“Ternyata kamu benar-benar sama persis seperti di dalam game.” Elf Air mengamati Lu Li sejenak, tanpa menunjukkan ekspresi kecewa.
Dari kesan pertama, Lu Li memang termasuk tipe orang yang tidak mencolok. Orang seperti ini cocok duduk di kantor, bahkan bekerja sebagai kuli bangunan pun tidak akan terasa aneh.
Singkatnya, tidak ada aura penguasa.
“Ini tidak penting.” Lu Li jelas tidak merasa memilih pola wajah memiliki makna. Daripada menghabiskan waktu untuk itu, lebih baik masuk ke game dan membunuh dua monster.
"Fajar" tidak memiliki opsi pengaturan tinggi-rendah penampilan, namun pemain bisa memodifikasi template yang sudah digenerate.
Misalnya menambahkan bekas luka di wajah, night elf biasanya menghias wajah dengan pola unik, warna rambut juga bisa diubah. Beberapa ras seperti bangsa orc dan mayat hidup bahkan mengubah bentuk tubuh secara total hanya berdasarkan karakteristik rasnya.
“Ini Ketua Luo Xing kami, dia memaksa ikut.” Elf Air menunjuk wanita cantik di sisinya sambil memperkenalkan.
“Selamat datang.” Lu Li mengangguk, merasa ucapan itu agak janggal, lalu mengubah kalimatnya: “Terima kasih sudah menjenguk adikku. Raga-nya masih lemah dan sedang beristirahat. Kalau tidak jijik, ada ruang tamu di sebelah yang bisa digunakan. Di sini...”
Dia menggerakkan jarinya membentuk lingkaran. Elf Air langsung paham maksudnya.
Kedua wanita itu mengikuti Lu Li menuju ruang tamu yang disediakan Rumah Sakit.
Rumah Sakit jarang menjadwalkan fasilitas seperti ini. Namun karena Lu Li bersedia membayar, dan juga untuk menghindari pengaruh terhadap pasien lain jika mereka tidak punya wilayah khusus, dokter kepala secara khusus memberikan izin.
“Tak kira wilayah ini benar-benar bagus.” Elf Air jelas pertama kali memasuki tempat yang seperti ini.
Meskipun ini rumah sakit paling profesional dengan ruang perawatan kelas atas, cara pengobatan yang lebih profesional seperti dokter keluarga, bahkan rumah sakit khusus yang melayani kelompok tertentu sebenarnya juga ada.
“Berkat bantuanmu.” Lu Li membawa kedua wanita itu masuk ke ruang tamu.
Genhao San dan beberapa orang duduk di dalam sambil mengobrol ngalor-ngidul. Mereka terlihat agak kaku saat melihat Elf Air dan rombongannya. Sebenarnya bahkan Genhao San sendiri belum pernah bertemu Elf Air secara langsung, apalagi saat ini kepalanya masih tertutup.
Begitu mendengar nama Elf Air, mereka semua membelalakkan mata.
Sayangnya Elf Air bersikeras tidak melepas syal. Dia hanya duduk diam tanpa mengucapkan sepatah kata pun.
Elf Air di dunia nyata tidak seramah versi dalam game. Dia tampak lebih semena-mena dan sombong, enggan berinteraksi dengan orang lain. Hal ini sesuai dengan kesan pertama Lu Li saat pertama kali bertemu dengannya.
Perubahan baru terlihat setelah mereka sering bekerja sama.
"Senang bertemu." Genhao San dan Luo Xing saling menjabat tangan dengan singkat. Dengan bijak, dia tidak mencoba menjabat tangan Elf Air.
Elf Air hanya mengangguk singkat, membuat suasana menjadi agak canggung.
"Penampilan San Ge masih tetap memesona, sayangnya serikat kami semua cewek. Kalau tidak, pasti sudah lama mengajak San Ge." Luo Xing memecahkan kebekuan. Dia terlalu terbiasa dengan situasi seperti ini, hampir setiap kali keluar selalu begitu.
"Untung tidak kabur mengajukan diri, kalau tidak pasti canggung." Genhao San tertawa lebar.
Semua orang tertawa saling memahami maksud, hanya Lu Li dan Elf Air yang tidak tertawa. Yang satu tidak merasa ada yang lucu, sementara yang lain mungkin berusaha memelihara aura dewinyanya.
Beberapa anggota serikat yang dibawa Genhao San tertawa dengan memberikan muka, tapi sorot mata mereka terus jatuh ke arah Elf Air secara tak sengaja.
Hal yang mistis justru semakin memancing keingintahuan.
Sebenarnya jika Elf Air dengan percaya diri melepas syalnya, meski kecantikannya luar biasa, setidaknya tidak akan membuat orang sepenasaran ini.
“Ahem, aku harus mengantar saudara-saudara ini pergi. Kalian lanjutkan obrolannya.” Genhao San yang berpengalaman ini, sebegitu bodohnya pun tahu bahwa kehadirannya tidak diharapkan. Buat apa tetap tinggal?
Dia masih belum percaya Elf Air akan mengunjungi orang sakit di dunia nyata.
Cewek ini asal-usulnya mistis, konon sangat cantik, aura-nya luar biasa. Sering terdengar kabar berbagai orang - termasuk anak pejabat berpengaruh - mengaku ingin mengejarnya, namun konsekuensinya selalu tidak harmonis.
Genhao San yang pernah sedikit berinteraksi dengan lingkaran itu tahu, asap pasti ada apinya.
Luo Xing tentu berusaha menahan, tapi tidak terlalu bersikeras.
Genhao San pergi membawa anggota serikatnya. Ruangan kini hanya tersisa tiga orang. Barulah Elf Air menghela napas panjang dan melepas syalnya.
Secantik yang dibayangkan. Tuhan kadang sedang mood baik, tak segan menunjukkan keajaiban penciptaan-Nya.
Namun Lu Li sama sekali tidak menunjukkan ekspresi terkejut, apalagi tatapan kaku seperti orang biasa. Ekspresinya tetap biasa, sorot matanya hanya menyapu wajah Elf Air sekejap tanpa menetap.
Saat ini, Elf Air di matanya bahkan tidak seberkesan yang ada di dalam game.
Di game mereka punya keharmonisan tak terucap, pernah mengerjakan tugas bersama, kabur dari kejaran orang, juga mengejar-kejar orang lain. Tapi di realitas berbeda, kita semua hampir seperti orang asing.
Lu Li adalah tipe orang yang tidak akan mudah mempercayai orang lain.
"Ya, kedatangan kami kali ini terutama ingin mengunjungi adik perempuanmu." Luo Xing mengamati kedua orang ini, diam-diam mereka membuatnya agak pusing.
"Dokter bilang beberapa waktu lagi bisa keluar dari rumah sakit." Lu Li tetap tidak menyinggung soal mengajak mereka menjenguk.
Sebenarnya Luo Xing penasaran seperti apa rupa adik Lu Li, tapi dia bukan orang yang tidak tahu batasan. Karena Lu Li tidak mau mengajak orang melihat, ya sudah tidak bisa dipaksa.
“Ada juga urusan Pembunuhan Pertama Zul'Farrak, bagaimana rencanamu?” Elf Air mulai berbicara sendiri.
Suaranya cukup enak didengar, tidak terlalu sensual, tidak serak, juga tidak manja, tapi unik dengan cara mencurigakan, bahkan lebih merdu dibanding di game. Bagaimanapun juga perangkat suara profesional tidak bisa menyaingi keaslian suara manusia.
Kalimat sebelumnya masih berpura-pura menjenguk, kalimat berikutnya langsung membahas Pembunuhan Pertama. Tujuan kunjungan ini jelas tidak polos.
Tapi Lu Li tidak membencinya. Setelah pertimbangan teliti, barulah dia berkata: "Kita bertarung terpisah, tapi berbagi strategi membuka lahan baru. Saat BOSS terakhir, aku yang akan eksplorasi guide-nya. Setelah kalian dapat Pembunuhan Pertama, baru kita Bunuh."
Ini berarti Lu Li bahkan siap menyerah di detik terakhir meski bisa dapat Pembunuhan Pertama, plus membagikan guide hasil eksplorasinya ke Paviliun Hujan Ringan tanpa keraguan.
“Bagus.” Elf Air sama sekali tidak keberatan.
"Dia juga orang yang sombong, perlu membuat Lu Li mengalah padanya, Paviliun Hujan Ringan bisa mendapatkan Pembunuhan Pertama saja sudah cukup memalukan, dia tidak mungkin meminta lebih."
"Level terendah tim harus melebihi 35, satu Pastor yang harus bisa Menyembuhkan Penyakit dan mengendalikan mayat hidup, satu Shamans jika punya haus darah..." Lu Li mulai menjelaskan komposisi profesi pasukan.
"Tidak ada haus darah, tingkat drop terlalu rendah." Elf Air mencibirkan bibir, merasa kesenjangan antara dirinya dengan Lu Li sangat besar, perasaannya agak murung, terkena pukulan.
"Lalu membatalkan penyakit pasti bisa?" tanya Lu Li.
"Seharusnya bisa?" Elf Air menatap Luo Xing, baru setelah Luo Xing mengangguk dia berkata tegas: "Shamans kami bisa membatalkan penyakit, juga bisa Dispel sihir."
Shamans bukan atlet esports, pemahamannya memang tidak banyak.
"Hmm, ini baru pantas. Apakah ada Mage yang sudah mempelajari Arcane Explosion?" Lu Li tidak berencana mengubah tim miliknya sendiri, namun dia kurang yakin dengan kekuatan Paviliun Hujan Ringan sehingga berharap bisa mencapai konfigurasi optimal.
Arcane Explosion adalah mantra serangan grup yang bisa digunakan sambil bergerak, sangat cocok untuk membersihkan monster kecil dengan volume tubuh kecil, kecepatan gerak tinggi, dan HP yang tidak terlalu banyak.
"Mage dengan Arcane Explosion, ada." Air Elf teringat pada Qingcheng Yun. Sebagai atlet esports profesional, skill yang dimilikinya lebih banyak dibanding pemain biasa.
Sebenarnya Arcane Explosion bukan skill yang terlalu langka, tapi banyak Mage tidak sengaja mencari karena damage Storm jauh lebih tinggi, seolah dua konsep yang berbeda sama sekali.
"Yang lain terserah, semakin kuat semakin baik. Perhatikan juga teknik interrupt..."
Pertemuan yang seharusnya menggemparkan alam semesta game ini malah berubah menjadi seminar strategi menaklukkan Zul'Farrak. Anehnya, tidak satu pun dari mereka yang merasa ada yang salah.
