Terbang dari Lembah Kabut ke Kamp Grob'mul, kerumunan di bawah semakin padat.
Pemandangan di hadapannya benar-benar menggemparkannya. Ribuan pemain berkumpul mengurung Kamp Grob'mul dalam tiga lapis luar-dalam. Dari pusat ini, asap mesiu pertempuran menyebar tak terhingga.
Ada yang berkelompok: ratusan lawan ratusan. Jarak jauh dan dekat saling terkunci. Cahaya putih kematian bertumpuk melesat ke langit. Peralatan bagus atau jelek, teknisi hebat atau payah, semuanya tak berguna. Belasan skill menghujam tubuh, atlet esports pun tak bisa berulah.
Pantas Ning dan kawan-kawan lari ke tempat terpencil, jelas-jelas tak berani mendekat ke sini.
Ada juga yang lebih kacau, sulit membedakan Horde dan Alliance, yang penting serang saja.
Di "Fajar" ada mode kubu yang khusus untuk menangani situasi seperti ini, jadi tidak perlu khawatir kena serangan kawan, lagipula ini cuma game.
Mekanika tidak bisa menembus tubuh pemain menjadi faktor pembatas utama. Meskipun ada puluhan ribu orang ingin serbu sekaligus, tapi wilayah terbatas sehingga harus diatur berlapis-lapis ke luar, menciptakan asap mesiu yang menyelimuti seluruh peta.
Dari dialog di saluran area, Lu Li mengetahui markas pasukan pemberontak Alliance sudah jatuh.
Semua NPC pasukan pemberontak telah dibantai habis, harus menunggu respawn besok. Inilah pemicu Perang Besar Lembah Duri.
Sebenarnya markas pemberontak sangat sederhana: tidak ada penginapan, titik teleportasi, bahkan NPC penting - setelah dihancurkan tidak banyak pengaruh bagi pemain Alliance di Lembah Duri yang biasa beraktivasi dari Teluk Harta Karun.
Tapi pemain Alliance tidak terima! Ini soal harga diri!
Wajah sudah babak belur dipukuli, kalau tidak membalas apa masih pantas disebut jantan?
Maka, perang besar yang belum pernah terjadi sebelumnya melibatkan jutaan pemain Alliance dan Horde, menyapu seluruh peta Lembah Duri pun dimulai.
Di peta yang konon memakan waktu hampir seharian penuh untuk dijelajahi ini, pertempuran berjejal sangat rapat di setiap sudut, dengan posisi inti berada di markas Horde Kampung Grom'gol.
Kampung Grom'gol bukanlah tempat sederhana seperti markas para pemberontak.
Di sini terdapat pasukan penjaga Grom'gol yang luar biasa besar, NPC, Komandan Yang Mulia Agrogosh, Sang Nabi Agung Mokvar Saldin - semuanya BOSS dengan level yang tidak biasa tinggi.
Menara panah, benteng meriam, naga terbang, kapal udara - jika ini belum cukup ekstrem, kamu masih harus menghadapi tentara bayaran dari Teluk Harta Karun.
Bahkan tanpa kehadiran pemain Horde, menghancurkan markas ini tetap bukan hal mudah bagi ribuan pasukan Alliance.
Untungnya jumlah personil kedua belah pihak tidak mencapai skala ribuan, hal ini membuat pertempuran sarat dengan ketidakpastian. Jika para pemain Horde tidak mempertahankan Markas Grom'gol dengan gigih, pemain Alliance memang akan menguasai markas ini cepat atau lambat.
Namun secara keseluruhan, para pemain Alliance berada dalam kerugian serius.
Lembah Duri seolah menjadi satu-satunya area di Azeroth yang belum tersentuh perang. Peradaban troll purba Gurubashi membangun kota megah yang dihuni troll dan goblin kemudian. Kota berubah menjadi reruntuhan, sementara troll terbelah menjadi suku-suku bermusuhan. Setelah Perang Ketiga, bangsa orc pimpinan Thrall dan sekutu Klan Dark Spear bermigrasi ke sini. Klan Dark Spear adalah bagian dari troll hutan yang telah meninggalkan kebiasaan kanibalisme.
Sebagian troll yang memisahkan diri dari Suku Dark Spear menyatakan bergabung dengan Horde, dan troll-troll ini tidak lagi menangkap pelancong untuk dimasak dan dimakannya.
Karena para troll ini, Horde pada dasarnya menguasai sebagian besar Lembah Duri. Pemain Alliance di peta ini harus melakukan teleportasi terlebih dahulu ke Teluk Harta Karun, kemudian bergegas ke medan pertempuran Markas Grom'gol. Sementara pemain Horde bisa melakukan teleportasi dari seluruh penjuru dunia ke Markas Grom'gol untuk ikut bertempur.
Sementara itu, pengadaan persediaan dan perbaikan peralatan juga dibatasi oleh faktor ini.
Pedang Penghakiman melancarkan serangan ke Markas Grom'gol dari arah timur laut dalam formasi grup terorganisir, mengalihkan perhatian sejumlah besar pemain Horde yang bertahan di sisi laut.
Sesame Paste Tangyuan mengaktifkan pintu teleportasi, pemain Pedang Penghakiman terus-menerus ditarik ke garis depan.
Secara visual, pertempuran seperti ini akan menyebabkan kerusakan yang cukup signifikan pada kekuatan serikat. Masalah peralatan tidak masalah karena tetap akan diambil oleh anggota serikat yang sama, namun ini terjadi di area liar - jika tewas akan kehilangan pengalaman.
Namun Pedang Penghakiman harus ikut bertempur, ini adalah kebutuhan yang lebih mendalam.
Ada yang namanya kohesivitas, ada perasaan yang disebut penghargaan kolektif. Orang-orang yang pernah ikut bertarung bersama secara kolektif itu benar-benar berbeda.
Di kemudian hari, ketika generasi penerjang bertanya kapan senior bergabung serikat, para senior bisa menjawab dengan bangga: "Dulu aku mengikuti San Ge dalam Pertempuran Markas Grom'gol!"
Gengsi langsung naik level, lebih berdarah panas daripada sekadar bergabung dari awal.
Genhao San tidak bisa menghubungi Lu Li yang sedang fokus leveling - orang ini memutus semua komunikasi - terpaksa membawa sebagian besar anggota serikat memasuki Lembah Duri. Dalam waktu kurang dari setengah hari, rata-rata anggota serikat sudah hampir mati sekali.
Sedih pun tak ada gunanya, pertempuran harus terus dilanjutkan. Tak ada yang mau menanggung cap pengecut. Serikat besar lebih mementingkan kehormatan ini.
Dari pihak Horde sesekali terdengar teriakan: "Perang dan kejayaan, darah dan Halilintar!"
"Untuk Ratu Sylvanas!"
“Peluklah kegelapan, graaak graaak graaak!”
“Untuk Horde!”
Sementara pihak Alliance membalas: “Kejayaan milik Alliance!”
“Untuk Raja!”
Ada juga yang berteriak berdasarkan profesi dan ras seperti “Cahaya suci menyertaimu”, “Tanah Ibu menipu kita” dan sebagainya. Lu Li yang melayang di langit sampai sakit kepala mendengarnya, dia terpaksa mempercepat kecepatan menuju posisi kubu kami.
“Aku datang.” Kalimat singkat Lu Li langsung meningkatkan kemampuan bertarung seluruh persatuan. Pertahanan Horde di seberang hampir jebol.
“Di mana? Kamu yang pimpin saja, aku benar-benar tak bisa menembus tembok pagar ini.” Genhao San melegakan napas, langsung hendak menyerahkan kendali tim. Dia sudah terjebak situasi sulit tanpa tahu harus berbuat apa.
“Aku di langit atas kalian.” Lu Li mengamati sejenak lalu berkesedihan: “Gantiku pun sama, keunggulan geografis Horde terlalu besar. Meski kita hancurkan pagar, bagaimana menghadapi pembunuhan diam-diam oleh pemain dan NPC tetap menjadi masalah.”
“Tidak masalah, yang penting bisa menyerbu masuk. Sampai sekarang belum ada yang berhasil mencapai tembok pagar.” Genhao San sama sekali tidak menunjukkan rasa jijik.
Sebenarnya dia tidak pernah berniat mengganggu Markas Grom'gol. Selama Serikat Pedang Penghakiman bisa tampil lebih menonjol dibanding serikat lain, tujuan partisipasi mereka dalam perang ini sudah tercapai. Ini sebenarnya adalah alam semesta yang penuh ketidakberesan.
“Pasukan di kanan tetap di posisi, tambah kekuatan serangan ke sisi kiri. Nah, saya beri koordinat.” Dari langit, Lu Li bisa melihat penyebaran pasukan lawan.
Dengan cara ini, mereka benar-benar berhasil menembus garis pertahanan terluar. Pemain Horde mulai merasakan tekanan tinggi, bahkan satu kali pasukan penyerang Pedang Penghakiman hampir mencapai dasar tembok pagar.
Pasukan bergerak Horde di dalam markas bereaksi cepat, ditambah serangan busur silang dari menara panah yang terlalu cabang, akhirnya Pedang Penghakiman tetap gagal meraih kemenangan.
Meski begitu, semangat pemain Alliance langsung melonjak tiga bagian, bahkan situasi pertempuran di sekitarpun mengalami perubahan. Untuk sementara waktu, semua sorotan tertuju ke arah timur laut Pedang Penghakiman.
