Jangan salah paham, ini bukan barang bagus, juga tidak ada artefak suci luar biasa di dalamnya.
Selain bisa mengeluarkan perban untuk membungkus mayat, paling-paling hanya daging asap atau pecahan keramik yang tidak berharga, tapi jika beruntung mungkin juga bisa mendapatkan peralatan penyembuhan.
Dengan hati-hati bergerak perlahan mendekati Peti harta. Sebelum Lu Li sempat membungkuk untuk membukanya, Tabib Gul'muran secara tiba-tiba menoleh ke arahnya.
Tanpa pikir panjang, dia mengaktifkan percepatan dan berbalik kabur. Setelah merasa cukup aman, skill Vanishing-nya mengaktifkan dan lepas dari pertempuran. Tabib Gul'muran hanya bisa menyaksikan si pencuri yang hendak mencuri hartanya itu menghilang, mengaum dengan amarah beberapa saat sebelum kembali ke posisi semula.
"Lu Li, bisa nggak sih." Biru Muda Laut Angin yang terjepit di celah tembok menyaksikan adegan pelarian itu, tertawa dengan gembira.
Beberapa pejuang jarak dekat takkan berguna nanti. Demi memberi ruang pada kelas jarak jauh, mereka terpaksa terjepit di bagian terdalam. Profesi armor plat harus melepas peralatan luar untuk bisa masuk, sungguh memuakkan.
"Tutup mulutmu." Lu Li tetap tenang tak tergoyahkan.
Setelah Tabib Gul'muran kembali ke posisi semula, dia pun menyusup masuk lagi.
Tabib Zumulahan tidak hanya berdiri diam di tempat, sebenarnya dia masih memiliki pekerjaan yang harus dilakukan. Para pejuang ras troll Sandfury yang gugur dalam pertempuran tidak boleh dibiarkan tergeletak di padang liar.
Dia akan membalut mayat-mayat itu dengan perban, lalu menaburkan serbuk yang tak jelas asalnya - mungkin voodoo, mungkin juga zat lain. Terakhir, dia mengucapkan mantra pada benda-benda yang dibungkus seperti mumi ini, lalu zombie Zul'Farrak yang baru dibuat ini akan bangkit sendiri dan berdiri di sisi.
Mereka akan dikuburkan di liang kubur dangkal, menunggu panggilan Tabib Zumulahan untuk menyumbangkan tenaga terakhir bagi ras mereka.
Lu Li tahu karena levelnya lebih rendah satu tingkat dari BOSS, kemungkinan besar akan terdeteksi. Kali ini dia menunggu dengan sabar lebih lama, baru mendekat diam-diam setelah Zumulahan mencabut kewaspadaan dan sibuk membalut mayat.
Mengaktifkan peti harta.
Hanya peti harta besi hitam, hampir tidak ada kesulitan sama sekali bagi Lu Li.
*Krek*, suara ringan terdengar, peti harta terbuka. Lu Li tanpa peduli isinya langsung merogoh dan memasukkan semuanya ke tas, membersihkan isi peti secepat angin lalu segera mundur.
Dukun Zum'uran baru saja selesai membungkus seorang mayat hidup, dengan santai menepuk dada mayat itu seolah puas dengan hasil karyanya.
Ia berbalik hendak membungkus jenazah lain, sorot mata beralih tiba-tiba membeku. Di sana peti hartanya yang penuh alat-alat untuk menjahit mayat kini terbuka lebar, kosong melompong.
"Siapa yang berani mengutak-atik peti harta ku?!"
Amarah menggelegak di dadanya. Matanya membelalak ingin menemukan si pencuri kecil, tapi bagaimana pun ia mencari, tak ada jejak manusia yang ditemui.
Lu Li saat itu telah dengan Kelancaran tiba di luar.
Dukun Zum'uran takkan keluar dari bayangan bangunan itu tanpa melihat target langsung. Terlalu banyak mayat yang harus dilindungi dan ditata di dalam.
Sebuah pemandangan yang membuat Biru Muda Laut Angin dan yang lain merasakan ketidakpercayaan terjadi.
Lu Li menginjak-injak satu per satu liang kubur dangkal itu, setelah diinjak langsung ada mayat yang meloncat keluar, sama persis seperti saat Biru Muda Laut Angin pertama kali melakukannya. Namun kejadian selanjutnya menjadi aneh.
Pertama, mayat-mayat Zul'Farrak ini setelah keluar tidak menyerang Lu Li, malah langsung menuju orang yang terjepit di dinding.
Celah dinding terlalu sempit, mereka sama sekali tidak bisa masuk, hanya bisa menggaruk-garuk dinding di luar.
Kedua, ketika Biru Muda Laut Angin mengaktifkan liang kubur, setelah mayat keluar maka liang kubur itu dianggap tak berlaku. Hasil yang terlihat oleh pemain adalah liang kubur menghilang.
Sedangkan liang kubur dangkal yang dibuka Lu Li ini tidak menghilang meski mayat sudah merangkak keluar, mereka tetap mempertahankan bentuk aslinya.
“Ngapain lihat-lihat, cepat serang, semua harus sehebat!” Lu Li menginjak satu per satu liang kubur dangkal ini, rasanya seperti bermain game pukul tikus tanah, sangat santai dan menyenangkan.
Hanya dalam belasan detik, luar celah sudah dipenuhi puluhan zombie.
Hua Di Li Qing dan Sesame Paste Tangyuan menjadi damage utama, Can Meng memiliki skill bernama menembak acak, Xiao Ba Jiang punya skill angin topan, semuanya bisa menyebabkan damage cukup besar. Para pelaku lainnya benar-benar numpang lewat.
Tidak butuh pertahanan, tidak perlu penyembuhan, hanya perlu menghujani skill ke musuh. Irama seperti ini sangat efisien.
Penyihir dan penyihir gelap dengan peralatan langka punya metode khusus untuk memulihkan sihir sendiri. Hua Di Li Qing dan Sesame Paste Tangyuan tidak perlu dikhawatirkan soal ini. Can Meng dan Xiao Ba Jiang bisa diabaikan.
Monster kecil di luar celah semakin banyak, Lu Li terpaksa berhenti sejenak.
Dia di luar tidak bisa menyerang, bahkan sangat menghindari diri sendiri melukai monster, lebih berhati-hati daripada saat membuka peti harta tadi.
Membuka peti harta jika gagal hanya menghadapi monster Zumu Laen si dukun, paling-paling dia kabur. Sedangkan sekarang ini begitu melukai monster kecil mana pun, semua monster akan berbalik menerjangnya.
BUG ini tidak diketahui siapa yang mempelajarinya, di dalam game selalu ada orang-orang aneh yang melakukan hal-hal tak terduga.
"Wah, nilai pengalamannya tinggi sekali." Wei Lan Hai Feng yang terjepit di bagian terdalam masih terus menjerit-jerit.
Monster kecil level 38 meski tidak ada bonus pengalaman, tapi ini semua adalah elite khusus dungeon yang memberi pengalaman 3-4 kali lipat elite biasa. Kalau tidak karena sulit dibunuh, tempat ini pasti jadi surga pengalaman.
Peralatan yang terjatuh berada di posisi terdalam, Lu Li tidak berani mendekat, untuk sementara belum bisa mengambilnya.
Setengah jam kemudian, benda-benda magis yang dijatuhkan zombie Zul'Farrak gelombang pertama sudah habis. Selama periode ini, Lu Li berulang kali menginjak liang kubur. Ia melirik batas pengalamannya - sudah naik 11%. Dengan jumlah pengalaman sebanyak ini, bahkan dengan empat penyihir kuat yang terus-menerus membantunya naik level tanpa henti, dibutuhkan setidaknya tiga jam penuh.
Can Meng yang levelnya paling rendah sekarang sudah mencapai 36.
Dia sibuk merawat hewan peliharaannya setiap hari, hampir tak punya waktu untuk upgrade. Berkat Genhao San yang mengirim orang untuk melatihnya demi menjaga kekuatan menyeluruh unit tentara bayaran, barulah dia bisa bertahan di posisi arus utama daftar level.
Pemain level 36 yang 'memakan' pengalaman monster level 38 membuat hasil perolehannya jauh lebih banyak daripada yang lain.
"Sial, jangan dorong-dorongan! Kamu sialan, Piao Ling!" teriak Biru Muda Laut Angin sambil menahan kesakitan dan kebahagiaan: "Lu Li, bolehkah aku keluar menemanimu?"
"Diam saja di dalam, di luar hanya boleh ada satu orang." Lu Li bersandar santai di tembok, menyaksikan sekelompok rekan sedang menderita di sana.
"Kenapa aku tidak boleh di luar?" Biru Muda Laut Angin memang cerewet.
"Kamu bisa membuka Peti Harta?" tanya Lu Li.
Sang prajurit langsung terdiam. Ia hanya bisa membenci nasibnya sebagai kelas pejuang.
Yang lain ada yang membuka forum game untuk baca gosip dan panduan, atau seperti Hujan Maret yang melatih skill menjahit. Untuk hal-hal sederhana, bisa dilakukan di mana saja.
