Perubahan situasi ini membuat Lu Li sangat waspada. Ia segera menancapkan tombak bereksor lainnya dengan kuat ke tanah.
Dua tentakel yang tidak berjauhan, tepat menjepitnya. Terjepit seperti ini, dia menyerang kedua tentakel itu. Kedua tentakel dengan cepat membelitnya erat-erat, lalu menariknya dengan kuat ke belakang.
Ini pertempuran yang terjadi tanpa alasan jelas namun tak terelakkan.
Lu Li adalah pemain yang ingin merebut pengalaman melimpah. Monster-monster ini diberi kecerdasan oleh Sistem, mereka ditakdirkan untuk berburu pemain - membunuh atau terbunuh.
Padahal ini cuma game, tapi pertarungan sekarang terasa seperti perjuangan hidup sesungguhnya. Lu Li menyerang mati-matian bagai petualang yang berjuang bertahan hidup. Sementara monster tentakel lebih mirip binatang buas kelaparan yang enggan melepas makanan di depan mulutnya.
Makanan ini terlalu sulit dicapai. Monster tentakel dan Lu Li saling tarik-ulur selama beberapa menit, akhirnya tak sanggup bertahan lagi.
Tidak boleh makan? Kalau begitu aku tidak makan juga tidak apa! Banyak pilihan di dunia ini, mungkin di tempat lain bisa menangkap serigala berkepala dua neraka untuk mengganjal perut. Sayangnya makhluk tak dikenal ini terus menyebarkan aroma daging yang menggoda, sepertinya enak sekali.
Cawan hisap pada kedua tentakel mulai melepaskan satu per satu, tampaknya akan mundur.
Dengan pengalaman yang dimiliki, Lu Li dengan sigap menancapkan sebuah tentakel ke tanah menggunakan tombak berkepala dua yang baru. Untuk mencegahnya kabur, dia bahkan melilitkan tentakel tersebut pada tombak.
Tanahnya sangat keras, Lu Li harus menggunakan seluruh tenaganya untuk bisa menancapkan tombak berkepala dua itu.
Untung ini hanyalah game, tombak berkepala dua sendiri memiliki kemampuan serangan dan penetrasi tertentu. Setidaknya sejauh ini monster belum memiliki kekuatan untuk mematahkan tombak tersebut.
Satu tentakel telah terpaku, sementara yang satunya yang sudah ditarik kembali ternyata menjulur lagi. Tampaknya ingin menyelamatkan tentakel yang tertancap di tanah. Dari sini Lu Li memastikan kedua tentakel ini milik monster tentakel yang sama.
Ada monster tentakel yang hanya punya satu tentakel, ada juga yang bisa mengulur dua. Apakah mungkin ada yang punya tiga atau empat tentakel...
Lu Li membayangkan pemandangan dimana langit dipenuhi tentakel yang menari-nari dan menyelimuti dirinya, membuatnya gemetar. "Tanah suci" upgrade ini ternyata menyimpan risiko yang tidak kecil.
Tapi dengan dua tentakel saja, dia masih bisa mengatasi. Apalagi salah satunya sudah berhasil dia kunci.
Kali ini butuh waktu lebih lama untuk mengalahkan monster dua tentakel ini, tapi pengalaman yang didapat lebih tinggi - sekitar tujuh persen lebih, hampir mencapai delapan persen.
Setelah diam-diam membandingkan, Lu Li merasa lebih menguntungkan membunuh monster bertentakel tunggal.
Semoga monster dengan banyak tentakel tidak sering muncul. Buat apa punya banyak tentakel seperti itu?
Faktanya monster dua tentakel memang jarang. Harus membunuh tiga sampai lima monster bertentakel tunggal dulu baru muncul satu. Belum pernah juga melihat monster tiga tentakel - ini kabar baik yang tidak dia harapkan.
Bergulat selama empat jam, Lu Li naik ke level 38.
Peringkat kedua di Daftar Level adalah Hua Di Li Qing, yang mengikuti ketat di belakang Lu Li. Badai Salju tingkat enam miliknya, upgrade alami lebih cepat dari orang biasa. Jika bukan karena terus membawa adik perempuannya Hujan Maret, mungkin sudah lama melebihi Lu Li.
Tentu saja, itu dengan premis bahwa Lu Li belum memasuki area rahasia.
Peringkat pertama daftar level kembali naik level, para pemain langsung ramai membahasnya di saluran dunia.
Apakah Lu Li baru saja Bunuh BOSS lagi? Kemarin baru naik level, hari ini naik lagi. Mengapa upgrade yang terasa lebih sulit daripada melahirkan bagi orang lain, di tangan dewa game menjadi semudah membalik telapak tangan?
Lalu ada Xiao Ba Jiang dan Yu Beige Xiao Jiu Tian.
Bagi yang lain hanya penasaran atau iri, tapi mereka hampir mati khawatir.
Yu Beige Xiao Jiu Tian masih lebih baik, lebih banyak merasa bersalah. Dewa game sampai tersesat demi menyelesaikan tugas untuknya, sekarang sedang galau apakah harus menghubungi pihak resmi untuk menyelesaikannya.
Xiao Ba Jiang hampir menangis, betapa pun Lu Li suka mengganggu, dia tetap partner yang telah bergaul erat dengannya setiap hari.
Sekarang bahkan tidak bisa menghubungi sama sekali, Sistem hanya akan memberi peringatan dingin bahwa karakter tidak berada dalam cakupan peta, tidak dapat dihubungi dan sejenisnya. Pengalaman seperti ini jarang terjadi, hampir hanya pernah terjadi di arena pertandingan sejak game diluncurkan.
Tapi mereka berdua tahu Lu Li sedang melarikan diri dikejar gorila.
Xiao Ba Jiang sudah "menambahkan" adegan Lu Li ditangkap gorila dan dikurung dalam kerangkeng. Konon gorila itu bahkan bisa bersiul.
Dia juga bertanya pada orang yang bersama Lu Li di realitas. Tuan tanah perempuan khusus memeriksa dan mengatakan status game Lu Li masih normal. Artinya, dia tersesat di dalam game karena ulahnya sendiri.
Sekarang dengan tiba-tibanya Lu Li naik level, mereka akhirnya bisa lega.
Setelah mencapai level tiga puluh delapan, monster di sungai menjadi jauh berkurang. Atau mungkin mereka sudah tahu bahwa "daging gemuk" di tepi sungai ini adalah jebakan. Lu Li mengetuk-ngetuk selama lebih dari sepuluh menit tapi tak ada monster bertentakel yang datang menariknya.
Setelah membuat tanda di peta, dia memutuskan untuk menjelajahi area lain.
Dari area yang sudah dijelajahi, dunia kecil ini ternyata sangat luas - ada pegunungan dan sungai, bahkan jejak hutan yang tersisa. Yang paling memukau adalah mayat-mayat raksasa yang berserakan.
Salah satu mayat itu begitu besarnya sampai Lu Li mengira itu adalah sebuah gunung.
Mayat ini tidak membusuk dan tetap mempertahankan bentuk aslinya: sosok Iblis Abyss yang memegang tombak berkepala dua dengan wajah mengerikan. Dari ekspresinya, Lu Li bahkan bisa melihat amarah, keengganan, dan keputusasaan.
Entah apakah ini mayat Sargeras sendiri yang pernah menghadapi Sang Pencipta.
Makhluk yang semakin kuat, mayatnya semakin utuh terawetkan. Lu Li juga melihat beberapa mayat yang lebih kecil, sebagian hanya menyisakan kerangka yang tidak lengkap.
Ada juga kerangka yang masih menempel sisa daging-darah. Saat Lu Li mendekat, bayangan hitam menerjang ke arahnya.
Bayangan itu melonjak dengan luar biasa, langsung sampai di atas kepala Lu Li.
Lu Li dengan tenang mengamati penyerang ini.
Makhluk ini berpostur sedikit lebih kecil dari anjing hyaena, memiliki kaki belakang yang kuat, bagian depan berupa dua cakar tulang berbentuk pedang, dengan ekor panjang berduri tajam.
Cacing Mayat Abyss!
Sekilas pandang, Lu Li langsung mengenali monster ini - di kehidupan sebelumnya ia pernah menyaksikan langsung.
Meski disebut cacing mayat, bentuk fisiknya lebih mirip binatang. Konon mereka berasal dari Twisting Nether, makhluk yang mampu menjelajahi alam semesta kacau sebagai penjelajah astral.
Hobi mereka sangat sederhana.
Yaitu mayat-mayat yang ditinggalkan makhluk-makhluk kuat.
Lu Li menangkis cakar tajam Abyss Corpse Worm dengan pisau belati, mengeluarkan dentang logam.
Level 40, elite monster, HP 4300, serangan ke Lu Li sekitar 300-400 HP. Serangan biasa Lu Li menyebabkan 100+ kerusakan. Memang spesialisasi serangan gencar, hanya agak tipis di bagian HP.
Monster seperti ini belum cukup untuk membuat Lu Li kabur.
Dia menjepit ramuan penawar racun tingkat tinggi di mulutnya, siap meminumnya kapan saja.
Banyak orang mati tanpa alasan dalam pertempuran melawan Corpse Worm, semuanya karena terkena racun mayat Abyss Corpse Worm - efek kerusakan racun sekali pakai yang sangat kuat, merupakan senjata pamungkas terkuat mereka.
