan Sargeras. Sebagian besar anggotanya dipenggal oleh Sargeras, hanya segelintir anggota dan beberapa atasan yang dibawa pergi untuk dipenjara.
Dunia-dunia yang kehilangan tuan ini tak terhindarkan mengalami kemerosotan.
Bahkan setelah Sargeras berkhianat kepada Pantheon dan melepaskan Iblis-iblis yang pernah dikalahkan dan dipenjarakannya, Dia tidak membiarkan para Iblis kembali ke tanah air mereka. Dunia-dunia kecil ini terus terbengkalai satu per satu.
Lu Li belum pernah melihatnya langsung, tapi berdasarkan catatan literatur, Dia membuat hipotesis bahwa tempat ini kemungkinan besar terhubung dengan sebuah dunia kecil.
