Mengapa di lingkungan yang panas membara ini, monster memiliki tubuh sedingin ini.
Lu Li berjuang keras melepaskan diri, namun dengan panik dia menemukan monster ini sedang mengikat dan menariknya ke arah sungai lava.
Dia juga menyadari monster yang dikiranya ular ini sebenarnya bukan ular - selain bagian yang melilit tubuhnya beberapa lingkaran, masih ada bagian panjang yang menjalar ke dalam kegelapan.
Artinya, yang dia lihat ini hanyalah sebagian dari monster tersebut.
Tenanglah, tenanglah, jangan panik!
Satu tangan Lu Li mencengkeram apa pun yang bisa dipegang untuk mencegah tertarik, sementara tangan lainnya menggenggam erat Fragmen Penyakit menusuk-nusuk monster yang mengikatnya.
Di tanah terdapat batu-batu yang menonjol, Lu Li berusaha sekuat tenaga mencengkeramnya untuk mengurangi kecepatan geraknya.
Monster itu licin, serangan sering meleset, tapi tampaknya sangat sensitif. Setiap serangan Lu Li bisa membuatnya gemetar, dan seolah ada suara jeritan kesakitan yang bergema dari kejauhan.
Bermain game menguji kesadaran, kesabaran, dan kondisi mental.
Di saat seperti ini yang diandalkan adalah kondisi mental. Batu-batu di tanah tidak bisa menghentikan Lu Li dari tertarik.
Dia terus tertarik ke arah sungai lava, suhu semakin tinggi, situasi sangat genting. Bisa dibayangkan konsekuensi jika dia sampai terseret masuk - pasti terbakar hingga mati.
Tapi hati Lu Li tenang bagai air danau. Dia menahan napas, terus menerus menyerang monster itu.
Kadang serangan meleset, pisau belati langsung menancap di tubuhnya sendiri. Meski tidak ada damage, rasa sakit tetap ada. Hal seperti melukai diri sendiri juga tidak akan dianjurkan oleh game.
Ini adalah pertarungan Kehendak.
Lu Li perlahan menyadari satu hal: yang menyerangnya bukan monster ular, melainkan tentakel sangat panjang yang dipenuhi pengisap kecil yang sulit dilepas. Tubuh asli monster itu berada di sungai lava, kini terus menerus mengeluarkan lolongan kesakitan.
Selain itu, ada kemungkinan monster itu tidak memiliki tentakel kedua. Atau mungkin memiliki tentakel lain, tapi tidak sepanjang yang menyerang Lu Li ini.
Karena itu, tidak ada tentakel lain yang datang memberikan bantuan.
Di sebelah kiri depan muncul batu yang menonjol. Hati Lu Li dipenuhi sukacita. Dengan susah payah ia berguling dan menyelipkan diri di balik batu itu.
Batu besar ini dekat dengan sungai lava, suhunya sangat ekstrem. Meski tidak nyaman bersandar di sana, Lu Li nekat menahan rasa panas. Sambil menggigit gigi, ia mendorong tubuh ke batu dan mati-matian menusuk tentakel yang melilit badannya.
Rupanya monster itu benar-benar tak tahan kesakitan. Akhirnya memutuskan untuk melepaskan mangsa "penyekat gigi" bernama Lu Li ini.
Tentakel itu melepaskan pengisapnya dan berusaha menarik kembali bagian tubuhnya.
Mau kabur?
Tentu saja Lu Li tidak akan membiarkan tentakel ini menyusut dengan mudah. Dia mengeluarkan pedang ramping satu tangan dari tasnya, lalu menusuk dengan keras tentakel yang berusaha melepaskan diri dari tubuhnya.
Khawatir monster tentakel akan kabur, Lu Li mencari beberapa peralatan serupa dan memakukan tentakel itu ke tanah dengan kencang.
Sambil meminum ramuan untuk memulihkan HP yang terkuras oleh efek bakar, dia terus menyerang tentakel tersebut.
Sebenarnya Lu Li juga khawatir monster tentakel akan "memutuskan pergelangan tangan pahlawan" - jika dia memutuskan tentakel ini, Lu Li tidak bisa berbuat apa-apa terhadap monster di sungai lava.
Untungnya monster tentakel tidak memiliki keberanian seperti itu, atau mungkin dia benar-benar sangat takut kesakitan.
Pertempuran berlangsung selama lebih dari sepuluh menit. Akhirnya tentakel itu berhenti bergerak dan mengerut sepenuhnya. Semburan api mengalir dari arah sungai lava, membakar tentakel itu menjadi debu.
Lu Li yakin monster tentakel yang tidak diketahui levelnya ini sudah mati.
Karena dia mendapatkan pengalaman yang cukup untuk menaikkan batas pengalamannya sebesar 5%, jumlah hadiah yang diberikan benar-benar luar biasa sampai-sampai Lu Li sekarang percaya kalau monster ini adalah BOSS.
Sayangnya dia tidak bisa mengambil peralatan yang dijatuhkan.
Tubuh asli monster tentakel berada di dalam lava, setelah mati mayatnya langsung terbakar, benda-benda magis yang mungkin tenggelam ke dasar sungai atau ikut terbakar bersama jenazah monster - bagaimanapun itu semua sudah tidak ada hubungannya dengan Lu Li.
Setelah membunuh monster tentakel, Lu Li segera menjauh dari sungai lava dan berlari ke tempat jauh untuk menghirup udara segar dalam-dalam.
Di dalam game pun perlu bernapas, tadi dia terus menahan napas - meski tidak sampai mati lemas, tapi kalau tidak bernapas normal akan kehilangan HP yang jika habis sama saja dengan mati lemas.
5% pengalaman!
Meskipun tak dapat apa-apa pun, ini tetap sepadan.
Lu Li memperhitungkan, jika membunuh monster seperti ini membutuhkan 15 menit, maka dalam satu jam dia bisa naik 20% pengalaman, lima jam bisa naik satu level, kecepatan leveling sepuluh kali lipat lebih cepat dari luar!
Kesenjangan sepuluh kali lipat, bahkan membunuh BOSS pun tidak semudah ini.
Tanah suci pengalaman!
Tentu saja, premisnya adalah sungai lava ini memiliki cukup monster untuk dibunuhnya, tidak perlu menghabiskan waktu lama untuk mengumpulkan monster.
Untuk memverifikasi ini cukup sederhana, Lu Li menduga monster ini menggunakan pendengaran untuk menentukan keberadaan buruan. Baru saja dia terus-terusan batuk karena tercekik, sehingga menarik serangan monster.
Dia menyusuri aliran sungai maju beberapa jarak, menemukan topografi mirip sebelumnya dengan batu besar yang bisa mencegahnya tertarik arus.
Selanjutnya tinggal mengeluarkan suara sekeras mungkin.
Sekitar hitungan detik kemudian, suara gesekan halus sampai ke telinga Lu Li. Dia tahu monster telah mengulurkan tentakel ke daratan.
Ayo, lebih berani! Aku adalah daging gemuk yang empuk.
Dia berpura-pura tidak tahu apa-apa membiarkan tentakel itu melilit tubuhnya beberapa kali, lalu berguling masuk ke area persiapannya yang membuatnya terjebak, mulai menyerang tentakel.
Lu Li juga merasa cemas, khawatir persiapannya kurang kokoh. Bagaimana jika terseret ke sungai lava, semuanya benar-benar akan berakhir.
Makhluk tentakel sepertinya cukup kuat, tapi kelemahannya jelas - takut sakit dan pengecut.
Setelah diserang Lu Li, monster itu hanya menjerit-jerit, tenaga tariknya pun melemah. Dengan aman Lu Li yang terjebak di balik batu, meniru pola sebelumnya berhasil membunuh lagi.
Lagi 5% pengalaman didapat.
Hanya dalam waktu setengah jam lebih, dapat 10% pengalaman. Lu Li tiba-tiba penuh semangat.
Begitu seseorang memiliki semangat, tidak ada yang mustahil. Dia perlahan mengubah rencananya, dari awalnya harus mencari batu besar ke mana-mana, hingga akhirnya menggunakan senjata polos bertangkai panjang yang ditancapkan di tanah, selama ada topografi yang bisa menahan agar tidak diseret monster.
Satu demi satu monster tentakel dirayu lalu dikirim ke liang kubur, batas pengalaman Lu Li pun melonjak dengan cepat.
Daya Tahan hampir habis, tombak berkepala dua polos ini sudah digunakan 7-8 kali. Cara penggunaan seperti ini tampaknya sangat menguras Daya Tahan. Lu Li memperkirakan setelah pemakaian kali ini mungkin akan rusak total.
Tidak ada penyesalan untuk peralatan sampah, hanya saja dia khawatir tidak bisa bertahan sampai akhir, sehingga mengeluarkan yang baru lagi dari tas.
Berburu monster sering menghasilkan peralatan sampah. Karena kebiasaan kekikiran dari kehidupan sebelumnya, Lu Li enggan membuang barang-barang sampah sekalipun. Menjualnya ke toko selalu memberi imbalan beberapa koin tembaga atau perak. Hanya ketika tas sudah penuh sampai tidak bisa memasukkan barang lagi, baru dia membuang yang tidak berharga.
Kali ini demi muat kapal layar untuk berlayar, tas dibersihkan.
Sekarang setengah tas berisi peralatan sampah yang dijatuhkan dari serigala bereksor Neraka dan monster lava.
Senjata yang paling sering mereka jatuhkan adalah tombak bereksor, milik pemburu, Druid, Ksatria Suci, dan barang yang bisa digunakan prajurit. Sepengetahuan Lu Li, tombak bereksor ini lebih banyak ditemukan di tangan Iblis Abyss.
Membuang tombak bereksor yang daya tahannya hampir habis, Lu Li mengganti dengan yang baru ditancapkan ke tanah.
Sikap preventifnya ini menyelamatkan nyawanya. Saat melihat dua tentakel melilit bersamaan, ia sangat lega tidak gegabah menggunakan dukungan yang daya tahannya hampir habis.
Dua tentakel!
Apakah dua monster datang bersama, atau satu monster tentakel mengeluarkan dua tentakel?
