Sudah lama Lu Li tidak menginjakkan kaki di arena pertarungan.
Saat ini arena pertarungan bahkan tidak memberikan pengalaman apalagi hadiah, lebih sedikit dibanding medan pertempuran. Hanya para maniak solo yang memilih menghabiskan waktu dan keringat di sini.
Alasan Lu Li memilih arena pertarungan daripada medan perang adalah karena arena tidak memiliki terlalu banyak faktor interferensi eksternal.
Saat memilih saluran pertarungan, sistem memperingatkan apakah akan menggunakan ID "Si Tanpa Nama". Di situ masih tersimpan rekor terakhirnya 23 kemenangan 0 kekalahan. Rekor ini sempat menjadi sensasi kecil kala itu, namun kini telah tenggelam dalam lebih banyak rekor lainnya.
Saat ini, dalam catatan arena yang masih tersimpan, yang lebih tinggi ada atlet esports klub Fajar Bersayap Shiyishao dengan 1456 menang 72 kalah, atlet Legiun Angin Kencang Ning dengan 1127 menang 66 kalah...
Peringkat teratas didominasi pejuang, diikuti pencuri dan penyihir. Profesi lain juga memiliki veteran arena dengan nilai mencengangkan, namun secara total pejuang/penyihir/pencuri masih lebih unggul.
Sebenarnya Ksatria juga bagus, sayangnya waktu pertempuran mereka terlalu lama sehingga jumlah pertandingan sulit ditingkatkan.
Seperti kata pepatah, arena selain koin tidak memberikan hadiah apa pun. Semua orang sibuk bermain dungeon untuk upgrade, tidak ada yang mau menghabiskan waktu seharian di sini.
Kecuali maniak PK yang suka solo, orang biasanya baru datang ke sini kalau benar-benar tidak ada kerjaan.
Setelah konfirmasi masuk, yang terlihat oleh Lu Li adalah wilayah yang mirip dengan papan tugas tentara bayaran.
Tempat ini disebut Aula Kejayaan, menggunakan teknologi ruang lipat. Meski terlihat seperti aula biasa, kamu bisa berjalan seharian penuh di sini tanpa mencapai ujung. Terdapat ratusan formasi teleportasi kecil yang bisa menampung puluhan ribu pemain sekaligus.
Tempat serupa di faksi Horde bernama Lembah Kejayaan, sama seperti Aula Kejayaan yang menjadi wilayah pertarungan para pemain arena.
Ini pertama kalinya Lu Li masuk ke sini dalam kehidupan ini. Sudah lama ia tidak menginjakkan kaki di arena. Kode "Si Tanpa Nama" yang ia buat untuk diri sendiri mungkin sudah terlupakan di sudut ruangan.
Seperti dalam kenangan, tempat ini campuran beragam orang. Bahkan ada bar, klub malam, bahkan beberapa orang menari striptease di depan umum.
Aula Kejayaan dan Lembah Kejayaan merupakan wilayah terlarang bagi anak di bawah umur. Jadi tidak ada istilah "meracuni generasi muda". Semua yang masuk sudah dewasa, dan orang dewasa tentu tidak murni seperti perpustakaan sekolah dasar.
Lu Li menghindari dua wanita yang berusaha menariknya untuk minum bersama.
Itu adalah pengalih minuman legendaris, minum bersama mereka tidak murah, beberapa yang terbaik bahkan bisa menguras pendapatanmu selama beberapa hari hanya dalam puluhan menit.
Ini adalah game, tempat seperti Aula Kejayaan yang terkesan berlebihan justru sangat populer di kalangan pemain.
Minuman sistem, minuman pemain, produk masakan, transaksi gelap material-peralatan, bahkan menyangkut industri hijau kebiruan. Konon, volume transaksi minuman di sini saja mencapai jutaan realitas per hari.
Lu Li pernah berdagang rempah-rempah di sini selama periode tertentu di kehidupan sebelumnya.
Dengan cekatan dia menemukan meja kosong, memesan anggur Lembah Duri yang relatif murah, meletakkan plakat nomor yang otomatis didapat saat masuk aula di atas meja, lalu membuka panel kompetisi dan memilih ruang pertarungan secara acak.
Keberadaan plakat di atas meja menjamin tidak ada yang akan merebut tempat duduk ini.
Lu Li masuk ke arena pertarungan dan menemukan prajurit yang bertugas sebagai penjaga podium. Prajurit itu mengenakan baju zirah perak yang terlihat sangat gagah dan cantik, tapi Lu Li langsung menilai ini hanya peralatan tingkat perak yang belum mencapai level 40.
"Saudara, kenapa masih menutupi wajah?" Prajurit itu tampak lega melihat lawannya adalah pencuri.
Saat ini prajurit memiliki tingkat kemenangan sangat tinggi di arena. Hanya penyihir profesional yang bisa mengalahkannya dengan taktik kite. Sedangkan pencuri biasanya dianggap seperti pangsit kulit tipis yang bisa diperlakukan semena-mena.
"Konfirmasi mulai saja, jangan buang-buang waktu." Lu Li tidak suka mengobrol sebelum PK.
Prajurit justru salah paham dengan ucapan Lu Li. Ia tersenyum lebar: "Buru-buru selesai buat apa? Bisa jadi setelah kukeluarkan, kamu malah masuk ke ruangan prajurit lagi. Belakangan ini yang buka ruangan kebanyakan prajurit."
“Aku ingin cepat-cepat mengeluarkanmu.” Lu Li menghela napas.
Apa sih anak ini harus dibilangin langsung baru senang? Awalnya nggak mau nyakitin, yuk selesai cepat biar nggak canggung-canggung amat.
“Waduh, jangan-jangan hari ini gue ketemu jagoan? Berani banget lo ngomong gitu.” Sang prajurit tertawa menganggap Lu Li cuma menggertak.
Melihat dia masih ingin berkoar-koar, Lu Li langsung menggunakan fungsi paksa mulai.
Fungsi ini belum ada saat kunjungan terakhir Lu Li, jelas baru ditambahkan. Setelah diaktifkan, pertandingan otomatis masuk hitungan mundur. Tapi jika Lu Li kalah, sebagai pihak yang memaksa, dia harus membayar ganda koin emas.
Wajah prajurit berubah, tangannya erat menggenggam kapak dua tangan, bersiap siaga penuh.
Berani menghabiskan koin emas untuk membuat ruangan tantangan, tentu dia punya kemampuan. Setidaknya paham prinsip "meremehkan musuh secara strategi, tapi menghargai secara taktik".
Lu Li juga paham prinsip ini. Meski tanpa menyamar, dia punya 99% keyakinan bisa mengalahkannya.
Saat pencuri menyamar, prajurit tak panik. Dia tampak puas dengan persepsinya. Bahkan jika dipukul pingsan dan terkena satu set skill, prajurit biasa biasanya tak kehilangan separuh HP.
Pertempuran terjadi lebih cepat dari perkiraan. Lu Li sama sekali tak berkeliaran.
Dia ingin melatih tekniknya, merasakan sensasi PK. Tak mungkin lawan yang levelnya jauh di bawah. Setelah menyergap sukses, pisau belatinya langsung melancarkan kombo skill. Pukulan terakhir Tulang Terkelupas mengosongkan HP prajurit seketika.
Ruangan ini pun menjadi miliknya.
Tujuan sebenarnya Lu Li adalah merebut ruangan. Membuat ruangan hanya butuh 1 koin emas, tapi wajib verifikasi identitas. Dia tak ingin terlalu mencolok dengan membuka arena tantangan untuk pemain bintang di arena pertarungan.
Setelah mengambil alih posisi bertarung, segera ada yang masuk ruangan untuk menantang.
Lu Li tanpa basa-basi langsung memaksa konfirmasi permulaan, tanpa memberi kesempatan si penantang mengucapkan kata-kata heroik.
Pemain baru ini kaget bukan main. Ia hanya asal masuk ruangan, tak menyangka bertemu orang berwatak gegabah. Bukankah biasanya orang saling tatap dulu, ucapkan kata-kata penyemangat situasi, baru bertarung sengit?
Melanggar pakem, Lu Li langsung masuk status penyamaran begitu hitungan mundur berakhir.
Pemain penyihir gelap ini membawa . Perempuan itu sangat menggoda, mengenakan zirah kulit yang nyaris tak menutupi bagian vital. Setiap gerakan memperlihatkan bayangan tubuh, sementara cambuk di tangannya bukan hanya attack damage tinggi tapi juga skill-nya cukup sehebat.
Di arena pertarungan, ia termasuk mampu. Setidaknya melawan pemain berkemampuan biasa masih punya tingkat kemenangan lumayan.
Tapi kali ini ia menghadapi tembok besi. Lu Li lebih dulu menghujankan Pukulan mematikan, lalu dengan cepat mengalahkannya — cuma makhluk panggilan, dihajar damage dealer utama Lu Li takkan bertahan lama.
