“Pasti itu seorang gadis.” Elise terdiam lama, baru tersenyum setelah Lu Li mengira kebohongannya akan terbongkar.
Astaga, bagaimana cara seorang maestro melihat ini? Setan tahu apakah pencipta barang ini laki-laki atau perempuan.
"Benar, Nyonya Aeliz, kebijaksanaanmu menerangi tanah ini." Lu Li terpaksa melanjutkan percakapan mengikuti alur pembicaraannya, sambil menunjukkan ekspresi malu seolah rahasianya terbongkar.
"Cinta adalah hal terindah, tak mengenal usia maupun ras. Semoga restu menyertai kalian berdua." Aeliz mengusap-usap perlengkapan Lu Li sambil berkata.
"Terima kasih, dan syukur pada Dewi Bulan yang mempertemukanku dengan sumber detak jantungku." Terlalu banyak membaca karya penyair pengembara, Lu Li lancar melantunkan bait-bait puisi meski tak pernah mengenyam pendidikan formal, apalagi punya sel seni.
Draenei dalam bahasa Eredar berarti Yang Diasingkan. Para keturunan Eredar ini dikejar-kejar Kil'jaeden selama ribuan tahun, menjelajahi sebagian besar alam semesta yang dikenal dan mengunjungi berbagai dunia demi mencari pelabuhan aman.
"Pengalaman hidup seperti orang Gipsi memberi mereka sel seni yang tak terbatas, segala penderitaan pun tak menghentikan pikiran romantis mereka."
Meski Ailizi adalah maestro, skill Tailor cukup mudah di-upgrade asalkan ada material, sehingga usianya tidak terlalu muda, setidaknya dari permukaan tubuhnya masih terlihat sebagai wanita sejati yang anggun dan mempesona.
"Peralatan ini bisa kuperbaiki, hanya perlu menambahkan beberapa material langka." Ailizi berkata dengan keseriusan, meski menurutnya peralatan ini sudah tak bernilai untuk diperbaiki, tapi setelah mendengar penjelasan Lu Li tentang maknanya, ia dengan senang hati mengeluarkan material langka. Begitu menyangkut emosi, selalu muncul banyak konsekuensi tambahan.
Harus diakui, akting Lu Li memang bagus, sementara sifat polos Ailizi justru membuat orang tak bisa menahan tawa.
"Terima kasih, izinkan aku membayar imbalan yang pantas." Lu Li berseri-seri penuh sukacita.
Sampai tahap ini, tugas sudah terpicu hampir semua, paling-paling hanya ada beberapa tugas selanjutnya yang sedikit lebih rumit, dengan level dan peralatan Lu Li sepenuhnya tidak jadi masalah.
Benar saja, Elise mulai memberikan tugas: "Jika kamu berminat, bisakah membantu saya melakukan beberapa hal?"
"Dengan senang hati melayani Anda, wanita terhormat." Tugas-tugas ini juga bisa tidak diambil, tidak mempengaruhi proses perbaikan peralatan. Banyak pemain akan mengalami keraguan, kalau begitu tugasnya akan terlewat.
Niat asli Lu Li justru pada tugas-tugas lanjutan ini, bukan sekadar memperbaiki peralatan.
"Di desa kami orang Draenei, kami mendaur ulang kain bekas untuk membuat tambalan baju atau membuat armor ringan. Sayangnya sebagian besar persediaan saya telah dirampas atau dihancurkan dalam perang baru-baru ini." Elise menjelaskan.
"Boleh tahu siapa yang begitu kejam, sampai kain bekas pun tidak dilepaskan?" Lu Li berpura-pasa geram.
Pada saat ini, jangan sekali-kali mengatakan bahwa kamu memiliki kain baru di sini, atau menawarkan untuk membelikannya. Begitu melakukan hal seperti ini, Eilise akan menerima kebaikanmu dengan dingin, dan setelah memperbaiki peralatannya akan langsung mengusirmu pergi.
Jangan meremehkan kain bekas. Kain bekas tidak sama dengan sampah. Sisa kulit naga yang tersisa tetap merupakan kain bekas, dan sisa kain dari pembuatan armor kulit naga juga sangat berharga.
Selain itu, Eilise adalah pribadi yang hemat. Kamu tidak boleh mempertanyakan kualitasnya.
"Mereka adalah Elf Darah itu. Mereka menyerang pesawat ruang angkasa kami," kata Eilise sambil mengerutkan kening. Tampaknya dia belum pernah benar-benar melihat Elf Darah, mengingat dia bukan personel pertempuran.
Orang yang polos seperti ini sulit memiliki kebencian yang mengakar dalam tulang dan sumsum.
Ketika pemain mencapai level 70 dan tiba di Benteng Badai di Daratan Terlarang, mereka akan menemukan tiga kapal satelit yang mengambang di tiga sudut sekitar kapal induk luar angkasa raksasa ini - sementara satu sudut lainnya kosong. Ternyata itulah posisi seharusnya Exodar berada.
Saat Elf Darah merebut Benteng Badai bertahun-tahun lalu, Draenei berusaha kabur dengan kapal namun terkena tembakan pertahanan. Exodar yang mengeluarkan asap tebal pun meluncur ke kehampaan tak berujung, menghadirkan ras baru bagi Alliance.
Lu Li memahami sejarah itu dan sangat berbelas kasihan pada nasib Draenei. Dengan tegas dia langsung berkata: "Aku akan segera berangkat untuk membunuh para Elf Darah itu dan merebut kembali kain bekasmu."
"Ah, bunuh mereka..." Tampaknya Aeliiz tak pernah terpikir untuk menyuruh Lu Li membunuh, dia berkata dengan gugup: "Tidak perlu sampai membunuh, kamu cukup mencuri kembali kain bekas itu. Kurasa... kurasa mereka tak pantas kehilangan nyawa hanya karena beberapa kain bekas tak bernilai."
Sungguh lembut hati yang menggemaskan. Lu Li tidak terlalu menyukai gaya Santa wanita Draenei ini, tapi ia tak bermaksud menyanggah nilai-nilai tersebut.
"Baik, akan kucuri kembali semuanya tanpa menodai setetes darah pun." Lu Li memberi hormat singkat sebelum meninggalkan pondok Draenei. Ia menunggangi kuda perang Ksatria Tak Berkepala dan melesat keluar kota.
Di posisi tenggara Pulau Azuremyst yang terpencil terdapat markas Elf Darah. Mereka melakukan aktivitas mata-mata di sini untuk mengumpulkan intelijen bagi rencana Pangeran Kael'thas.
Adapun level...
Jangan sekali-kali menyamakan ini dengan NPC Elf Darah, mereka hanyalah monster liar level belasan yang sama sekali tidak mengancam Lu Li. Satu-satunya masalah adalah larangan melukai nyawa mereka.
Karena sudah berjanji pada Eriz, dia pasti akan menepatinya.
Menghormati perjanjian adalah prinsip universal di seluruh Azeroth, jangan meragukan keteguhan NPC.
Untung levelnya cukup tinggi: pertama-tama memukul target hingga pingsan dengan pukulan mematikan, lalu mencuri dan segera kabur. Elf Darah yang bangun marah ingin mencari pencuri tadi, tapi efek penyamaran Lu Li yang sempurna ditambah selisih level 20-30 membuat mustahil menemukan jejaknya.
Setelah mencuri beberapa barang sampah menyedihkan, akhirnya Lu Li berhasil mendapatkan "Kain Bekas".
Namanya benar-benar hanya Kain Bekas, tim desainer benar-benar malas berkreasi. Benda tugas seperti ini selain untuk diserahkan benar-benar tidak ada gunanya.
Eliz tidak meminta berapa banyak yang harus dicuri, Lu Li juga tidak bertanya. Namun berdasarkan guide yang pernah dibacanya, dirinya menyimpulkan seperangkat pengalaman praktis: 30 gulungan cukup untuk melanjutkan tugas, 300 gulungan akan meningkatkan rasa suka Eliz terhadapmu secara signifikan, sedangkan 3000 gulungan sama sekali tidak diperlukan.
Jika mengikuti tingkat drop seperti tadi, 3000 gulungan akan membuat Lu Li menghabiskan seharian penuh untuk mencuri tanpa hasil.
Satu gulungan, dua gulungan... Dari awal hingga akhir, dia selalu berhati-hati, tidak membunuh satu pun Elf Darah.
Tidak bisa membunuh monster, monster level belasan juga tidak bisa mencuri barang bagus. Proses pencurian monoton ini benar-benar menjemukan. Akhirnya Lu Li mengerti mengapa hampir tidak ada pencuri yang mau mengerjakan tugas ini.
Tingkat drop terlalu rendah, tugas yang tidak menarik, dan hampir tidak ada pencuri yang mempelajari skill Tailor.
Kecuali untuk merayu cewek, hanya orang bodoh yang mau mengerjakan tugas ini.
