Lu Li awalnya mengira itu hanya insiden tak terduga, namun situasi selanjutnya agak di luar perkiraannya. Berturut-turut ada yang datang ke wilayah terpencil ini mengganggunya.
Ini adalah Misty Valley yang jarang dikunjungi pemain. Tak ada mineral, tak ada rempah, hanya kera-kera yang sangat mengganggu.
Sekalipun sedang melakukan tugas, di Misty Valley yang luas ini, kenapa justru berlari ke area dia?
Jika pemain Alliance yang mengejar-kejar Horde masih bisa dimaklumi. Melihat pemain Alliance seperti dirinya paling hanya terkejut. Tapi begitu pemain Horde mengejar Alliance, tanpa basa-basi langsung menyerang.
Yang berjumlah sedikit langsung mati di tempat di bawah ofensif brutal Lu Li dengan peningkatan 100% dari peralatan Killstar. Kalau jumlah mereka banyak...
Lu Li terpaksa minggat menggunakan Langkah Angin dengan perasaan kesal. Daya serap peralatan Killstar yang ditimbunnya tak bisa dipertahankan. Dalam amarahnya, dia membutuhkan saluran untuk meluapkan emosi. Belasan pemain yang mengganggunyu ini dibuntutinya satu per satu hingga terkuras habis.
Kehilangan tiga hingga empat peralatan, semuanya perak level tiga puluh, masih bisa dijual untuk biaya perbaikan peralatan, tapi tetap tidak bisa menebus kerugian Lu Li.
Harimau tak menunjukkan wibawanya disangka kucing sakit, mudahkah mencapai level ini!
Kemudian Lu Li melihat banyak pemain bertempur, terbagi jelas menjadi kubu Horde dan Alliance.
Karena sesama kubu pun bisa PK, banyak yang tak peduli sekubu atau tidak. Begitu tak cocok langsung menghunus pedang, jiwa pahlawan dunia persilatan menikmati balas dendam.
Dalam kebingungan itu, Lu Li menghadapi krisis terbesar hari ini.
Nima, kenapa Ning si orang ini ada di sini? Bahkan bukan sendirian! Saat melihat Yun Tianye dan Windwhisper, sepuluh ribu "kuda rumput" berlarian dalam hatinya.
Bukan cuma tiga orang ini, masih ada pemain lain total mencapai 30-50 orang, belum lagi profesi menyusup yang mengintai di sekitar.
Ning tahun lalu sempat menjadi sorotan dengan nilai transfer tertinggi 4 juta, di "Fajar" dia juga memilih kelas prajurit. Lu Li pernah beberapa kali bentrok dengannya dan sama sekali tidak meremehkan skill-nya.
Prajurit secara alami menjadi musuh alami pencuri, fenomena ini semakin jelas seiring peningkatan level.
Selain itu, Lu Li tidak merasa 30-50 orang yang mengikutinya ini akan mematuhi semangat bushido apa pun.
Kedua belah pihak hampir bereaksi bersamaan. Lu Li meluncur berguling ke semak-semak, sementara serangan maju Ning tepat menghadang di rute wajibnya. Yun Tianye langsung menggunakan Bintang Es Baru setelah ber-kilatan cahaya.
Para pelaku lainnya tidak menggunakan skill, tapi semuanya menunjukkan respons optimal.
Satu serangan maju dan satu Bintang Es Baru sudah cukup. Jika Lu Li tidak menggunakan Langkah Angin, dia pasti tak bisa lolos dari pertempuran kelompok dua skill ini. Jika menggunakan Langkah Angin, skill sebanyak apa pun tak berguna, lebih baik mengepung di depan seperti mereka.
Tapi respons Lu Li justru membuat mereka terkejut.
Gerakan Lu Li berguling ke semak ternyata hanya gerakan palsu. Dia menjejakkan kakinya di atas rumput, lalu melenting kembali seperti kelinci yang dikejar.
Ning sudah melesat maju, Yun Tianye juga berhasil melakukan kilatan cahaya. Mereka semua sudah berada di depan Lu Li.
Lu Li berlari kencang ke arah berlawanan. Saat melewati Windwhisper, tanpa ampun dia melompat bangkit dan menendang perut si cantik ini, berhasil mengembalikan skill kontrol area yang hampir dilepaskannya.
Semua ini terjadi dalam sekejap kilat. Keempat atlet esports itu memberikan respons yang mereka anggap benar.
Sedangkan para pemain biasa, mungkin mereka sudah paham situasinya, tapi ketidakmampuan operasi mengikuti pikiran otak menjadi kelemahan mereka. Mereka hanya bisa menonton Lu Li melintas bagai angin.
Tudung Bayangan, efek tambahan sepatu, mengaktifkan Kabur - dalam sekejap dia sudah menghilang.
“Sudahlah, jangan kejar, tak mungkin menyusul.” Windwhisper menghentikan rekan satu timnya, dengan tenang membersihkan jubah putih pastor yang baru saja diinjak.
“Sayang sekali.” Ning menghela napas: “Kesempatan emas yang terbuang.”
“Dari awal memang tak terlalu berharap. Dia memang percaya diri, di lingkungan seperti ini masih berani sendirian.” Windwhisper menggelengkan kepala, sama sekali tidak merasa menyesal gagal mengalahkan Nomor Satu Aliansi.
Pemuncak klasemen Horde adalah Xiao Mo, sementara gelar Nomor Satu di pihak Aliansi umumnya disematkan pada Lu Li. Meski dasar magisnya agak kurang, level tingginya tak terbantahkan.
Setelah kabur, Lu Li tak lagi berjalan sembarangan. Ia menyelipkan diri ke Bayangan, melakukan pengamatan sambil menyamar, sambil membuka saluran area yang selama ini diblokir.
“Sialan, aku tumbang lagi! Kamu sialan berani duel solo...”
“Pembantaian Anjing Aliansi, tim 4 kurang 1 butuh anggota kuat. Peralatan di bawah setengah perak minggir!”
“Haha, Babibah terus-terusan arogan ya, kok sekarang nggak? Pengalaman terkuras enak kan? Ke mana sombongnya waktu bunuh aku tadi? Aku bakal terus kejar lo, kalau takut jangan ke sini lagi!”
Lu Li langsung silau melihat saluran area yang di-refresh seketika. Kenapa hari ini aroma bubuk mesiu begitu kental?
Meski Lembah Duri dan Southshore Town saat ini jadi wilayah konflik kubu terganas, tapi sebelumnya nggak pernah separah ini. Suasananya bahkan lebih ribut dari pasar!
Di "Fajar", nggak semua saluran bisa sembarangan kirim pesan.
Saluran dunia yang penontonnya paling banyak, selau harus keluarkan koin mahal untuk chat, tiap orang juga ada batas waktu bicara. Bahkan kata kasar dan iklan dilarang - bayangkan game dengan jutaan pemain bakal kacau tanpa aturan ini.
Saluran transaksi khusus buat info jual-beli, saluran kubu terbatas faksi, saluran area terikat peta - semuanya tetap perlu keluar uang.
Selain itu ada saluran party (lima orang), saluran tim (lebih dari lima orang), saluran terkini, saluran serikat, saluran sistem... Semua ini tidak perlu mengeluarkan uang, tapi beberapa saluran memiliki batasan waktu atau frekuensi yang cukup rumit.
Meski saluran area tidak semahal saluran dunia, orang biasa mana mau membuang-buang uang kecuali benar-benar ingin sok pamer.
Dengan cepat Lu Li memahami situasi, bahkan tanpa perlu bertanya pada teman-temannya.
Bulu sayapnya memancarkan kilau menyala seperti darah di bawah sinar matahari terbenam, seekor burung gagak merah-hitam melesat di atas Lembah Duri, menyaksikan pertempuran demi pertempuran antara pemain Horde dan Alliance.
Pertempuran Besar Lembah Duri!
Setelah akumulasi kebencian selama lebih dari sebulan, letusan pertama Perang Lembah Duri pun pecah.
Beberapa pemain tidak ingin PK, atau tidak ingin PK di waktu tertentu, tapi orang lain tidak peduli mau atau tidak, langsung menyerangmu dengan P, tentu menimbulkan amarah. Ada juga yang di-PK di depan cewek idaman, amarahnya lebih besar. Lebih banyak lagi yang marah karena adik, adik perempuan, teman, atau saudara mereka di-PK.
Lembah Duri selalu punya alasan membuat pemain dipenuhi amarah di sini.
Maka hari itu, jutaan pemain terjun ke medan perang, membuat setiap sudut peta ini dihujani darah.
Lu Li mencari pasukan besar mereka. Sebagai bagian dari iuran anggota Alliance, Pedang Penghakiman tentu tidak akan absen dari game pertempuran massal yang diikuti jutaan pemain ini di peta terbesar Azeroth.
Area ini telah menjadi wilayah terlarang bagi pejalan solo.
Skill bertebaran di mana-mana, tiba-tiba panah dingin terbang dari sudut tak terduga. Bahkan profesi pencuri mesum pun terpaksa berkumpul dalam grup dengan pasukan besar.
Lu Li tidak merasa dirinya kebal. Bagaimana jika dia terbongkar? Memang bisa kabur pakai Langkah Angin, tapi bagaimana jika waktu kebalnya habis dan dia terbongkar lagi? Kalau sial, Tanah Ibu pun tak bisa menipu kalian.
